6

108 11 0
                                    

Aku melihat ke arah mereka berempat yang terlihat kaget ke arahku.

"I-itu serius Rega me-megang tangan nya?" tanya Vino gugup,

"Timmy?" Wajah Aldi kebingungan.

Geo dan Ressa masih diam melihat kejadian ini,

Btw dia memegang tangan ku dengan kuat, aku bisa merasakan nya.

Aku berbalik kebelakang,

"Apa?"

"Gue mau bicara sama lo,"

"Hmm oke, tapi—"

"Please gak ada tapi-tapi." potong nya.

Aku melirik ke arah Vino dan Aldi sesekali.

Tampaknya mereka kurang mengerti,

Pandangan ku lari ke arah Geo dan juga Ressa.

"Kalo gitu kita diluar aja dulu guys!" ajak bang Geo,

Hmm,

Setelah mereka berempat keluar hanya tinggal aku sendiri,

"Nah sekarang lo mau ngomong apa?"

Sunyi, sepi, hening tak ada suara lain dari kami berdua namun tangannya masih tetap di keadaan yang sama.

"Reg?"

"Apa lo ada saat kejadian ini semalam?"

BLUSHH!

Otak ku ngeblank setelah mendengar pertanyaan nya.

"Gak ada, gue aja baru dapat info dari sekolah." jawabku.

Wajahnya terlihat gelisah, apa yang sedang ia pikirkan saat ini.

"Apa benar itu bukan lo? Gue ngerasa ada lo saat di kejadian itu." ujar nya.

"Hmm, serius?"

"Iya serius, karna gue masih sedikit sadar ketika ada seseorang yang berbadan tidak terlalu tinggi merangkul gue setelah itu gue tidak tahu apa-apa dan pandangan gue menjadi gelap."

Shit! Ternyata saat aku rangkul ni orang masih sadar,

"Ah mungkin masih dalam pengaruh pikiran lo yang terlalu menguras banyak tenaga jadi lo mikir yang bukan-bukan." jawab ku asal.

"Oh iyaa, jangan lupa kalo gue udah sembuh lanjut lagi kan gelud nya?" tanya nya.

"Yaelah lu aja kondisi seperti ini bakal kalah sama gue, walau pun lo udah sembuh tetap bakal kalah!" jawabku.

"Kita lihat saja nanti,"

Aku mengacungkan jempol lalu aku balikan di depan dia, dia tertawa kecil.

"Lo ini yah udah tahu bakal kalah kenapa harus sok-sokan gitu!" katanya kesal.

"Belum tentu benar kan gue kalah?"

"Tim, tentang baju lo—"

"Sudah, gue duluan yahh bakal banyak tugas nii."

"Hmmm,"

"Byee."

Saat ku pergi ke arah pintu, setelah pintu hampir terbuka dengan tangan ku yang masih melekat di gagangnya terdengar suara panggilan lagi.

"Tim!"

Aku menoleh pelan.

"Besok datang lagi gak?"

Aku tersenyum. "Insyaallah,"

Dia tidak tersenyum, lalu aku keluar dari ruangan tersebut dan bertemu dengan mereka berempat.

RAKSASA MALAM [BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang