Epilogue

308 21 8
                                    

Ada yang udah nonton spoiler ending ini di ig? Yang belum, ayo cek di @/jeyyshii

Di akhir, ada note. Tolong di baca ya. Siapa tau penting dan kalian malah skip gitu aja. Baca ya😊

.

"Dua skenario di semesta yang bisa berjalan bersama adalah sebuah kesempatan besar yang tak akan pernah bisa dilupakan."

.

Katedral, untaian bunga, lagu pengantar, tuxedo dan gaun, serta para tamu menjadi impian yang akhirnya terwujud.

Kakinya melangkah di atas karpet merah dengan flat shoes transparan bermanik berlian-berlian kecil yang berkilauan itu menuju altar. Kedatangannya menjadi pusat perhatian sejak pintu terbuka. Mereka—para tamu di depan—tidak lepas pandangan dari pengantin perempuan yang nampak malu-malu. Tak terkecuali sang pengantin pria pun. Tatapannya begitu lekat dengan mulut sedikit terbuka, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang.

Dengan sebuket bunga di tangan, Hanbyeol sampai di hadapan pendeta juga prianya. Meski semua mata tertuju padanya, Hanbyeol tidak menyukai itu. Tidak suka menjadi pusat perhatian, terutama gaun bermodel sheath dress berdada rendah yang dikenakanlah salah satu penyebabnya. Memengaruhi segala penampilan yang jauh dari kehidupan sehari-hari.

Ahn Jungkook yang berada di sisinya pun tidak bisa berhenti tersenyum seraya mengangguk. Berbisik melalui mata bulat, bahwa Hanbyeol sangatlah cantik.

Acara sakral tersebut hanya dihadiri oleh orang terdekat mengingat Hanbyeol yang memang tidak memiliki banyak teman maupun kerabat yang sudah hilang kontak atau bahkan putus hubungan. Begitupun Jungkook yang sudah tidak memiliki siapapun selain Yoongi dan teman-temannya.

Mengucap janji dan sumpah sangatlah mendebarkan bagi mereka. Mengikat tali semakin erat menggunakan sepasang cincin manis yang tersemat kemudian.

Jungkook yang melamar hari itu, di waktu kencan yang entah ke berapa, sungguh amat mengejutkan. Ia tidak pernah berpikir jika hari itu adalah hari putusnya status kekasih menjadi istri. Ditonton banyak orang itu sangat malu namun juga haru. Hanbyeol yang tidak suka menjadi pusat perhatian harus menahan diri agar tidak lari atau bahkan menyeret Jungkook. Tetapi, tidak lama Hanbyeol mengangguk dan langsung direngkuh oleh Jungkook sangat erat.

Jungkook dan Hanbyeol tidak akan pernah melupakan hari itu. Hari yang sangat mendebarkan namun begitu bahagia. Sekalipun kondisi Jungkook jauh dari kata baik, namun suasana hatinya melebihi dari kata bahagia.

Euforia seakan tak luput hingga detik ini. Detik di mana Hanbyeol terbangun dengan senyum samar menatap langit-langit kamar yang tak lagi sama. Lebih luas dan agak redup.

Sudah dua minggu terhitung pernikahan mereka. Tidur di atas ranjang yang sama. Di bawah selimut yang sama hingga saling menghangatkan satu sama lain dengan pelukan.

"Aku sepertinya perlu obat untuk mengontrol rasa bahagia yang tidak biasa ini." Hanbyeol bergumam ketika menoleh masih mendapatkan Jungkook terpejam. Pulas seperti anak kecil.

Setiap pagi, Jungkook adalah sosok pertama yang Hanbyeol selalu temukan. Terlelap dengan wajah begitu polos yang membuat Hanbyeol gemas sendiri. Ingin mencubit-cubit layaknya sebuah boneka.

Tangannya terulur untuk menyentuh pipi Jungkook. Mengusap dengan penuh kehati-hatian. Membuat senyum terlukis di wajah bantal Hanbyeol. "Senang rasanya bisa memandang mu saat seperti ini." Tatapannya terkunci begitu saja pada Jungkook yang terbaring rapi. Deru napas yang terdengar pelan namun teratur. Membayangkan kelak mereka memiliki anak, kira-kira wajah dan sifat siapa yang akan diwariskan pada sang anak. Hal apa yang akan mendominasi Ahn kecil nanti.

Dear Jung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang