Semoga masih setia dan sabar menunggu kelanjutan babang Jaden ya...
Happy Reading
***
Langit cerah membuat langkah-langkahnya terasa ringan, walau suasana hatinya masih begitu mendung. Diam di tempat merenungi masa-masa yang sudah terjadi, tidak akan merubah apapun. Setidaknya ia harus mulai berpikir menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi. Pergi sebentar dari persembunyian, hanya untuk menyegarkan pikiran barang sejenak.
Usai mengelilingi Plaza Mayor, langkah kaki Dixie, membawanya ke San Miguel Market yang lokasinya memang tak jauh. Sebuah pasar makanan yang berada di pusat Los Austrias Madrid, menjual berbagai makanan seperti buah-buahan, kue, roti, dan masih banyak lagi.William selalu sibuk dengan pekerjaan hingga tidak pernah bisa mengajaknya jalan-jalan di kota yang terkenal memiliki club sepak bola terbaiknya ini, Real Madrid. Maka dari itu, ia memilih pergi jalan-jalan tanpa ijin dari William. Masa bodoh jika pria itu nanti akan mengomel.
Seseorang menepuk bahunya dari belakang, ketika suapan kue terakhir hendak masuk ke dalam mulutnya. Reflek Dixie menoleh, dan ia di buat menganga seakan tak percaya.
"Madam Suzu!" Pekiknya.
Senyuman hangat dan pelukan yang menyambut Dixie. Wanita paruh baya yang selama ini sering memberikan pekerjaan penuh tantangan.
"Aku tidak tau kau akan berada di sini. Karena terakhir ku dengar, kau berada di Inggris." Madam Suzu duduk di depan Dixie, dengan beberapa bodyguard yang nampak berjaga di sekelilingnya.
"Ceritanya panjang," Tukas Dixie.
"Aku tak akan memaksa mu bercerita, karena kau bukan tipe orang terbuka pada siapapun."
Dixie tertawa seraya menggeleng kepala. "Kau selalu mengenalku dengan baik, Madam."
"Tentu saja. Aku bahkan sudah bisa mengenalimu dari jarak yang jauh sekalipun."
"Lalu apa ada hal penting, hingga kau datang ke kota ini?"
Madam Suzu berdecak sebelum menjawab. "Konflik Underground."
Sontak Dixie yang mendengarnya langsung tertarik. "Maksudnya?"
"Kepemimpinan di ragukan karena tidak ada keturunan darah. Jika tidak ingin di ganti berarti harus menikahi salah satu putri dari sekutu."
"Waw, itu menarik!" Walau tanpa di ketahui Madam Suzu, tangan Dixie mengepal di atas pangakuannya. "Lalu kenapa tidak ingin di ganti?"
"Gantinya masih gadis yang berusia belum genap 17 tahun. Kau tau dunia mafia, nyawa jadi taruhannya. Tentunya klan Gonzalo tidak akan melepaskan begitu saja gadis remaja yang masih asyik dengan dunianya."
"Apa menurutmu pernikahan akan terjadi?" Cerca Dixie.
Tatapan Madam Suzu langsung memindai raut muka gadis cantik di hadapannya. Namun sayangnya, Dixie terlalu pandai menyimpan segala rasa yang tengah bergelayut di hatinya.
"Apa hal itu berpengaruh padamu?"
Dixie menyeringai. "Pengaruh atau tidak, setidaknya menambah informasi bisa menjadi tambahan ilmu dalam perjalanan hidupku."
Belum juga Dixie mendapatkan jawaban, madam Suzu sudah beranjak dengan cepat pergi meninggalkannya begitu saja, bahkan tanpa sepatah katapun. Memanggilnya berulang kali pun tidak membuahkan hasil. Seolah ia memang sengaja di abaikan.
Dixie kembali di kejutkan ketika tangannya tiba-tiba di cekal seseorang. Belum sempat berontak dirinya sudah ditarik paksa, menjauh dari keramaian menuju beberapa mobil Hummer serba hitam yang berjajar di pinggir jalan utama. Tapi dirinya masuk di mobil yang berbeda, Rolls-Royce hitam melesat membawanya keluar dari pusat kota.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Prince Demonio
Romance(LEXDEN SERIES #2) SEQUEL JASONALEXA Saat cinta harus berjuang diantara masalalu yang tak sengaja terlupakan dan sengaja dilupakan.