32 - Feign

207 22 8
                                    

"Menutupi rasa sakit demi orang tersayang adalah hal sering kita lakukan. Sampai terkadang sulit untuk jujur ketika luka sudah terlalu dalam."

.

"Cloud belakangan ini manja sekali, ya," ujar Jungkook yang tengah mengusap-usap bulu putih halus anjingnya.

Hanbyeol yang sedang memilah majalah-majalah lama di bawah meja pun melihat Cloud. "Seperti Tuannya. Sama-sama manja."

"Siapa? Aku?" Jungkook menunjuk diri dengan telunjuk. Wajahnya terlihat lucu saat bibirnya sedikit mengerucut. "Ck. Hanya di saat tertentu. Tidak tiap kali," sanggahnya.

Terserah.

Belakangan ini, Hanbyeol menjadi lebih ekstra ketika membersihkan seisi rumah. Ini semua karena barang-barang yang Hanbyeol temukan di gudang sudah dihinggapi debu tebal. Belum lagi, barang lama yang masih setia berdiri di ruangan yang sering orang-orang tempati namun sudah tidak ada gunanya.

Seperti majalah yang sedang Hanbyeol pilah. Majalah-majalah yang sering Tuan Ahn baca didominasi tentang bisnis dan ekonomi. Beberapa usia lembaran tersebut bisa dibilang sudah tidak laku di keadaan sekarang. Dan Hanbyeol menyimpannya dalam kotak dus yang kemudian ia simpan di gudang.

Ini semua sudah atas ijin Tuan Ahn tentu.

"Jung," panggil Hanbyeol yang tengah mengikat dua menggunakan tali. "Apa Yoongi ikut?"

Cloud yang mulai bosan pun beranjak. Berjalan ke halaman belakang yang mungkin akan makan.

"Tentu. Aku sudah-sshh ...." Ringisan Jungkook menyadarkan Hanbyeol yang sedari tadi hanya merapikan benda di bawah meja. "Aku sudah mengajaknya. Sebentar lagi mungkin datang."

Menghampiri Jungkook yang tengah memegang dada, Hanbyeol mengerti. Kemudian mengusap bahu pelan dan memeluk begitu saja.

Agak bingung Jungkook dibuatnya, tapi tidak lama ikut membalas pelukan Hanbyeol. "Terima kasih," ucap Jungkook.

Wajah mereka begitu dekat. Sampai bola mata hitam yang menatap lembut pun terlihat jelas. Garis bibir yang selalu tersenyum indah bagai lengkungan pelangi di langit selalu berhasil membuat Hanbyeol hanyut dalam sosok Jungkook.

"Bertahanlah ...." Hanbyeol meminta dengan penuh harap.

Kali ini, Hanbyeol mendapatkan makna lain daritatapan yang Jungkook berikan. Tatapan yang tidak bisa dibohongi seolah inginmenyampaikan sesuatu namun begitu sulit diungkapkan.

"Sampai kapan kalian akan terus begitu?"

Suara lain dari arah lorong pintu masuk menyadarkan keduanya. Sontak mereka terperanjat. Lompat dari posisi awal yang memberikan jarak diantara mereka.

Agak canggung oleh kedatangan Yoongi yang tiba-tiba. Bahkan embusan napas pria kulit pucat itu seakan tak terdengar dan sudah ada di depan mereka begitu saja.

"K-kalian-mau aku buatkan apa?" tanya Hanbyeol mencoba memecahkan kecanggungan. Tepatnya antara Jungkook dan Hanbyeol karena sosok Yoongi.

Yoongi menghempaskan tubuh ke sofa. Mengambil satu majalah baru yang Hanbyeol simpan di bawah meja. "Tidak perlu. Aku sudah sarapan."

Dear Jung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang