12. Worry

1K 72 8
                                    

Jennie Pov

Irene mencium lisa tepat didepanku, tepat di bibir lisa. Bibir yang selama ini selalu mencuri ciumanku. Ada sedikit rasa tidak ikhlas entah kenapa, tapi tiba2 aku menyadari lagi bahwa lisa selalu memperlakukan sahabatnya seperti itu. Termasuk aku, jadi kurasa wajar jika lisa seperti itu dengan irene, mungkin mereka juga melakukan hal yang lebih. Tapi kenapa harus di depanku??

Kini aku seperti melihat adegan film dewasa tepat didepanku, lisa mulai memasukkan tangannya ke dalam baju irene, dan irene tidak menolak. Ayolah siapa yang bisa menolak lisa. Mereka saling mendesah, saling melumat dan saling memeluk erat. Aku merasa aku tidak pantas lagi terlalu lama di dalam sini bersama mereka, mungkin akan lebih baik jika aku memberikan mereka ruang. Agar mereka bisa saling menikmati. Aku berjalan keluar menuju dapur, tidak lupa menutup pintu kamar lisa.

Sesampainya di dapur aku menarik nafas panjang, aku menyenderkan tubuhku pada sandaran dapur. Aku mengambil air dingin dikulkas lalu duduk di bar kecil milik lisa. Cuaca hari ini sangat panas atau memang aku yang sedang memanas?

Aku bingung harus apa, tidak mungkin aku tiba2 pulang, bisa2 irene curiga. Jadi aku lebih memilih membuat pancake saja sambil menunggu irene keluar baru aku akan berpamitan padanya. Aku mencari kesibukan lain agar pikiranku tidak tertuju pada aktivitas apa yang sedang mereka lakukan. Aku memulai membuka2 kulkas lisa, mencari2 bahan2 yang bisa kubuat jadi makanan. Aku mulai mengaduk adonan itu dan terus berjibaku dengan pancakeku yang sudah hampir 1 jam, dan irene belum keluar kamar juga. Aku menjadi khawatir jika seperti ini.

Aku mulai menaruh pancake yang sudah matang keatas piring dan menatanya. Saat sedang menata kue, irene keluar dari kamar sambil sedikit membenahi kancing atas bajunya yang terbuka dan sedikit berantakan, gadis ini apa yang dia lakukan? Aku berpura2 fokus pada pancakeku padahal rasa ingin tauku sudah begitu besar.

Irene: Jen, kupikir kau sudah pulang.

Jennie: belum irene, aku memasak masakan dulu untukmu dan lisa, lalu aku akan pulang.

Irene: emm ya terimakasih jen, tak perlu repot2 seharusnya.

Jennie: tak apa, apa lisa sudah tidur?

Irene: ya kurasa dia sedang tidur, maaf membuat lama menunggu sedikit susah mengendalikan anak itu

Jennie: emm irene apa kalian sudah sering melakukan yang seperti tadi?

Irene: maksudmu berciuman?

Jennie: ya itu termasuk juga, seperti berpelukan seperti pasangan kekasih juga.

Irene: ya mungkin beberapa kali, tapi tidak pernah ada yang tau termasuk seulgi dan rose.

Jennie: apa kalian berpacaran secara backstreet?

Irene: aku juga tidak tau jennie, aku nyaman dengan lisa dan tak ingin lisa jatuh ke wanita lain. Aku mendukung lisa dengan lelaki manapun tapi tidak dengan wanita. Dia bisa mendapatkannya dariku jika dia butuh

Jennie: lalu kenapa kamu melakukannya didepanku?

Irene: aku tadi terpaksa untuk menenangkannya aku takut dia menjadi lebih liar jika tidak mendapat jatah.

Aku berpikir dalam diam, jatah? Ternyata memang si manoban ini bukan hanya meminta jatah padaku saja. Sial aku jatuh pada jebakannya juga. Posisiku kini benar2 membuatku tidak nyaman.

Jennie: baiklah kalau begitu, aku pulang dulu ne. Jika lisa sadar sampaikan pesanku bahwa aku sudah pulang.

Irene: baik jennie, ku harap kamu lupakan kejadian tadi ya.

Jennie: tenang saja irene.

.....

Jennie pov end

TAKDIR HIDUP JENLISA (COMPLETED) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang