Hai mantan lovers..
Masih sanggup liatin mantan?🌞🌞🌞🌞🌞
“Kak...! Kak Tari.. buka..” terdengar suara beserta ketukan pada pintu kamar Tari membuat gadis itu terpaksa bangkit dari tidurnya.
“Iya sebentar," Tari berjalan gontai menuju pintu, “loh? Rindu? Kok belum berangkat sekolah? Dilla udah pamit tadi," Tari melihat wajah khawatir serta panik Rindu.
“Kak.. kakak hari ini ga kuliah, kan?”
“Enggak, tapi nanti mau ngerjain tugas keluar.”
“Kak, tolong aku jagain Kak Mirza, ya? Dia lagi sakit. Aku kalo hari ini ga ada ulangan, aku mau bolos aja, tapi nanti ada ulangan,” Rindu sudah memasang wajah ingin menangis.
“Kak Mirza sakit?”
“Iya.. badannya panas banget. Dari tadi subuh udah aku kompres tapi masih belum turun. Kak, pliiisss tolong yaa... aku harus sekolah," Rindu mengatupkan kedua tangannya memohon pada Tari.
“Tapi aku ga enak masa dirumah kamu? Ada Kak Mirza pula.. ntar apa kata tetangga?”
“Kak Tari di dalam aja. Yaa?..Yaa? Aku pergi sekolah dulu. Janji nanti langsung pulang. Assalamualaikum..” Rindu segera berlari karena setengah jam lagi dia bisa terlambat.
“Kenapa pake acara sakit segala, sih?” Tari kembali masuk ke kamar, setelah sedikit rapi barulah menuju rumah Rindu.
.
Tari mendorong pintu yang telah Rindu kasih tau letak kamar Mirza. Lalu melongokan kepalanya melihat keadaan di dalam kamar. Terlihat onggokan selimut tebal tengah membungkus badan seseorang hingga leher, bagian kepalanya terdapat handuk. Tari berjalan mendekat.
“Kak Za..” tak ada respon dari panggilan Tari. Sepertinya pria itu tidur.
Tari duduk di sisi ranjang. Menyentuh handuk yang menjadi kompres pada keningnya.
“Yaampuun panas banget," Tari mengambil handuk yang terasa hawa panasnya. Handuknya saja panas bagaimana dengan kulitnya? Dengan perlahan Tari meletakkan tangannya pada kening Mirza. Baru sebentar Tari langsung mengangkat tangannya.
“Kak Za..” masih belum ada respon yang Tari dapatkan. Lalu mengguncang pelan tubuh yang terbungkus selimut.
“Hmm..” terdengar gumaman lemah namun matanya masih terpejam.
“Kak Za bangun dulu..”
Mirza berusaha membuka matanya sedikit, “Tari..” gumamnya lagi.
Melihat Mirza yang sangat lemah Tari membiarkannya untuk tetap tidur. Tari segera mengambil baskom yang Rindu gunakan untuk mengompres Mirza, lalu kembali meletakkan handuk di keningnya agar panasnya agak berkurang. Tari membuka lemari mencari selimut yang agak tipis agar hawa panas tubuh Mirza tidak terkurung selimut tebal.
“Kok bisa demam gini sih?” Tari bergumam sambil menarik selimut Mirza lalu mengganti dengan yang baru.
Setelah itu Tari pergi ke dapur untuk membuatkan bubur. Mantannya itu harus minum obat, jadi perutnya harus diisi dulu. Sesekali Tari mengecek kondisi Mirza sambil mencelupkan kembali kain kompresnya agar panasnya turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Mantan (End)
Fiksi RemajaBertemu kembali dengan mantan pacar. Sebut saja Mentari. Gadis keras kepala yang pernah mutusin pacarnya hanya karena salah paham tapi gengsi untuk minta maaf. Setelah lama tidak bertemu, Mentari kembali dipertemukan dengan mantannya di kampus. Bag...