twenty three: Trial Day

1.3K 198 8
                                    

original: 28 Okt 2020

minor revision: 22 Des 2021

***

Beberapa hari sudah berlalu, Lyra masih harus dirawat di St. Mungo karena kondisinya belum benar-benar pulih. Sembari menunggu dirinya pulih dan pikirannya cukup stabil, ia mengejar semua esai yang terbengkalai karena ia tak bisa keluar dari ruangan penyiksaan.

Oswald dan Charlotte sendiri sudah dibawa oleh petugas kementerian, dan rencananya trial mereka akan dilaksanakan sebulan lagi, dengan Lyra sebagai korban sekaligus saksi. Di dalam hatinya, Lyra masih sedikit tidak percaya. Ia bisa hidup bebas tanpa perintah orang tuanya, tanpa perlu berpura-pura sesuai keinginan mereka.

Dan lagi, semua penyiksaan itu berakhir. Benar-benar berakhir. Sebuah senyuman kecil terulas di bibirnya ketika mengingat hal itu. Namun bibirnya kembali datar ketika ia mengingat tentang Draco. Benar, Draco sekarang seorang Death Eater, dan seingatnya, ia harus melakukan sebuah misi.

'Memperbaiki The Vanishing Cabinet,' ucapnya dalam hati.

Draco sendirian, tidak ada yang tahu alasannya menjadi Death Eater. Semua yang ada di pikiran orang-orang, Death Eater itu jahat, tidak peduli apapun alasannya. Hal itu membuat Lyra sedikit cemberut, ia merasa sedikit kesal dengan keputusan sembrono Draco. Kenapa ia malah mengambil keputusan menjadi Death Eater begitu saja? Itu artinya, ke depannya..

Draco harus melakukan pekerjaan kotor Death Eater.

Menyiksa

Membunuh

Dua kata itu terbayang di benaknya. Lyra bergidik ngeri membayangkannya. Seharusnya ia mengenal Draco lebih awal, kalau saja, kalau saja ia mengenal Draco lebih awal..

Apakah ia bisa mencegah Draco mengambil keputusan sembrono itu? Apakah ia bisa?

Lyra menghela napas ketika menyadari jawabannya. Tentu tidak, lagipula kedua orang tuanya masih ada untuk mencegahnya menolong Draco.

Tidak, tidak, Lyra bukannya membenci Draco karena ia menjadi Death Eater. Ya, kata-katanya sebelum mendapat kembali emosinya memang benar. Ia tidak peduli asal para Death Eater itu tidak mengganggu apa yang berharga baginya. Tapi ini Draco, kekasihnya, orang yang membuatnya berani melakukan semua hal ini.

Death Eater telah mengganggu seluruh kehidupan Draco, menghancurkannya. Ia sama sekali tak menganggap Draco Death Eater sebenarnya, ia bukan Death Eater yang benar-benar Death Eater, ia melakukannya untuk melindungi orang-orang yang berharga baginya. Karena itulah, para Death Eater sialan itu, terutama Voldie-bastard-Mort yang berhak disalahkan. Kenapa sih, orang-orang seperti mereka harus ada?!

'Kau kan bagian dari mereka juga sebelumnya, orang munafik,' pikir Lyra tanpa sadar sebelum akhirnya menggeleng keras.

Pemikirannya terasa berputar-putar, ia sama sekali tak mengerti apa yang sebenarnya ia pikirkan. Ah, Cruciatus sepertinya benar-benar merusak kewarasannya.

Matanya beralih pada bunga segar yang baru diletakkan tadi pagi. Draco mengirimkannya bunga setiap hari, dan hal itu membuat Lyra mulai melupakan pikirannya yang kacau tadi.

Pintu terbuka dan menampilkan sosok Harry yang membawa sebuah buku dan beberapa perkamen. Lyra tersenyum menyambut kehadiran sahabatnya itu.

"Oh, hai, Harry. Dimana Hermione dan Ron?" tanya Lyra saat menyadari kedua sahabatnya itu tidak masuk bersama Harry.

Harry meletakkan buku itu di nakas sebelah tempat tidur, sebelum menjawab pertanyaan Lyra.

"Hai juga, Lyra. Ron keracunan minuman dari Slughorn, beruntung dia baik-baik saja, dan Hermione harus menemani Ron di Hospital Wings. Rencananya, kami akan bergantian menjengukmu," ucap Harry.

MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang