original: 20 Juni 2021
minor revision: 27 Des 2021
***
"Draco, kemari."
Draco terdiam sejenak, sebelum akhirnya bangkit perlahan dari bangku berlengan tempatnya duduk. Harry tidak menatap langsung Draco, takut penyamarannya terbongkar. Tahanan yang lain didorong mundur oleh Greyback, membuat Harry berdiri tepat di bawah tempat lilin.
"Jadi, apa kau mengenalinya, nak?"
Draco terdiam, ia mencoba menggeleng, tetapi rasa takut semakin menjalar ke tulang belakangnya. Dia terpaku, terdiam di sana, tak mengangguk maupun menggeleng. Dirinya mencoba memikirkan segala jawaban yang bisa meloloskan Harry dari tempat ini, namun di saat yang bersamaan pikiran egoisnya memikirkan bagaimana agar Harry masuk ke penjara bawah tanah, setidaknya untuk menemui cara agar Lyra, Dean Thomas, Luna si gadis pirang dari Ravenclaw, dan Ollivander terbebas dari bawah sana, toh, The-Boy-Who-Lived akan terus bertahan hidup. Namun Draco membuang pikiran itu jauh-jauh, sadar bahwa pikiran bodoh seperti itu hanya akan memperburuk semua keadaan ini.
Lucius berjalan mendekati Draco, sudah tak sabar mengetahui jawaban dari pertanyaan Greyback. Pandangannya mengarah tepat pada putranya yang terlihat sedikit gemetar.
"Well, Draco? Jadi apakah itu dia, Harry Potter?" tanyanya dengan nada amat tertarik.
Draco memutuskan untuk memberi jawaban ambigu, dirinya mencoba berpikir jernih di tengah segala kekacauan ini. Perlahan, Draco berkata, "Aku.. Aku tidak yakin itu Potter."
Greyback mendadak maju selangkah ke depan, membuat Draco mundur selangkah ke belakang. Lucius menekan tubuh Draco ke depan, memaksanya menatap Harry.
"Lihat baik-baik dari dekat, Draco. Apakah dia Harry Potter? Ingatlah, son, kalau kita menyerahkan Potter ke Dark Lord kita semua akan dimaafkan," desis Lucius berusaha mempengaruhi Draco.
Greyback sedikit menggerutu, tetapi Lucius mengabaikannya dan mendekati Harry dengan tatapan tertarik. Matanya menyusuri setiap inci wajah Harry yang terlihat bengkak itu, Draco semakin khawatir dan pandangannya mulai memburam, pikirannya melayang kemana-mana. Greyback dan Lucius membicarakan sesuatu, namun Draco tak dapat lagi mendengarnya.
"Oh, tunggu, apa ini bekas luka? Bagaimana menurutmu, Draco?"
Kesadaran Draco segera kembali, namun lagi-lagi ia menggeleng, berpura-pura tidak mengetahui bahwa di hadapannya sedang berdiri sosok Harry Potter.
"A-Aku tidak yakin."
Lucius mendecak pelan, dan melepaskan Draco dari genggaman tangannya, tanpa membuang waktu Draco langsung berjalan mundur menuju Narcissa yang berdiri di dekat perapian. Narcissa akhirnya angkat bicara, "Sebaiknya kita benar-benar memastikan ini adalah Harry Potter sebelum menyerahkannya pada Dark Lord. Jika ini bukanlah Potter, kau tahu apa konsekuensinya, bukan? Kita harus berhati-hati."
Lucius berbalik, pandangannya lurus menatap istrinya, sebelum akhirnya mengangguk perlahan. Bibirnya membuka, mencoba mengucapkan sesuatu, namun geraman Greyback memotongnya bicara.
"Lalu bagaimana dengan mudblood kotor ini?"
Draco menyumpah dalam hatinya, berharap manusia serigala yang gila itu terdiam untuk sejenak. Lucius mengalihkan pandangannya pada Hermione dan memicingkan matanya. Narcissa juga ikut memandang ke arah Hermione dan menaikkan sebelah alisnya.
"Ini Granger bukan? Sahabat Harry Potter yang saat itu muncul di halaman depan Daily Prophet, bukankah begitu, Draco?" tanya Narcissa pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mask
FanfictionLyra Charlotte White, gadis sempurna dari asrama Gryffindor, salah satu sahabat dari Harry Potter, seorang pureblood yang elegan nan ramah. Setidaknya begitulah yang dipikirkan semua orang. Sayangnya tak ada yang sempurna di dunia ini, begitu pun L...