“Kak, buatin mi rebus dong," Dilla terus merayu Tari agar dibuatin mie rebus. Dilla termasuk anak yang tomboy dan jarang sekali bersentuhan dengan dapur.
“Mager ah. Buat sendiri sana. Tinggal rebus air aja apa susahnya?” Tari masih asik berbaring sambil main game ponselnya di kamar.
“Ya kan tinggal rebus air aja apa susahnya? Masa gitu aja mager?”
Tari memandang Dilla dengan mata yang seakan menusuk. Membuat Dilla pura-pura memandang sekeliling kamar tanpa arah yang jelas.“Yang laper siapa?” tanya Tari.
“Aku.”
“Terus kenapa harus aku yang masak?”
“Karena aku ga bisa masak.”
“Kan cuma masak mi doang, masa ga bisa?”
“iyakan cuma masak mi doang.. makanya bantuin dong. Kecuali aku minta buatin nasi kuning, baru mager namanya."
Tari kehabisan kata-kata. Tidak sanggup berdebat dengan Dilla. Tari meletakkan ponselnya di kasur. Lalu mengulurkan tangannya ke depan.
“Bangunin.”
Dilla dengan senang hati segera menarik tangan Tari hingga terduduk. Jika sanggup, ia rela menggendong Tari hingga dapur.
Namun bukannya senang, Dilla keluar dapur dengan wajah merengut karena baru saja Tari menyalakan kompor, gas nya sudah habis.
“Pesen online aja sana, pake ojol.”
“Mahal ah. Bisa dapat tiga bungkus mie kali.”
“Numpang dapur Rindu gih, sekalian minta masakin,” Tari tidak kembali ke kamar dan berjalan menuju ruang tv .
“Bener juga. Bye!” Dilla segera berlari membawa mie dan telor yang akan dimasak di rumah Rindu.
Dilla melihat sepatu yang belum pernah ia lihat di rumah Rindu, berarti ada tamu.
“Oohh.. jangan-jangan Kakaknya Rindu datang dari Surabaya, sama calon suaminya. Masuk ga yaa? Tapi lapeer," Dilla masih saja di depan pintu hingga pintu terbuka.
“Dilla ngapain di situ??” Rindu keluar bersama seorang gadis cantik yang Dilla yakini Kakak Rindu, Kak Kasih.
“Mau numpang masak mie, gas di kosan habis," Dilla menunjukan sebungkus mi dan telor di tangannya.
“Masuk aja. Anggap aja rumah sendiri, kaya biasa,” Rindu memeletkan lidahnya. Dia tahu, Dilla pasti minta dia memasakkannya. “oooiyaa.. kenalin ini Kak Kasih. Kak, ini Dilla temen sekelas aku, dia ngekos di sebelah," Rindu memandang Dilla dan kakaknya bergantian.
.
Kepergian Rindu dan Kakaknya, yang katanya mau ke mini market membuat Dilla kembali ke kosan. Tidak mungkin meminta Mama Rindu yang masak, satu-satunya cara yaitu kembali membujuk Tari kembali.
“Kak, masak mi goreng yuk?” Dilla kali ini terpaksa mengganti menu dari mi rebus menjadi mi goreng agar Tari bersedia membantunya dengan ditambah sogokan sebungkus mi goreng. Tari pasti tak menolak.
“Bukannya tadi mi rebus?” Tari masih asik nonton Upil Ipil.
“Biar bisa makan berdua. Yaa? Yaa? Yaa?”
“Kenapa ga minta ke Rindu?”
“Ada Kakanya, terus mereka pergi ke mini market. Ayo doong.. udah laper niih.”
Tari mengalah. Kasian juga sejak pulang sekolah dia merengek hingga sore.
“Dil, ada cowok di dalam?” Tari dan Dilla berhenti didepan pintu karena melihat sepasang sepatu yang sudah Dilla lihat sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Mantan (End)
Teen FictionBertemu kembali dengan mantan pacar. Sebut saja Mentari. Gadis keras kepala yang pernah mutusin pacarnya hanya karena salah paham tapi gengsi untuk minta maaf. Setelah lama tidak bertemu, Mentari kembali dipertemukan dengan mantannya di kampus. Bag...