original: 5 Juli 2020
minor revision: 12 Nov 2021
***
"Cru-"
"Sectumsempra!"
Draco terjatuh, kemejanya penuh rembesan darah. Lyra tak bisa menahan diri untuk diam saja, jadi dia keluar dari tempat persembunyiannya dengan wajah khawatir, bahkan air matanya makin mengalir deras. Ya, kalian tidak salah baca. Seorang Lyra, yang hidup tanpa emosi selama 10 tahun ini menangis.
"Draco!"
Lyra berlari menghampiri Draco yang terjatuh, dan tepat setelah itu, Snape datang dan merapalkan mantra Vulnera Sanentur untuk menghentikan pendarahannya, sekaligus menutup lukanya.
Lyra menatap tajam pada Harry, yang kemudian pergi begitu saja. Waktu makan malam telah selesai, dan keduanya segera pergi ke Ruang Rekreasi.
"Hey, apa yang terjadi? Kenapa kalian berdua memasang wajah begitu?" tanya Ron yang sedang bersantai di sofa.
"Tanyakan saja pada Harry yang bisa-bisanya sembarangan melukai orang," ucap Lyra dengan nada dingin, geram.
Lyra tidak peduli lagi soal hal yang lain. Baru kali ini. Baru kali ini ia merasa semarah ini. Baru kali ini ia merasa kesal. Baru kali ini...
"Apa maksudmu, Lyra?! Kau tahu sendiri kalau si Malfoy itu hampir 100% adalah Death Eater! Dia hampir mengutukku pula! Bagaimana mungkin kau membelanya?!" teriak Harry marah.
"Kau yang menguntitnya, Harry, kau datang secara tiba-tiba dan mengagetkannya, dan itu sama sekali bukan pembelaan kau melemparkan mantera yang belum kau ketahui! Bagaimana kalau dia mati, huh?! Itu salahmu, dan ta-da! One way pass ke Azkaban, lagipula belum jelas kalau Draco adalah Death Eater," ucap Lyra lagi dengan penuh penekanan.
Harry menyunggingkan senyuman miring mendengar perkataan Lyra.
"Oh, ya? Kau yakin Malfoy itu bukan Death Eater dengan kutukan Cruciatus yang tiba-tiba dia lemparkan?Lagipula sejak kapan kau memanggil Ferret itu dengan nama depan?" tanya Harry lagi dengan pandangan menusuk.
"Kurasa Harry benar, Lyr. Sejak kapan juga kau memanggil Ferret sialan itu dengan nama depan? Waktu itu dugaanku kau hampir memanggil nama depannya juga benar kan? Aku juga merasa kau sering membela Malfoy itu belakangan ini, ada apa sebenarnya denganmu? Mau membela kekasihmu?" tanya Ron dengan pandangan menusuk pula pada Lyra.
Lyra menggeram kesal pada mereka, lalu terdiam. Ia menghela napas lalu mencoba mengatur napasnya, menenangkan dirinya.
"Okay, aku minta maaf kalau itu maumu," ucap Lyra dengan nada setengah tidak terima.
"Kami tidak akan menerima permintaan maaf palsu itu lagi, Lyra! Kau meminta maaf juga tadi siang, dan sekarang kau terang-terangan membela Ferret itu! Kau sama sekali tidak mengerti perasaan kami ditipu dua kali olehmu," seru Ron dengan wajah marah yang hampir semerah rambutnya.
Lyra memasang wajah kosong. Ia sudah mencoba meminta maaf pada Harry dan Ron, lalu dibalas seperti itu. Ya, Lyra mengerti. Dia yang tidak punya perasaan mana mengerti tentang perasaan Harry dan Ron. Lyra sudah cukup lelah sekarang, padahal, ia akhir-akhir ini mulai berpikir, memiliki emosi tidak buruk juga. Ia bisa merasa senang di sekitar sahabatnya. Ia pikir, dengan bersama sahabat-sahabatnya ini, Lyra bisa mengerti perasaan mereka.
"Baiklah kalau begitu. Aku yang tidak punya emosi ini mana mengerti tentang perasaan kalian. Kalau begitu, Stupe-"
"Expelliarmus!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mask
FanfictionLyra Charlotte White, gadis sempurna dari asrama Gryffindor, salah satu sahabat dari Harry Potter, seorang pureblood yang elegan nan ramah. Setidaknya begitulah yang dipikirkan semua orang. Sayangnya tak ada yang sempurna di dunia ini, begitu pun L...