12 - The Gift

138 27 3
                                    

"Bahagia tidak harus mewah. Cukup dengan sesuatu yang sederhana, namun tetap berkesan."

.

Jang Hanbyeol itu cantik. Sungguh. Mungkin kalian jarang melihat Hanbyeol menggunakan pakaian feminim layaknya wanita pada umumnya. Dress atau short skirt yang umum dipakai, tetapi Hanbyeol lebih sering dan nyaman menggunakan jeans dan jogger pants. Membuatnya bergerak lebih bebas dari pada rok yang harus duduk anggun.

Begitu pikirnya.

Matahari sudah tidak begitu terik. Langit berubah teduh ketika sinar dunia tertutupi awan. Sampai angin sore yang menurut Hanbyeol itu segar, menyapa wajahnya. Mengelus leher putihnya yang terekspos.

Kakinya melangkah bebas sambil kepala melirik ke sana-kemari. Mencari keberadaan seseorang, pandangannya mengedar. "Aish ... Di mana sih," runtuknya karena tidak juga menemukan sosok yang dicari.

"Ahh ... Rupanya di sana." Menunjuk pria yang pasti itu Ahn Jungkook. Berada di dekat pagar pembatas jembatan.

Karena Jungkook membelakangi Hanbyeol, ia mengendap-endap langkahnya. Ingin memberikan kejutan. Namun baru tangannya berada beberapa centi di bahu Jungkook, sang empunya sudah berbalik sembari tersenyum manis dengan mata yang melengkung indah seperti bukan sabit.

Hanbyeol memberengut, rencananya gagal. "Apa-apaan kau sudah tahu. Padahal tadi aku ingin memberikan kejutan."

Jungkook mengangguk. "Astaga! Jantungku hampir copot," katanya memegang dadanya, terkejut yang terlambat.

Terkesan meledek, Hanbyeol hanya berdecak lalu terkekeh. Pun Jungkook yang ikut tersenyum. "Aw! Kenapa mecubitku? Aku kan sudah terkejutnya." Mengusap pinggangnya yang sempat Hanbyeol cubit karena kesal.

"Terserah."

Lantas Jungkook mengacak pucuk kepala Hanbyeol sampai sang empunya memberengut. Mencebik karena rambut yang sudah ditata rapi malah dibuat berantakan oleh Jungkook.

Mereka menganggap hari ini adalah kencan pertama. Berharap tidak ada hal-hal yang mengganggu waktu manis mereka lagi seperti hari pertama. Jungkook yang merencanakan ini semua ketika kelasnya diliburkan oleh dosen yang mana isterinya hendak melahirkan. Pun Jungkook berinisiatif sendiri mengingat Hanbyeol yang jarang keluar untuk bersantai selain bersama Yeran. Wanita karir yang mana bisnisnya sedang melonjak naik membuat Yeran amat sibuk sehingga sekarang jarang hang out bersama Hanbyeol. Alhasil Jungkook yang mengajaknya. Itung-itung berkencan juga.

Hanbyeol terlihat begitu cantik dari biasanya. Memakai dress merah muda selutut dengan motif bunga-bunga, modelnya V-line sehingga mengekspos bebas leher jenjangnya. Seperti biasa, riasannya tidak pernah tebal. Terkesan natural dengan bibir merah muda yang terlihat manis.

Diam-diam Jungkook memperhatikan Hanbyeol yang terpejam menikmati semilir angin sore. Kakinya agak jinjit. Kedua sudut bibir tertarik ke atas, menunjukkan senyuman manis yang menghiasi paras cantiknya.

Ini menjadi hobi baru Jungkook, menatap Hanbyeol dengan penuh kekaguman. Wanita pemberani dan kuat jika mengingat bagaimana masa lalunya. Mungkin tidak hanya Jungkook saja yang tahu, tetapi Yoongi juga. Mengingat bagaimana hubungan mereka dulu yang amat akrab sebelum Yoongi berubah dingin.

Merasa terus diperhatikan, Hanbyeol menoleh. Satu alis terangkat. "Kenapa? Apa ada yang salah dengan wajahku? Atau riasannya terlalu tebal?" tanya Hanbyeol panik. Mengambil cermin kecil yang di simpan di canteen bag beige nya. Sibuk melihat pantulan wajah, mencari sesuatu yang salah.

Hal tersebut membuat Jungkook tertawa sambil menggelengkan kepalanya. "Tidak ada, kok. Aku itu sedang terpesona. Kau sangat cantik hari ini. Pakaianmu cocok sekali. Jarang sekali bukan kau pakai rok begitu. Riasanmu ... aku suka. Aku tidak bisa berhenti memujimu dalam hati," akunya.

Dear Jung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang