9. Akhir Cerita....

1.2K 70 2
                                    

Lisa pov

Sepulangnya jennie dari apartemenku, kini hanya ada aku dan irene. Dia sudah selesai dengan acara memasaknya. Kami kini duduk berdua di meja makan. Seperti biasa dia menyuapiku dengan telaten. dia tidak pernah cerewet, dan banyak bertanya, dia hanya tersenyum sepanjang waktu.

Lisa: Irene bagaimana kabarmu?

Irene: aku baik, seperti yang kamu lihat, hanya sedikit kebingungan gara2 kamu menghilang saja hehe

Lisa: maaf ya aku butuh waktu kemarin

Irene: Tidak apa2, untung aku bertanya pada jennie

Lisa: Kamu bertanya pada jennie tentang apa?

Irene: Maaf ya, kalau aku ikut campur urusanmu, tapi kupikir aku berhak tau masalah itu.

Lisa: ohh jadi kamu sudah tau, ya baguslah aku tidak perlu menceritakannya lagi.

Irene: aku akan selalu di sampingmu lisa, selalu

Irene mulai mendekatkan wajahnya, aku sudah bisa menebak apa yang akan terjadi. irene pasti akan menciumku dan tebakanku benar. Kami melumat cukup lama sampai aku kehabisan oksigen dan melepasnya. Kami sering melakukannya tentu tidak ada yang tau tentang ini kecuali kami berdua. Bahkan rose dan seulgipun tidak tau, mereka hanya sebatas tau saat kami saling mengelus saja. Tidak sampai cium pipi atau bibir. Aku orang yang tidak menyukai bersentuhan dengan orang lain, bahkan dengan seulgi dan rose saja aku juga tidak terlalu. Tapi saat dengan irene aku merasa nyaman dan senang saja. Aku sempat berpikir bahwa aku tidak normal, aku sempat menanyakan ini pada irene karena takut aku menjadi seorang lesbian. Karena aku juga sudah tidak punya perasaan pada pria tiap berhubungan dengan mereka. Tapi irene meyakinkan bahwa itu hanya perasaan nyaman, dan irene mengatakan bahwa aku hanya boleh melakukan ini dengannya saja. Irene beralasan dia takut aku benar2 menjadi lesbian ketika aku melakukannya dengan orang lain. Kupikir itu masuk akal.

Aku Sebenarnya cukup kaget saat irene tadi menciumku di depan jennie, dia yang melarang untuk mengatakan pada orang lain malah dia yang menunjukkannya di depan jennie. Aku jadi merasa tak enak hati pada jennie karena menempatkan dia pada posisi yang kurang nyaman tadi. Dan bodohnya aku malah menciumnya. Entah kenapa aku sangat nyaman dengan jennie seperti aku nyaman dengan irene. Tapi bedanya aku lebih penasaran dengan jennie. Tapi aku masih mencintai hanbin tentunya, dengan jennie dan irene aku hanya mencari penenangan.

Hampir 2 minggu berlalu aku jalani di apartemen ini, aku memang memiliki apartemen ini dan tidak ada yang tau sebelumnya. Ya alasanku hanya satu, aku kadang ingin punya waktu sendiri, seperti saat kemarin. Aku menghabiskan waktu dengan merokok, minum minuman keras, dan tentunya semakin tenggelam dalam dunia halusinasiku.

Setelah makan aku mulai menonton tv, aku melihat irene mulai membersihkan bekas2 sampah rokokku dan botol2 kosong minumanku. Tapi dia tidak membuang yang masih ada isinya. Irene ingin aku menyadari kesalahanku sendiri. Karena menurutnya bagaimanapun dia memaksaku berhenti jika aku masih ingin mengkonsumsinya maka aku akan mencari berbagai cara untuk tetap mengkonsumsinya dan justru akan sembunyi2, itu yang membuatnya nanti takut tidak bisa mengkontrolku.

Aku menepuk kursi disampingku, meminta dia untuk kembali duduk disampingku.

Lisa: pulanglah irene, kamu sudah tau aku disini kan?

Irene: apa kamu mengusirku?

Lisa: bukan, hanya saja beri aku waktu sedikit lebih lama lagi.

Irene: ini hampir 2 minggu lisa, ini masalah kuliahmu.

Lisa: aku mengerti, ini masih hampir 2 minggu kan? Aku akan menggenapkannya. Aku janji tidak akan membolos lagi kedepannya.

Irene: jika kamu minggu depan tidak hadir aku akan marah

TAKDIR HIDUP JENLISA (COMPLETED) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang