sixteen: Master of Puppets

1.1K 157 4
                                    

original: 2 Sep 2020 (?)

minor revision: 9 Des 2021

***

Apakah...

Lyra benar-benar punya seorang kakak?

Lyra melebarkan matanya ketika memikirkan hal itu. Karena itulah Lyra sering berpikir soal kakaknya, kakak yang bahkan baru ia ketahui namanya dari ruang hukuman. Jadi selama ini, ia di-Obliviate? Tapi mengapa?

Lyra hanya mendapatkan beberapa potong ingatan di ruang hukuman, sementara ingatan lain tentang sosok 'Jeffrey' tak ada satupun yang tersisa di kepalanya.

Ia berpikir keras mengenai sosok kakaknya ini, sebelum akhirnya ia tertidur karena kelelahan.

***

Hari demi hari di liburan musim dingin Lyra lalui dengan cambukan dan kutukan. Oh, kecuali tanggal 23 sampai 25 Desember, juga tanggal 1 Januari.

Dua hari sebelum pesta natal, Lyra dibebaskan dari ruang hukuman. Tentu saja untuk menyembuhkan luka-lukanya dan mendandaninya secantik mungkin untuk malam natal juga pesta natal. Keluarga White akan selalu menampilkan hal yang terbaik, tak mungkin bukan mereka memperlihatkan sisi gelap mereka di pesta natal yang dihadiri banyak keluarga pureblood Light?

Kalau bisa, Lyra ingin menikmati pesta natal dan tahun barunya di The Burrow seperti tahun-tahun sebelumnya, tapi tahun yang penuh permasalahan ini rasanya tak mengizinkannya menikmati pesta hangat seperti biasa.

Sehari sebelum hari keberangkatan Lyra untuk kembali ke Hogwarts, ia kembali dibebaskan. Lagi-lagi untuk menjaga reputasi. Orang tua Lyra mengantar Lyra sampai ke stasiun dan berlaku seperti orang tua penuh kasih sayang seperti biasa, sungguh munafik.

Di dalam kereta, lagi-lagi Lyra duduk sendirian di dalam kompartemen. Kali ini Draco bahkan tidak menghampirinya sama sekali, sepertinya obrolan mereka di dalam kompartemen sebelumnya adalah saat terakhir mereka bisa mengobrol santai.

Jujur saja, Lyra merasa sedih. Draco Malfoy adalah sosok yang membuatnya kembali merasakan emosinya, kembali menjadi manusia, bukan boneka yang dikontrol oleh keluarganya. Tiba-tiba, sebuah senyuman terukir di bibirnya. Kenapa ia tak menyimpan memorinya ke dalam pensieve saja? Dengan begitu orang tuanya tak akan bisa berbuat apa-apa.

'Betapa bodohnya kau tak memikirkan ini, Lyra,' pikir Lyra sambil berdecak pelan.

Tentu saja ia tak menyadarinya, selama ini ia selalu dikontrol oleh orang tuanya, selalu takut dengan mereka berdua. Tapi kini ia tahu, orang tuanya salah, dan karena ia gagal menyadarkan mereka, kenapa ia tak mengancam mereka? Salah sendiri tidak menggunakan Imperius untuk mengontrolnya.

Senyuman licik miliknya tiba-tiba luntur. Kalau ia mengancam orang tuanya dengan pensieve memorinya, yang ada kedua orang tuanya malah akan benar-benar meng-Imperius-nya. Decakan pelan terdengar dari bibir Lyra. Kepalanya terasa sedikit pusing, sepertinya Cruciatus benar-benar mempengaruhi dirinya.

Belum-belum memikirkan rencana selanjutnya, kereta ternyata sudah hampir sampai. Karena Lyra malas mengganti jubahnya, ia hanya menumpuknya di atas jubah yang ia pakai. Toh setelah makan malam ia akan langsung kembali ke asrama, kan?

***

Makan malam berlalu seperti sebelum liburan, Lyra duduk sendirian di ujung meja, tapi kali ini Neville duduk di seberangnya,  sendirian juga. Harry dan Ron masih memandangnya dengan tatapan sinis, akan tetapi Hermione malah memandang Lyra waspada.

Seperti yang telah ia duga, Hermione pasti merupakan orang pertama yang akan menyadari soal keanehannya. Meski begitu, Lyra akan terus menghindar, ia harus menebus kesalahannya. Tapi, setelah dipikir-pikir, apakah dalam rencananya Lyra akan membutuhkan Hermione?

MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang