Happy Reading***
Keluar dari mobil, Dixie di buat tercengang dengan bangunan besar tepat di depan matanya. Begitu kokoh dan megah. Walau terlihat di kejauhan tapi Dixie tau disisi kanan mansion mewah itu lapangan helipad. Sedangkan di sisi kiri lapangan olahraga. Dari basket, tenis, dan beberapa lainnya. Di sekeliling mansion ini berupa jajaran pohon pinus hingga Dixie tak bisa lihat ujungnya, saking begitu pekatnya pepohonan itu tumbuh. Yang lebih mencolok dari itu semua adalah banyaknya pria dengan setelan jas hitamnya berjaga di setiap sudut mansion. Tubuh mereka besar dan kekar, wajah mereka begitu datar dan mengerikan, membuat siapapun akan bergidik ngeri.
"Dixie!" Jaden memanggilnya di depan pintu mansion. Dengan cepat ia bergerak mendekat, mengekor di belakang Jaden masuk kedalam mansion.
Berjajarnya maid yang menunduk saat Jaden dan dirinya melintas menjadi pemandangan pertama Dixie ketika masuk ke dalam mansion, disusul dengan interior rumah yang begitu menyilaukan mata. Setiap sudutnya jelas sangatlah berkelas. Dalam hati Dixie berdecak kagum. Seharusnya ini hal lumrah, mengingat Jaden CEO dari perusahaan yang cukup di perhitungkan di kancah internasional. Yang menjadi pertanyaan, kenapa Jaden membawanya kemari?
Suara dering ponsel Jaden menyentak Dixie dari lamunannya. Bukannya menjawab panggilan telepon, Jaden malah memanggil seseorang.
"Mr. Lee."
"Ya tuan," Jawab seorang pria yang memang sudah berdiri di belakangnya.
"Antar Dixie ke kamarnya!" Titah Jaden.
"Baik Tuan."
Jaden kini menatap Dixie. "Istirahatlah. Kita akan bertemu saat makan malam."
Setelahnya Jaden berjalan menuju salah satu pintu yang bercat hitam dan hilang di baliknya.
"Nona," Dixie menoleh kearah pria yang dipanggil Mr. Lee tadi. Oh Dixie baru menyadari kalau pria ini berwajah oriental dengan kisaran usia tidak lebih dari 45 tahun. Untuk menilai usia orang, Dixie tidak akan pernah ragu. Pekerjaannya yang lalu membuatnya sering pergi ke beberapa negara dan bertemu dengan berbagai jenis orang.
Mr. Lee memberi kode agar Dixie mengikutinya dan tanpa banyak bicara, Dixie mengikuti langkah Mr. lee di belakang. Menaiki anak tangga yang melengkung dan lebar, lalu melewati koridor yang ada di lantai dua. Mata Dixie tertarik pada dua foto yang menggambarkan pasangan pengantin. Ia berhenti di tengah koridor, hanya untuk mengamati dua foto berbeda yang menggantung di dinding. Hanya ada satu kesamaan di dua foto itu, dua pria yang sama-sama memiliki mata berwarna biru laut. Mirip seperti milik Jaden dan juga adiknya, Celyn. Pastinya salah satu dari frame itu, orang tua Jaden.
"Nona," Panggil Mr. Lee. Ia harus berbalik karena saat sampai di depan kamar, ternyata nona majikannya tidak berada di dekatnya.
"Yang mana orang tua Jaden?" Tanya Dixie pada Mr. Lee.
Mr. Lee dengan senyum ramahnya menjawab. "Beliau semua orang tua Tuan muda."
Dahi Dixie berkerut mendengarnya, jelas ia merasa bingung.
"Maaf Nona, hanya Tuan muda yang berhak menjelaskan. Lebih baik Nona segera istirahat." Ucap Mr. Lee.
Dixie merasa lancang karena terlalu ingin tau kehidupan orang lain. Dirinya jelas tidak ada hubungan apapun dengan Jaden, bahkan alasan pria itu kenapa membawanya kesana kemari masih belum jelas. Dan anehnya, kenapa juga dirinya mau begitu saja ikut bersama Jaden? Walau sebenarnya ia bisa saja memilih menyusul Mommynya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Prince Demonio
Romance(LEXDEN SERIES #2) SEQUEL JASONALEXA Saat cinta harus berjuang diantara masalalu yang tak sengaja terlupakan dan sengaja dilupakan.