"Menunggu itu melelahkan. Apalagi jika itu sesuatu yang tidak pasti."
.
Ketika keluarga Ahn sedang melakukan dinner di luar, maka sekarang waktu Hanbyeol lah untuk keluar.
Sesuai janji hari itu, Hanbyeol sudah siap dengan long coat krem kesayangannya. Angin malam akan buruk untuk kesehatan, makanya ia memilih memakai jaket panjang hingga betis. Memakai celana bahan yang nyaman. Rambutnya ia biarkan tergerai. Menutupi leher.
"Aku harap kali ini kami bertemu." Setelah sepatunya terpasang, ia bergegas keluar. Menunggu bus datang.
Sebelum itu, Hanbyeol mengeluarkan ponselnya. Mengecek waktu. Lalu membuka pesan. Ia belum sempat mengabari Jungkook ke mana dirinya pergi. Takut jika Jungkook justru pulang lebih cepat dari dugaan.
Baru sepatah kata ia ketik, bus sudah tiba. Alhasil ia mengurung niat dan masuk ke dalam begitu saja.
***
"Ini pesanan anda, Nona."
Hanbyeol tersenyum mengangguk. Meminum jus yang di pesan. Dua puluh menit berlalu, namun orang yang ditunggu tidak juga memberikan tanda-tanda.
Sebenarnya bukan tanpa alasan Hanbyeol bertemu Tuan Kim ini. Selain Tuan Kim sendiri yang meminta bertemu langsung, Hanbyeol juga ingin tahu seperti apa sosoknya.
Beberapa tahun belakangan, Hanbyeol menyicil utang keluarga dan membayarnya dengan mentransfer. Tidak pernah bertemu sekalipun. Pernah sekali Hanbyeol saat itu meminta bertemu secara langsung, namun selalu ditolak karena kesibukan Tuan Kim yang entah apa. Gigih, Hanbyeol terus meminta agar bertemu dan ingin mengetahui alasan mengapa keluarganya meminjam uang pada Tuan Kim dengan nominal tidak main-main. Namun selalu gagal dan gagal.
Dan kali ini adalah kesempatannya bertemu. Jangan sampai lolos. Apalagi Tuan Kim sendiri yang memintanya bertemu.
Melirik jam yang melingkar di tangan, Hanbyeol berdecak sebal. Hampir satu jam ia menunggu sekarang, tapi sosok Tuan Kim ini belum juga menunjukkan batang hidungnya.
Bahkan jus yang di pesan sudah habis tak bersisa. Esnya pun sudah habis ia kunyah. Perutnya sudah meronta minta diisi. Tapi sekarang Hanbyeol bukan berada di restoran, hanya kafe kecil di mana anak muda biasa tinggal.
"Harus berapa lama lagi aku menunggu? Bagaimana jika Jungkook sudah pulang? Astaga ...." Tangannya menyisir rambut. Wajahnya terlihat frustrasi menunggu sesuatu yang mulai tidak pasti.
Perasaan risau membuat Hanbyeol curiga. "Apa dia mencoba mempermainkan ku lagi?"
Akhirnya Hanbyeol memilih menghubungi Tuan Kim langsung. Mencari kontaknya.
Seolah mendengar isi hatinya, tanpa Hanbyeol tekan panggilan, Tuan Kim sendiri sudah menghubunginya.
"Hallo? Saya sudah-"
"Maaf, sepertinya aku tidak bisa datang. Kau kirim saja ke rekening ku seperti biasa. Nanti akan aku cek kalau sudah."
"Tapi Tuan, ada sesuatu yang ingin saya tanyakan. Ini menyangkut-"
"H-hallo? Hallo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Jung ✓
FanfictionKehidupan seorang Ahn Jungkook seketika berubah sejak kematian sang ibu. Ayahnya berambisi kuat untuk menjadikan Jungkook sebagai penerus Orbit Corp. sehingga memberikannya banyak tekanan. Alih-alih meminta tolong, Jungkook malah menemukan perubahan...