thirty seven: Malfoy Manor III

649 76 0
                                    

original: 8 Juli 2021

minor revision: 30 Des 2021

***

"Lumos!"

Cahaya seperti kilatan listrik langsung menyambar dari ujung tongkat itu. Luna segera menggeleng perlahan, tahu bahwa tongkat itu sama sekali tak cocok baginya dan tak ada yang tahu apa yang akan terjadi bila Luna merapal mantra pada tali di tangan Harry dan Ron, kecelakaan sihir bisa saja terjadi.

"Tidak bisa, Harry. Aku tidak cocok dengan tongkat ini," ucap Luna sembari menaruh kembali tongkat itu di dalam kantong jaket Harry.

Luna tiba-tiba melebarkan kedua bola matanya. Ia mengalihkan pandangannya pada Mr. Ollivander, membuat Harry sedikit terkejut karena ia baru menyadari kehadiran Mr. Ollivander di sana.

"Ah, aku baru ingat. Mr. Ollivander, apakah Anda mengingat dimana paku tua yang waktu itu?"

"Tunggu sebentar, kalau tidak salah ada di dekat saluran air... Ah, ini dia!" seru Mr. Ollivander.

"Tapi paku ini terlalu tumpul," sambungnya.

Luna menggeleng, ia menunjuk ke arah kantong jaket Harry. Dengan senyum tipis, ia berkata, "Kurasa tidak ada salahnya mencoba sedikit."

Tanpa perlu waktu lama, Harry segera memberikan kembali tongkat itu pada Luna. Luna terdiam sejenak, mencoba mengingat-ingat mantra yang sekiranya bisa berguna. Begitu ia mengingatnya, dengan cekatan ia mengarahkan tongkat sihir ke paku tua yang tumpul itu.

"Defodio!"

Paku itu sedikit terkikis, dan mereka tahu, masih ada harapan untuk bebas dari tempat itu. Luna melemparkan mantra itu berkali-kali, berusaha keras agar paku itu menjadi cukup tajam. Teriakan Hermione terus bergema dari lantai atas, Ron menunjukkan wajah panik setengah khawatir, matanya sudah merah hampir mengeluarkan air mata. Harry gemetar, setiap teriakan Hermione menusuk tepat ke jiwanya.

"Sudah. Aku akan segera melepaskan tali-tali kalian," ucap Luna.

Tali yang mengikat tangan mereka terlepas. Harry dapat samar-samar mendengar suara Dean yang berkata "terima kasih", dan betapa terkejutnya dirinya saat melihat kondisi Dean yang penuh luka. Tak hanya Dean, terlihat juga sosok Griphook yang begitu lunglai. Mereka mencoba ber-disapparate, tapi itu sia-sia.

"Darimana kau dapatkan pedang itu?"

"T-tidak, itu hanya pedang palsu!"

"CRUCIO! Bawa goblin itu untuk memeriksa pedangnya!"

Suara-suara itu terdengar jelas oleh mereka, Ron mulai terisak, memukul dinding dengan frustasi. Suara teriakan lagi-lagi terdengar, Harry mulai putus asa. Ia merogoh kantong jaketnya, mengeluarkan Snitch milik Dumbledore, lalu mengguncangnya keras-keras. Tak ada yang terjadi, namun pecahan kaca terjatuh entah dari mana. Harry dapat melihat mata Dumbledore di pecahan kaca itu, ia tak tahu lagi apakah itu hanyalah halusinasi atau bukan, ia hanya butuh bantuan.

"Kumohon, tolong kami! K-kami ada di penjara bawah tanah Malfoy!" teriak Harry, mulai kehilangan harapannya.

Mata itu menghilang, dan Harry memukul lantai dengan putus asa. Suara derap kaki semakin terdengar jelas, ia baru mengingat bahwa para Death Eater akan membawa Griphook.

"Griphook, kumohon, jangan beri tahu mereka itu pedang yang asli, kumohon," bisik Harry lemah.

Suara berdecit terdengar, dan Draco melihat mereka dengan tatapan kosong. Ia segera membawa Griphook, matanya bertemu dengan mata Harry untuk sejenak, lalu mengalihkan pandangannya ke penjara di seberang mereka, kemudian ke kantong jaket Harry, sebelum akhirnya pergi. Tanpa perlu penjelasan Harry sudah tahu maksud Draco.

MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang