22

1K 104 12
                                    

London

Beberapa Hari Sebelum kembali ke Thailand.

"Lo coba pelajari semuanya ini New,  pelajari apa bedanya. "

New menatap beberapa gelas berisi aneka minuman dia atas meja makan. Disisinya Gulf berdiri memperhatikan.

"Bedain gimana?  Itu semua minuman kan?  Teh kopi soda susu jus. Bedanya ya itu. "

"Jika sulit dibedakan dari warna, coba cium dan rasakan. "Gulf.

New menurut saja dan mencicipi aneka macam minuman itu. Tidak ada yang aneh New rasakan dari semua minuman itu.

"Ga ada yang aneh. "

Gulf memberikan satu gelas baru berisi teh yang secara kasat mata terlihat mirip dengan gelas teh yang ada.

New mencicipi teh itu dan ia merasa sedikit lebih pahit.

"Secara warna,  tidak ada perbedaan yang berarti. Namun,  disaat kau mencicipi teh itu. Ada rasa pahit yang berbeda. Bukan pahit teh,  tapi obat. "

New menatap Gulf. "Apa yang kau masukan kedalam teh itu? "

"Obat yang aman. Disini,  gue akan ajarkan lo gimana cara bedain yang aman dan tidak. New, kita akan kembali ke Istana. Sekarang kita berbeda, dulu disana mungkin saja kita tidak terlalu peduli dengan semuanya. Tapi,  sekarang ada Purim. Lo harus lebih pinter dalam melindungi Purim dan diri lo sendiri. "

Gulf yang sudah berpikir terlalu jauh itu mengajari New cara membedakan sesuatu yang aman dan tidak. Yang akan berguna dikemudian hari.

.....

Pavilliun New.

Hari sudah pagi,  New masih berbaring dalam dekapan putra Mahkota.

"Sudah saatnya Purim masuk sekolah. Aku ingin mengantarnya dihari pertama dia sekolah. "Putra Mahkota.

"Tentu. Tapi, tolong jangan pengawalan yang ketat Tay. Aku tidak mau Purim merasa sangat diawasi dan tidak nyaman. Aku ingin dia menjadi anak yang bisa bersosialisasi dengan teman-temannya. Tidak dibatasi oleh aturan Istana. "

"Tentu saja. Jangan khawatirkan hal itu. "

"Jam sekolah disini sedikit lebih lama dibanding saat di London. Akan lebih lama aku berpisah dengannya. "

"Kau pikir begitu?  Jika demikian, kenapa tidak tambah anak saja. Kau tidak akan kesepian lagi. "

"Tay. "

"Candaa. "

"Jika menurutmu itu benar, kabulkan. Tay. Beri aku anak. "

"Permintaan dikabulkan! "

.....

Krist sudah rapi seperti biasanya,  ia menuju Pavilliun untuk membangunkan New. Krist berdiri depan pintu kamar itu dan saat akan mengetuk pintu itu,  krist mendengar sesuatu yang membuat wajahnya memerah.

"Ooh. Okeh, gapapa. Gue masih suci. "

Krist kembali ke kamarnya dan membangunkan Purim untuk bersiap sekolah.

.....

Ruang Makan Anggota Kerajaan.

Sejak adanya Purim di Istana,  perhatian semua orang tertuju kepadanya.

Bahkan berebut untuk mengatarkannya sekolah dihari pertama.

"Tapi,  papa yang biasanya mengantar Purim sekolah. Atau paman yang akan mengantarku. "

KINGDOM : War In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang