25

931 83 2
                                    

Taman Istana.

Beberapa dayang istana sedang disibukkan dengan menyiapkan tenda di pinggir danau, dayang lain menyiapkan alat pancing untuk memancing. Kepala dapur istana menyiapkan minuman segar dan buah potong yang dilumuri sedikit madu di atas meja.

Frank. Putra kedua dari Putra mahkota itu masih dengan seragam sekolahnya, ia ngamuk tidak mau berganti pakaian. Frank ngamuk untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan tidak mau menundanya lebih lama. Kedua pamannya pun tidak mampu menangani disaat anak itu dalam mode gahar. Bahkan, Putra mahkota sendiri sebagai ayah tidak mampu melakukannya. Hanya sekedar menyuruh anak itu untuk berganti pakaian pun tidak bisa.

"Anak itu hanya sedikit patuh kepada papa nya. "Ratu duduk di bawah tenda yang besar mengawasi cucu nya.

"Sudah saatnya bukan bagi kita untuk mengendalikan anak nakal itu. "Ucap Raja yang datang untuk ikut bergabung dalam acara memancing.

"Anak kecil tidak untuk di kendalikan, jangan coba-coba untuk melakukannya. "Ratu.

“tatakrama sangat dijunjung tinggi di Istana. Dia bukan warga biasa yang mungkin saja bisa bebas diluaran sana, Ini Istana. Dia harus tau statusnya dan bersikap sebagaimana mestinya. “ Ucap Sang Raja menekankan.

Ratu menatap Sang Raja.

“Begitu kah ? sekarang aku tanya kepadamu yang Mulia, Siapa anak itu ? Apa statusnya di Istana ini ?”Ratu menatap Raja meminta kepastian.

“Dia, Dia kan cucu kita. Putra dari Tay. “

“Apa statusnya ? yang aku tau, jika Tay atau Plan memiliki keturunan maka statusnya adalah seorang Pangeran atau seorang Putri. Sudahkah kau memberikan gelar itu kepadanya ?”Tanya Ratu.

“Namtan. Untuk hal itu-“

“Sudahlah Joss. Aku sudah Lelah dengan segala keraguanmu, aku pergi. Jangan harap kau punya kendali terhadap anak itu, status saja kau tidak jelas kepadanya. Jangan berharap lebih jika kau saja tidak memenuhi kewajibanmu. “

Ratu Namtan pergi dan ikut bergabung dengan para dayang yang direpotkan oleh Frank.

Sang Raja menatap Ratu yang ikut memancing di pinggir danau. Dalam benaknya ia membenarkan ucapan Ratu. Dirinya begitu ragu dalam mengambil keputusan status kedua cucunya.

….

“Dimana Nenek ? “

“Tuan muda. Ibu Suri sedang ada urusan,  jadi-"

Anak itu berlari menuju Pavilliun Ibu Suri. Para dayang berlari untuk menyusulnya namun tak terkejar. Anak itu berlari dengan sangat cepat.

Raja dan Ratu yang melihat tingkah cucunya itu hanya menggelengkan kepalanya.

"Anak itu,  lebih bandel dibanding kakaknya. "Ratu Namtan mengambil satu alat pancing dan melemparkan kail pancing itu berharap mendapatkan seekor ikan.

.....

Pavilliun Ibu Suri.

Ibu Suri sedang berbincang dengan Calon Putri Mahkota yang baru. Disana pula ada New yang memang ditugaskan dalam mendampingi selama calon putri mahkota itu mempelajari tatakrama istana yang sama sekali begitu kaku dan asing bagi dirinya.

"Sudah sangat lama rasanya,  Raja tidak juga turun tahta sebab satu dan lain hal. Pernikahan itu harus segera dilakukan. Agar Putra Mahkota segera naik menjadi Raja berikutnya. "

"Saya, masih harus banyak belajar Yang Mulia. Ratu memberikan saya waktu yang cukup lama. "

"Tapi tak berarti kau bisa santai nona. "Ucap Ibu Suri.

KINGDOM : War In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang