Part 11

419 25 1
                                    

Happy Reading

***

Silau cahaya matahari mengusik kelopak matanya yang tengah terlelap mengarungi alam mimpi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Silau cahaya matahari mengusik kelopak matanya yang tengah terlelap mengarungi alam mimpi. Perlahan kelopak matanya bergerak naik menampilkan manik biru lautnya yang tajam, tapi kali ini memancarkan kehangatan. Sedikitpun ia tidak ingin membuat pergerakan yang bisa mengusik lelap seseorang dalam pelukannya.

Bola matanya bergerak mengamati setiap inci wajah cantik yang berjarak begitu dekat dengannya. Masih sama seperti saat terakhir kali ia ingat beberapa tahun silam. Hidung mancung yang selalu membuatnya gemas untuk mencubitnya. Bibir sensual yang selalu bicara frontal hingga dirinya selalu membungkamnya dengan ciuman dalam. Hanya saja saat kelopak mata itu terbuka, tak ada lagi manik hitam yang menatapnya dengan penuh cinta. Hanya tatapan tajam, asing, dan menelisik yang ia dapatkan.

Mata Jaden kembali terpejam, kala gadis dalam pelukannya menggeliat mulai terbangun dari tidur. Tak lama pekikan nyaring di iringi pukulan pada pinggangnya, membuat Jaden terhenyak. Pada akhirnya Jaden membuka mata, menatap tajam dan dingin pada Dixie yang duduk di hadapannya.

Rambut berantakan di tambah muka bantal yang penuh amarah, entah kenapa hal itu terlihat begitu cantik dan indah di mata Jaden. Dalam hati ia tersenyum senang, karena akhirnya ia bisa mendapatkan momen seperti ini. Setelah sekian tahun berlalu.

"Apa yang kau lakukan padaku?" Tangan lentiknya menyibak sedikit selimut yang membelit hingga bagian dada. "Bastard!" Umpatnya.

Jaden menghela nafas perlahan, rasa lelah masih mendera tubuhnya. Bagaimana tidak, setelah perjalanan panjang dari Amerika ke Inggris, lalu ia melanjutkan perjalanan dengan mobil ke South West England, belum sempat istirahat harus di hadapkan dengan serangan mendadak dari musuh, yang ia yakini mengincar nyawa Celyn. Setelahnya, malam itu juga ia harus melalukan perjalanan darat lagi menuju ke tempat persembunyian yang memakan waktu hampir 6 jam. Sial memang.

"Yes I am," Jaden tidak tau kalau suaranya bangun tidur mampu memompa jantung Dixie lebih kencang dari sebelumnya.

Satu bantal melayang ke kepala Jaden, sesaat setelah ia merebahkan kembali tubuhnya. Ia tidak peduli lagi dengan apa yang akan dilakukan Dixie. Lagi pula gadis itu tidak akan bisa keluar kamar tanpa dirinya. Ranjangnya bergerak tak lama di susul suara pintu tertutup yang ia yakini pintu kamar mandi, selanjutnya suara gemericik air terdengar.

 Ranjangnya bergerak tak lama di susul suara pintu tertutup yang ia yakini pintu kamar mandi, selanjutnya suara gemericik air terdengar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love Prince DemonioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang