Happy Reading...Typo bertebaran...
***
Dengan jarak hanya beberapa centi, senyuman yang terukir di wajah tampan tepat dihadapannya ini membuat dadanya semakin berdebar hebat. Sontak senyum itu menular pada dirinya. Posisi tubuhnya yang terjepit antara tembok dengan kungkungan tubuh lelaki ini, membuatnya tidak bisa banyak bergerak. Tidak ada suara, hanya hembusan nafas mereka di iringi semilir angin di rooftop gedung sekolah tempat mereka menimba ilmu.
Mata biru milik lelaki ini terlihat semakin berbinar indah jika dilihat dari jarak sedekat ini. Dan ia sangat menyukainya. Lebih dari itu, ia menyukai segala yang ada dalam diri lelaki ini. Hingga membuatnya jatuh. Jatuh cinta tepatnya, bahkan saat pandangan pertama.
Matanya terpejam, saat lelaki didepannya mengikis jarak. Hingga benda kenyal yang sangat terasa asing itu menempel di bibirnya. Bergerak melumatnya dengan lembut, membuainya perlahan hingga menghanyutkan. Tidak lama namun mampu membawa getaran membekas yang begitu hebat dalam dirinya.
Tertunduk, karena tersipu malu dengan pipi yang sudah merona. Lelaki itu meraih dagunya hingga tatapan mereka bertemu. Dan perkataan lelaki itu selanjutnya mampu membuatnya merasa jadi gadis paling bahagia dan beruntung di dunia ini.
"Pastikan hanya bibir ku yang selalu menyentuh bibir ini. Tidak ada lelaki lain."
***
Segelas air putih Emily sodorkan di hadapan putrinya, yang baru saja terjaga dari tidur. Peluh yang membasahi keningnya dengan deru nafas tak beraturan membuat wanita paruh baya itu meyakini bahwa sang putri baru saja mengalami mimpi buruk.
"Thanks Mom," Ucap Dixie setelah meminum airnya hingga tandas dan menyerahkan kembali gelas kosong pada Ibunya.
"Mimpi buruk sayang?" Tanya Emily penasaran.
"No," Dixie menggeleng dengan kepala tertunduk.
"Lalu?"
"Hanya saja aku merasa mimpi itu seperti nyata. Seperti aku yang mengalaminya secara langsung," Jelas Dixie singkat.
Emily terpekur. Hanya satu kemungkinannya yang ia yakini, ada sesuatu diluar sana yang sudah membuat putrinya perlahan mengingat masa lalunya tanpa di sadari.
"Bisa kau ceritakan pada Mom?" Dixie menggeleng dengan cepat. Ia merasa, Mommynya belum perlu tau hal ini.
"Apa kau bertemu dengan seseorang yang membuatmu merasa aneh?" Lagi Emily tidak mau menyerah begitu saja.
"Nothing," Jawab Dixie.
Walau sebenarnya memang ada. Ya... Semenjak ia bertatap mata dengan pria bermata biru itu, ada sesuatu dalam dirinya yang terasa aneh. Mencoba mencari tau apa itu, tapi tidak membuahkan hasil sama sekali. Hanya debaran aneh yang tidak mampu ia artikan. Oh... Ada apa dengan pria itu? Hingga mampu membuat Dixie merasa tidak nyaman.
"Oh ya sayang, ini uang apa?" Emily duduk di pinggir ranjang, menunjukkan dua gepok uang yang ada di masing-masing tangannya.
Dixie mengumpat dalam hati. Bukankah jelas tidak mungkin ia mengumpat di depan Ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Prince Demonio
Romance(LEXDEN SERIES #2) SEQUEL JASONALEXA Saat cinta harus berjuang diantara masalalu yang tak sengaja terlupakan dan sengaja dilupakan.