34 - Hurt and Fear

257 29 6
                                    

"Menyaksikan orang sekarat sama saja dengan menunggu takdir memutuskan talinya."

.

Panik. Semua panik ketika Jungkook ambruk begitu saja. Dan untungnya, Yoongi cepat tanggap. Memacu mobilnya dengan cepat menuju rumah sakit yang biasa Jungkook datangi.

Tidak butuh waktu lama untuk dokter Lee muncul dan membawa Jungkook ke ruang Instalasi Gawat Darurat.

Entah bagaimana keadaan di dalam, Yoongi maupun Hanbyeol hanya mondar-mandir tidak karuan. Jantung berdentum layaknya drum tengah dipukul kencang dan isi kepala yang semrawut.

"Jungkook pasti baik-baik saja. Pasti. Tuhan, aku mohon, selamatkan dia ...."

Tiada henti untuk Hanbyeol merapalkan setiap kalimat bagaikan sebuah mantra. Kedua tangan menyatu di depan wajah yang menunduk. Mata terpejam dalam hingga kerutan di sekitarnya terlihat.

Sedangkan Yoongi hanya duduk yang terkesan tenang meski sebenarnya ia lebih cemas dari Hanbyeol. Pikiran-pikiran negatif terus menyerangnya. Berusaha mendoktrin pertahanan positif yang berusaha Yoongi jaga.

Percuma jika Yoongi menyesal saat ini. Semuanya akan terasa sia-sia mengingat Jungkook tengah drop dan berjuang agar tetap hidup. Walaupun rasa marah, kecewa, sesal pada diri sendiri terus berkecamuk, Yoongi terus menepis segala perasaan tersebut. Menyingkirkan sementara agar tetap fokus pada adiknya sekarang.

Yoongi menengadahkan kepala. Bersandar pada tembok bersamaan membuang napas berat. Sekilas ia melirik Hanbyeol di depan pintu kaca yang dihalangi stiker buram berlogo rumah sakit.

Dia sama kalutnya. Bahkan terang-terangan terlihat.

"Duduklah. Tenangkan dirimu." Yoongi bersuara melihat Hanbyeol yang sejak awal hanya mondar-mandir sambil memainkan kukunya. "Percayakan pada mereka dan Jungkook."

Hanbyeol menggeleng samar. Tatapannya gusar tiap kali melihat pintu kaca besar tersebut. Menunggu keluarnya seseorang untuk memberitakan kabar Jungkook di dalam sana.

"Hei, Jang Hanbyeol," panggil Yoongi lagi. "Aku tahu kau cemas. Begitupun aku sebagai kakaknya. Aku yakin Jungkook akan baik-baik saja."

Meski tidak sepenuhnya.

Hanbyeol menoleh. Ia membuang napas kasar dan menghampiri Yoongi. Ketika hendak duduk, pintu terbuka. Seluruh orang di dalam serta bangsal yang masih terdapat Jungkook di situ keluar dengan tergesa-gesa.

Sontak Hanbyeol dan Yoongi panik. Bingung dengan situasi.

"Apa yang terjadi? Dia mau dibawa ke mana?" Takut. Hanbyeol menatap dokter Lee panik.

"Kami harus memindahkannya ke ruang ICU. Akan kami beritahukan segera," katanya buru-buru. Meninggalkan Hanbyeol dan Yoongi yang semakin takut.

Pria yang berusaha tetap terlihat tenang itu menghampiri Hanbyeol. Meraih pundak wanita yang terus menangis tiada henti dan menepuk-nepuk pelan.

Yoongi tidak tahu harus bagaimana. Meski tidak dapat ditutupi jika dirinya sama takutnya seperti Hanbyeol, ditambah kebingungan yang terus mengitari isi kepala. Sebab ia baru tahu kondisi Jungkook baru-baru ini. Hal itu memperparah perasaan takut dan terlukanya sebagai bagian dari keluarga resmi. Merasa seperti dikhianati oleh orang yang sangat dipercaya.

Dear Jung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang