Hai, ini aku, Jungkook.
Tanpa sapaan pun sepertinya kau tahu. Aku hanya ingin mengatakan, siapapun yang menemukan dan membaca surat ini, aku harap kau tidak marah, kesal, apalagi dendam.
Aku ingin minta maaf untuk segala kekacauan yang aku perbuat. Maaf aku yang selalu menyulitkan mu. Membuat kerepotan dengan segala tingkah kekanakan ku.
Hanbyeol, apa kau yang menemukan surat ini? Atau Yoongi hyung?
Siapapun diantara kalian, aku sangat menyesali segala perbuatan ku semasa hidup. Maafkan aku.
Saat pertama kali dokter mendiagnosis penyakit ini, aku awalnya masih tidak percaya. Dokter Lee pasti keliru atau alatnya saja yang sudah usang. Sekalipun gejalanya sudah muncul, aku masih menyangkal.
Namun seiringnya waktu, aku percaya tapi tidak sepenuhnya. Kalian pun sama seperti dokter, mengatur soal makanan dan minuman yang dilarang dan tidak untuk aku konsumsi.
Kalian melarang ku untuk 'minum', tapi aku tidak bisa. Saat kalian tidak bersamaku, aku diam-diam menegak sebotol soju. Bahkan Taehyung hyung pun yang tidak tahu, mengajakku untuk minum alkohol di kedai biasa kami singgah.
Aku tahu, aku seharusnya tidak melakukan itu. Aku tahu semua resiko dan akibatnya. Aku tahu. Sangat tahu. Tapi, aku tidak kuat. Aku merasa begitu frustrasi karena penyakit sialan ini, belum lagi sikap ayah yang membuatku pusing. Aku hanya bisa diam dan melampiaskan segalanya pada alkohol.
Aku masih belum bisa menerima diriku yang terlihat lemah.
Hanbyeol, ketika kau selalu membantuku, mengasihani ku, menyuruhku ini-itu, terkadang aku begitu marah. Seolah-olah aku sudah jompo. Namun aku tidak bisa meledakkan emosi padamu, karena aku tahu, kau itu perempuan. Membayangkan seorang perempuan dibentak sama saja seperti aku mengkhianati ibuku sendiri.
Ketika aku tidak dapat berpikir dan rasa takut karena penyakit ini yang menyerang juga sikap ayah yang otoriter, menekan ku untuk terus fokus pada kuliah, aku akan menjauh. Pergi ke suatu tempat yang tak ada seorang pun dapat menemukan ku untuk merokok. Nikotin itu membuatku merasa lebih baik untuk melupakan sejenak fakta soal diriku.
Maafkan aku.
Terkadang aku muak dengan segala makanan yang kalian berikan. Semuanya amat sempurna dan sehat, tapi itu juga membuatku ingin muntah. Aku tidak bisa terus-terusan mengonsumsi yang seperti itu. Aku akan memuntahkannya ke kloset diam-diam saat kalian sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Semua.
Aku yakin, kalian pasti kecewa menemukan ungkapan kejujuran ku ini. Aku sungguh minta maaf.
Fantasi masa depanku hancur dan semua larangan justru terasa seperti perintah yang harus aku lakukan. Aku tidak bisa jauh dari alkohol dan rokok sekalipun aku terus terbatuk keras, menahan nyeri di dada.
Hyung, maafkan adikmu yang nakal ini. Maaf untuk semua tingkah ku yang membuatmu muak dan risih. Aku hanya ingin mengembalikan Ahn Yoongi yang dulu kukenal ketika ibu masih bersama kita. Maafkan aku yang tidak seberani dirimu untuk menentang perintah ayah yang tidak seharusnya aku kerjakan.
Jang Hanbyeol. Aku minta maaf sudah merepotkan mu. Menambah pekerjaanmu yang sudah berat semakin berat. Membuat keributan kecil hanya untuk menarik perhatianmu. Juga melukai perasaan mu oleh ayah karena ulahku.
Maafkan aku.
Namun aku juga ingin berterima kasih pada kalian yang mau menemaniku di masa sulit ini. Terima kasih untuk perhatian dan cinta yang kalian berikan. Aku dapat merasakan ketulusan kalian.
Teruntuk Jang Hanbyeol, aku tahu kau kecewa setelah membaca ini. Tapi aku mohon, tolong jangan salahkan dirimu atas perbuatan ku.
Aku menyayangimu. Menyayangi kalian.
Dengan penuh penyesalan,
Ahn Jungkook
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Jung ✓
FanfictionKehidupan seorang Ahn Jungkook seketika berubah sejak kematian sang ibu. Ayahnya berambisi kuat untuk menjadikan Jungkook sebagai penerus Orbit Corp. sehingga memberikannya banyak tekanan. Alih-alih meminta tolong, Jungkook malah menemukan perubahan...