2. Dialog Rosulullah dengan Iblis

108 17 12
                                    

Ternyata memang benar
Tidurnya satu orang alim jauh lebih ditakuti setan dibanding ibadahnya 1000 orang bodoh


◇◇☆◇◇


Diceritakan pada zaman Rosulullah setelah hijrah ke Madinah, suatu hari Iblis kepergok sedang kebingungan di depan pintu masjid. Ketika itu Rosulullah sedang menuju masjid untuk solat.

"Masuk nggak. Masuk nggak," gumam Iblis masih diam gelisah.

Makhluk ciptaan Allah yang terbuat dari api tersebut bimbang. Pikirannya berkecamuk antara masuk ke dalam masjid atau urung saja melakukan aksi jahat.

Entah sudah berapa lama dia diam disana. Tanpa sadar Rosulullah sudah berdiri di sampingnya. Dengan raut heran beliau bertanya,

"Hai Iblis. Sedang apa kau disini?" Tanya beliau memperhatikan musuh bebuyutan manusia tersebut tampak masih ragu-ragu. "Kenapa tidak masuk?" Lanjut Beliau.

Iblis tak menjawab. Namun Rosulullah mengerti bahwa dia sedang mengawasi salah satu umatnya sedang solat di dalam masjid. "Bukankah kau datang untuk menggodanya?" Tebak beliau.

"Benar Rosulullah." Akhirnya Iblis menyahut. "Tapi saya masih bingung," lanjutnya tampak berpikir serius.

"Bingung bagaimana?"

"Percuma saja susah payah merusak solatnya. Toh nanti kalau orang yang tidur itu terbangun, usaha saya tidak ada gunanya."

"Mengapa demikian?" Tanya Rosulullah.

"Orang yang sedang solat itu orang bodoh yang tidak berilmu. Mudah memang merusak ibadahnya. Tapi...." pandangan Iblis mengarah pada seorang lelaki yang sedang tidur tak jauh dari temannya yang sedang solat.

"Tapi kenapa?"

"Orang yang tidur itu orang alim. Kalau saya menggoda si bodoh terus dia tiba-tiba terbangun, percuma kan saya capek-capek merusak ibadahnya." Jelas Iblis membuat Rosulullah tersenyum.

"Lalu, kau ingin bagaimana sekarang?"

Iblis tak segera menjawab. Dia masih dilanda kebingungan besar. "Ah sudahlah! Saya pergi saja. Daripada gagal total gara-gara orang tidur itu." Gerutunya meninggalkan Rosulullah yang sudah tersenyum geli.

Iblis memang tidak pernah berhenti menggoda iman manusia. Dimanapun dan kapanpun akan tetap dilakukan. Hanya saja jika sudah berurusan dengan orang berilmu seringkali harus berpikir berkali lipat. Sebab orang berilmu jauh lebih kuat keimanannya dibanding orang bodoh yang melakukan banyak ibadah.

Apabila iblis memilih menggoda ibadah orang bodoh, cukup kacaukan salah satu syarat rukun saja sudah rusak ibadahnya. Toh si bodoh tidak tau cara memperbaikinya. Seperti contoh ketika solat. Iblis membisikkan, "hey fulan! Kalau solatmu ingin cepat selesai, tak perlu baca fatihah. Baca surah saja." Jika si bodoh mengikuti ucapan Iblis, otomatis solatnya batal. Sebab bacaan fatihah termasuk salah satu dari rukun solat.

Berbeda halnya dengan orang berilmu. Ketika Iblis membisikkan hal yang sama dia tidak mengabaikan. Sebab meninggalkan bacaan fatihah akan menyebabkan batalnya solat.

Iblis tidak akan berhenti sampai disitu. Dia akan mencari celah, "percepat fatihahmu. Kalau kelamaan nanti solatmu jadi membosankan," si alim tidak akan langsung menurut. Dia pasti berpikir dua kali. Kalau dipercepat bisa saja salah satu makhorijul khuruf pada fatihah akan rancu. Tasydid beberapa huruf tidak terbaca jelas. Maka, sekali lagi Iblis akan gagal.

Apabila belum putus asa, Iblis akan mengarah pada anggota solat yang lain. Bisa jadi pada i'tidal, sujud atau bacaan tasyahud. Dikarenakan si alim sudah paham semua syarat rukun solat, sedikitpun tidak terpengaruh dengan apapun yang dibisikkan Iblis untuk mengacaukan kesempurnaan solat. Pada akhirnya hanya akan lelah sendiri. Usahanya sia-sia belaka.

Santri Bikanafillah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang