BINTANG MANA BINTANG??!
DILANGIT BINTANG LAGI BERTABURAN
TOLONG AMBILIN DONG!
TARUH DI PART INI...
😁😁😁Happy Reading
***
Tuan muda Lexden, CEO sekaligus Owner dari Lexden Corp.
Itu jawaban Rachel dari pertanyaan yang Dixie lontarkan, sesaat sebelum meninggalkan Dixie sendiri di dalam ruangan yang bisa dikatakan, sebuah kamar pribadi untuk Dixie mandi dan berganti pakaian. Beberapa hari bersama, Jaden mengerti akan kebiasaannya, tidak bisa memakai baju yang sama setelah bangun tidur. Masih berbalut bathrobe, Dixie duduk di tepi ranjang sambil meraup kasar wajahnya, entah Dixie sudah menghela nafas keberapa kalinya, tak terhitung. Lalu Menatap paper bag di sebelahnya, membaca label yang tertulis disana, jelas itu merk terkenal seantero dunia.
Dixie merasa kehidupannya beberapa hari ini penuh dengan kejutan. Belum lagi mimpi yang sepotong demi sepotong terus melintas seperti video yang sengaja di putar. Lelah dan kesal. Lelah karena harus berpikir keras mencari tau apa maksud dari mimpinya. Kesal karena ia tidak memiliki petunjuk apapun. Berdiam diri seperti sekarang inipun juga tidak akan membantu. Dengan segera ia memakai baju di dalam paperbag tadi. Memastikan penampilannya sudah rapi lalu keluar dari kamar bergaya maskulin itu.
"Nona, makan siang anda sudah siap," Rachel ternyata sudah menunggunya di depan pintu. Dixie mengedarkan pandangan, ruangan itu tidak ada orang selain Rachel. Dan di meja sofa makanan sudah tertata rapi disana.
"Tuan muda ada rapat mendadak dengan klien," Rachel seakan mengerti kebingungan di raut wajah Dixie. "Setelah rapat, beliau akan kembali kemari. Nona bisa makan lebih dulu, itu pesan dari tuan muda Aldev."
Kening Dixie berkerut, menyadari kalau Rachel memanggil atasannya dengan nama berbeda dari yang biasa ia gunakan. Ya... Dixie mengingat bagaimana pria itu mengenalkan dirinya saat pertemuan pertama, dia menggunakan nama Devaro. Ada berapa banyak nama pria itu?
"Kau tau nama panjang bosmu?" Dixie sudah duduk di sofa meraih piring yang berisi spaghetti dengan saus yang tidak ia ketahui, karena Dixie belum mencicipinya.
"Tentu Nona. Aldevaro Lexden, itu nama panjang tuan muda," Jawab Rachel.
'Lalu kenapa dia selalu memintaku memanggilnya Jaden?'
"Maaf nona, saya ada beberapa pekerjaan yang harus segera diselesaikan. Jika butuh sesuatu anda bisa memanggil saya di luar," Dixie hanya mengangguk, tak lama Rachel sudah hilang dibalik pintu.
Beberapa menit berlalu, Dixie menghabiskan makanannya dan Jaden masih belum juga kembali dari rapatnya. Hari sudah menjelang sore, sebenarnya Dixie tidak sabar untuk bertemu dengan ibunya.
Pintu ruangan terbuka dan senyum Dixie mengembang, orang yang ia tunggu akhirnya muncul juga. Namun penampilannya sudah sangat berbeda dari yang terakhir kali Dixie lihat. Jaden terlihat jauh lebih tampan dengan setelan jas yang pas membentuk tubuh atletisnya. Dixie menekan dadanya, jantungnya selalu lancang berdebar tak karuan tanpa permisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Prince Demonio
Romance(LEXDEN SERIES #2) SEQUEL JASONALEXA Saat cinta harus berjuang diantara masalalu yang tak sengaja terlupakan dan sengaja dilupakan.