"Bahkan, jatuhnya cahaya dari langit pun kalah menarik dari sosok di depan. Lebih bersinar dan menghangatkan."
.
Lagi-lagi sosok Jimin muncul dalam ingatannya. Jimin yang tanpa permisi hadir kembali rasanya membuat Hanbyeol ngilu. Apalagi pria itu beberapa hari yang lalu mengirimkan Hanbyeol pesan hanya untuk menanyakan kabar sampai menjadi spam. Dan Hanbyeol abaikan. Membiarkan semuanya tanpa berniat dibaca meski ingin.
Hanbyeol tipikal orang yang sanga suka kebersihan. Bahkan bukan Hanbyeol saja, tapi rata-rata semua orang begitu. Bersih dan rapi akan enak dilihatnya. Tapi bukan berarti orang yang suka bersih-bersih dianggap OCD. Mereka normal, termasuk Hanbyeol yang mengingat kedudukannya harus sesuai. Bekerja dan bekerja melayani tuan rumah.
Sebenarnya kamar Jungkook sendiri bisa dibilang cukup rapi, tidak terlalu banyak debu. Karena Hanbyeol membersihkan selalu, namun hanya ketika Jungkook menyuruh. Tidak mungkin Hanbyeol harus setiap hari membersihkan ruangan Jungkook. Hanbyeol masih tahu batasan.
"Sudah berapa lama dia di air?" gumam Hanbyeol sambil membereskan semua alat. Hendak turun dan menyelesaikan pekerjaan lainnya. "Bisa-bisa masuk angin kalau terlalu lama—Eh tapi, memang penting sekali aku harus menggedor-gedor pintu untuk dia agar tidak lama-lama? Sudahlah."
Baru saja Hanbyeol bicara agar Jungkook cepat dengan urusannya, pria itu keluar tepat saat Hanbyeol baru memutar knop. Bathroom yang tepat berada di sebelah pintu masuk dan keluar, dan Hanbyeol terkejut ketika melihat Jungkook. "Astaga! Maaf aku tidak—"
"Kenapa?" tanya Jungkook. Berjalan ke arah Hanbyeol yang menutup wajahnya. Jungkook menggosok-gosokkan rambutnya menggunakan handuk lalu menggeleng-gelengkan kepalanya sampai airnya menciprat. "Kenapa kau menutup wajah, sih?" ulang Jungkook menelisik Hanbyeol keheranan.
"B-bukan apa-apa. Aku sudah selesai kok," ucap Hanbyeol terbata-bata. Baru beberapa langkah Hanbyeol keluar, suara Jungkook sudah mengintrupsinya.
"Apa kau akan membiarkan alat ini di sini?" Jungkook menunjuk vacuum cleaner yang tersandar di mejanya. Menunggu Hanbyeol untuk mengambil kembali dan menyimpan ditempatnya. Namun wanita itu belum juga muncul dan membuat Jungkook ikut keluar. Tapi tiba-tiba saja kepala Hanbyeol menyembul dibalik pintu, seperti mengintip. "Kau ini kenapa? Dari ta—"
"Aku harus cepat-cepat," gumam Hanbyeol pada dirinya sendiri.
Jungkook mengerutkan keningnya. Tidak mengerti dengan ucapan dan tingkah Hanbyeol. Melihat Hanbyeol yang sedikit kesusahan membawanya akibat tergesa-gesa, Jungkook malah menertawakannya, bukan membantu. Pria itu terkekeh melihat tingkah aneh Hanbyeol, sampai sebuah ide muncul dalam otak pintarnya setelah mengerti dengan situasi.
Lantas Jungkook menghalangi jalan Hanbyeol saat hendak keluar sampai gadis itu terkejut dan langsung menutup matanya. "Kau hari ini aneh. Apa ... karena aku?" Jungkook perlahan maju. Membuat Hanbyeol ikut mundur perlahan sambil menutup mata. Jungkook seolah sengaja sekali menggoda wanita yang sedang sibuk tersebut.
"Buka matamu. Kenapa dari tadi tutup mata terus? Apa aku menakutkan setelah mandi, hm?" tanya Jungkook pura-pura tidak tahu.
Ya, kau menyeramkan dan berbahaya untuk saat ini.
Sampai langkahnya berhenti, tidak bisa mundur lagi saat punggungnya berbenturan dengan dinding. Hanbyeol terjebak. Ia tidak bisa membuka matanya. Tepatnya tidak mau. Masalahnya, Jungkook hanya mengenakan handuk untuk menutupi area bagian bawah saja. Sedangkan atasnya nampak sangat jelas. Shirtless. Kalau Hanbyeol tidak salah lihat, ada delapan kotak yang terbentuk di perutnya. Belum lagi otot tangannya. Saat pertama Hanbyeol lihat, rasanya seperti mati suri hanya beberapa detik. Jantungnya serasa berhenti berdetak untuk sesaat. Ditambah rambut basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Jung ✓
FanfictionKehidupan seorang Ahn Jungkook seketika berubah sejak kematian sang ibu. Ayahnya berambisi kuat untuk menjadikan Jungkook sebagai penerus Orbit Corp. sehingga memberikannya banyak tekanan. Alih-alih meminta tolong, Jungkook malah menemukan perubahan...