22 - Unwated Customers

166 24 1
                                    

"Seseorang yang berlagak seenaknya itu menjengkelkan, terutama orang yang paling sok berkuasa dan memiliki segalanya. Padahal sewaktu-waktu, harta yang digenggam bisa lenyap tanpa sadar ketika ia lengah."

.

Dunia memang penuh orang licik yang cerdik. Orang berilmu yang egois. Serta orang arogan yang tidak tahu malu. Namun bukan berarti dunia sekumuh itu, diantara sampah-sampah yang menggunung, ada taman bunga yang indah—meski banyaknya tak seperti para sampah.

Salah satunya Ahn Yoongi. Pria yang sibuk di dapur, terlihat serius. Terus mondar-mandir sambil menginstruksikan salah satu pegawai yang membatu.

"Bawa ini ke depan. Kalau ada yang kosong, cepat bawa ke sini," perintah Yoongi yang langsung di kerjakan oleh pria yang usianya sepantaran Jungkook.

Setelah di rasa semua selesai, Yoongi meregangkan tubuh. Pegal dan lelah. Sebab hampir dua jam Yoongi tidak dapat istirahat atau hanya sekedar menghirup udara segar.

Tokonya hari ini benar-benar membludak oleh pelanggan. Terutama para pelajar yang entah bagaimana mereka bisa memborong habis kue-kue nya. Ketika diselidiki semua ini disebabkan oleh salah satu aktor yang terkenal. Siapa lagi kalau bukan Park Seojun. Pria yang wajahnya terpampang di mana-mana serta terkenal di semua kalangan usia. Terutama anak muda sekarang yang mendamba-dambakan pria semacam Park Seojun ini.

Bahkan Yoongi sendiri tidak menyadari hal itu. Seojun yang mampir ke toko dan membeli short dan choux menjadi yang paling laris. Haruskah Yoongi berterimakasih atas review dan rekomendasi yang Seojun berikan pada orang-orang—terutama penggemarnya—tanpa Yoongi minta untuk di promosikan?

Biasanya Yoongi akan mendapatkan pelanggan hanya 45% per hari. Tetapi berkat aktor tampan itu, penjualannya meningkat pesat dan itu membuat kewalahan.

"Short dan puff nya habis, hyung!" seru Minjae yang baru saja kembali dengan tiga buah tempat roti kering tersebut.

"Astaga, banyak sekali. Aku baru saja istirahat. Ya sudah, kau bantu aku buat puff dan siapkan buah-buahan untuk short."

Ahn Yoongi berdiri sambil memegang pinggang serta lengan atas yang terasa sakit. Meski begitu, Yoongi tetap profesional dan melakukan pekerjaannya. Tidak mungkin abai soal bisnis yang dirintis. Bagaimanapun, ini seperti berkah dan sebuah pencapaian yang luar biasa.

Ponsel yang berada di sakunya bergetar. Melihat siapa yang menghubungi membuat Yoongi jengah. Tidak diangkat, memilih menolak panggilan dan fokus bekerja. Pekerjaan saat ini lebih penting dari pada seseorang yang menelepon.

Tidak sampai di sana, pegawai wanita yang seharusnya berjaga dan menerima semua pesanan itu datang. Menghampiri Yoongi.

"Yoongi-ssi, ada seseorang yang ingin bertemu denganmu. Katanya itu Ayah mu," ujar si wanita.

Memutar bola mata malas, Yoongi berusaha abai kembali. Fokus. "Katakan saja aku sibuk. Tidak bisa bertemu sekarang."

"Aku sudah bilang, tapi dia menolak pergi dan akan menunggu."

Benar-benar pria tua tidak tahu diri.

Membanting adonan, membuat kedua orang di dapur itu terperanjat. Terkejut melihat ekspresi Yoongi yang menahan amarah. Menyeramkan.

Dear Jung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang