Apa itu hati?
Tersebut begitu banyak dalam kata-kata sok suci.
Objek ilusi yang tinggi meninggi jadi korban segala macam kontradiksi.
Ini pasal hati, salah hatiku, sakit hati, hatiku berpaling, bukan untukmu.
Kukasihani hati, menjadi begitu tak suci sebab disalahkan atas segala--segala segala tindakan tak manusiawi.
Salahkan saja hati.
Lagi-lagi terpikir olehku. Jangan-jangan hati itu hanya ilusi.
Ilusi yang menjadi-jadi. Nyata dalam fatamorgana kepala, tertanam dalam setiap denyut jantung dan pemikiran. Memiliki akal sendirian, tergerak atas berbagai macam perpaduan emosi dan keinginan.
Selalu ada hati dalam setiap tindakan.
Benarkah?
Jangan salahkan hati.
Jangan obati diri dengan hati.
Benarlah hati ilusi, ilusi yang nyata.
Sebab tak ada nama lain baginya.
Hati-hatilah dengan hati.
Kau tidak punya satu hati.
Kuhancurkan satu, bisa kubuat lagi.
Begitulah sebenarnya, soal emosi yang mengada-tak ada.
Hati yang membenci --satu
Hati yang menyayangi-- dua
Hati yang mati--- tiga
Semua hati hanya ilusi.
****
7-04-21
Shugged.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Come Here
Poetry[bisikannya tak terdengar] *** Tentang ketidaksempurnaan. Aku dan egoisme. Aku dan menyerah. Aku dan suka duka. Aku dan semesta. Aku dan lelah. Aku dan rasa yang tak pernah terucap kata. Aku dan manusia. Aku dan pemilik semesta. Bagaimana dengan, ki...