PART 3

777 39 1
                                    

Happy Reading 📖


❤️❤️❤️

Sesampainya di Tokyo langit sudah menggelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya di Tokyo langit sudah menggelap. Menghela nafas lega, dapat kembali ke negara asalnya dengan keadaan selamat. Karena sungguh apa yang ia kerjakan ini terlalu beresiko. Dan yang lebih memuaskan lagi, targetnya tercapai. Hari keempat ia sudah pulang. Bisa dipastikan besok malam ia bisa menghadiri acara itu.

"Good job,"  Madam Suzu melemparkan amplop coklat kearah Dixie dan dengan sigap ditangkapnya.

Selagi Madam Suzu memindai anak buah barunya, Dixie menghitung isi dari amplop tadi. Ya walau tak dihitungpun, Madam Suzu tidak akan pernah mengecewakannya.

"Kak Dixie!" Panggil salah satu gadis kerena melihat Dixie berpamitan pada wanita paruh baya berdandan menor lalu hendak pergi dari sana. Salah satu ruangan Madam Suzu di rumah bordilnya.

"Ya?" Jawab Dixie.

"Kami kerja apa disini?" Tanya gadis yang sama.

"Madam Suzu yang akan menjelaskan. Tugasku sudah selesai," setelahnya Dixie berlalu dari sana. Acuh akan teriakan dari ketiga gadis yang ia bawa tadi.

Bayangan kasur empuk dengan aroma lavender kamarnya terlintas dalam otak Dixie. Oh... Ia tidak sabar untuk segera mengistirahatkan tubuhnya.

"Hi seksi," sapa salah satu anak buah Madam yang berjaga di pintu masuk.

"Ayo bersenang-senang," pria dengan garis wajah khas orang Jepang itu menatap minat pada tubuh Dixie. Hasrat karena lekuk tubuh di hadapannya membuat tangan pria itu lancang menyentuh bokong Dixie. Mengabaikan raut wajah Dixie yang nampak mengeras.

Dalam hitungan detik, gerakan Dixie mampu membuat sayatan panjang di lengan pria tadi. Rintih kesakitan memancing sekitar. Termasuk pimpinan para anak buah Madam.

"Ada apa ini?" Pria botak berkulit hitam dengan tubuh tinggi besar muncul, terlihat mengerikan.

"Wanita ini kurang ajar bos Nick, dia berani melukai ku," jawab pria yang terluka.

Sedikitpun Dixie tidak merasa takut. Malah ia memainkan pisau kecil kesayangannya, di antara jari-jari lentiknya.

"Apa kau menyentuhnya Jiro?" Tanya pria berkulit hitam.

"Apa dia orang baru, Nick?" Sela Dixie.

"Ya," jawab pria berkulit hitam.

"Katakan padanya, sekali lagi ia menyentuh ku, akan aku pastikan bola matanya lepas dari tempatnya," seru Dixie dingin, meninggalkan dua pria tadi lalu menaiki taxi yang ia berhentikan.

"Apa yang kau lakukan tadi?" Tanya Nick penasaran pada bawahannya.

Jiro yang ditanya mendongak setelah memperhatikan luka di lengannya yang mengalirkan darah cukup banyak.

Love Prince DemonioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang