Hai mantan..
Udahan ngarepnya..
kalo masih ngarep apa fungsi dari kata Move on?🌞🌞🌞🌞
Mirza berjalan gontai memasuki kamarnya. Sejak pulang dari kos Yasmin, suasana hatinya sangat berantakan. Kini dia merasa menjadi manusia bodoh yang jahat.
Dulu Mirza selalu berusaha menjaga image yang baik agar tidak terlihat playboy. Selalu mencari cara agar pasangannya yang memutuskan padahal dirinya yang bosan. Tapi ini kali kedua dia merasakan kekosongan saat diputuskan.
Setelah membersihkan diri, Mirza segera merebahkan dirinya. Salah satu lengannya diletakkan di atas keningnya. Matanya terpejam kembali mengingat obrolannya dengan Yasmin tadi. Yang membuat hati Mirza hancur adalah ketika pertama kalinya melihat Yasmin menangis dan itu karena dirinya.
.
"Za.. selama ini.. selama aku jadi pacar kamu, apa yang kamu rasain?" Yasmin menatap wajah Mirza dan tepat pandangan mereka bertemu. Yasmin dapat melihat keraguan dimata Mirza.
"Kenapa kamu tanya itu?"
"Apa aku ga boleh tanya itu? Dari awal kita pacaran pertanyaan ini selalu pengen aku tanyain ke kamu, Za."
"Kamu ragu sama aku?"
Yasmin menggeleng, "Kamu yang ragu dengan diri kamu sendiri."
Mirza tak bersuara. Dia sendiri tak tahu apa yang harus dikatakan pada Yasmin. Hatinya kini bercampur aduk dengan berbagai perasaan.
"Za, kamu sadar ga sih selama ini kamu itu ga cinta sama aku?" pertanyaan Yasmin mampu membuat perasaan Mirza tertohok. Sesuatu yang mengenai tepat sasaran adalah tentang rasa cinta. Mirza lupa akan hal itu. Selama ini dia hanya sibuk berusaha melupakan seseorang dengan menyibukkan diri dengan berbagi perhatian namun ia lupa menaruh rasa cinta untuk Yasmin.
"Yas.. aku bener-bener-" Mirza menggeleng tak mampu melanjutkan kalimatnya.
"Kamu ga sadar? Terus selama ini, apa yang kamu rasain dalam hubungan kita?"
Mirza tak mampu menjawab. Dirinya tak memiliki kata-kata untuk merangkai kalimat pembelaan.
Yasmin mendesah dan menghembuskan nafasnya kasar. Sebenarnya Yasmin sangat tidak ingin berada di posisi ini.
"Aku cuma sekedar tempat kamu singgah kan? Kamu sedang berusaha lari dari Tari, dengan meninggalkan perasaan kamu sama dia. Tapi kamu malah jadiin aku pelampiasan. Kamu tuh brengsek, Za!" Yasmin tak dapat menahan emosinya. Air mata yang sejak awal ia tahan agar terlihat kuat ternyata tak mampu bertahan. Dirinya tak ingin terlihat lemah. Dia tak ingin terlihat menyedihkan disaat orang yang selama ini berstatus pacarnya ternyata tidak mencintainya.
Mirza terkejut melihat Yasmin menangis. Bagaimana bisa selama ini dia merasa hubungannya selalu baik-baik saja, namun ternyata Yasmin sudah memendam luka sangat lama.
"Kamu masih cinta sama Tari?" Yasmin menatap Mirza. Air matanya masih mengambang dipelupuk matanya walaupun sudah diusapnya dengan tangan.
"Jawab Za! Kamu masih cinta sama Tari?" Air mata Yasmin kembali mengalir. Pertanyaan ini memang akan menyakiti hatinya sendiri namun dia harus dengar jawaban langsung dari mulut Mirza.
"Aku ga tau, Yas.." jawab Mirza dengan kepala tertunduk. Hatinya kacau.
"Kamu ga tau? Kenapa kamu bodoh banget, Za? Aku aja bisa tau bagaimana antusiasnya kamu, saat sekedar mengobrol dengan Tari. Kamu sadar ga sih? Cara kamu memandang Tari itu beda ke aku, Za!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Mantan (End)
Teen FictionBertemu kembali dengan mantan pacar. Sebut saja Mentari. Gadis keras kepala yang pernah mutusin pacarnya hanya karena salah paham tapi gengsi untuk minta maaf. Setelah lama tidak bertemu, Mentari kembali dipertemukan dengan mantannya di kampus. Bag...