Benda mati jadi saksi
Tentang diriku yang lari berkali-kali
Mereka barangkali tertawa dalam hati
Bagaimana bisa diriku sepayah ini?Barangkali mereka tak tahu apa yang kurasa dalam hati
Memendam dalam-dalam rasa ... benci
Aku tidak mau, hanya itu
Setiap kali kenyataan membuatku terpaku.Makin kesini pula makin kusadari,
Betapa diriku ini kurang punya nilai berarti
Begini-begini saja sudah lari
Kalau lebih bahaya lagi, mau terbang bagaimana lagi?Memang benar, aku selalu lari.
Lari dari hal yang semestinya jadi beban dalam diri.
Tanggung jawab macam apa yang mesti kutuntaskan?
Hukum alam kadang membuatku tertawa.
Barangkali mana yang membuatku bahagia?
Aku tidak pernah menikmati hal yang tak ingin kulakukan.
Sampai kapan aku melawan?Aku manusia paling egois.
Bukankah essay dari sekolah tampak seperti formalitas saja.
Aku kadang muak melihat tumpukan tugas yang diberi begitu mudahnya
Kalian pikir aku memang payah karena selalu lari dari tugas sekolah?
Aku tidak bisa lari terlalu jauh. Aku akan berhenti saat terjatuh.Mengejar balik sesuatu yang mengejarku.
Aku selalu menuntaskannya.
Sampai mana aku mampu berlari?
Sampai keinginanku menuntaskan semua itu hadir.
Aku tidak pernah tahu kapan. Kadang pun aku berharap tak usah ada saja.
Tapi aku manusia, punya kesadaran ini.
Ada hal yang ingin kuhindari.
Ada hal yang lebih kubenci dari menyelesaikan tugas ini.Dan jika tidak pernah ada, maka aku tidak akan berhenti berlari.
Menulis ini saja, emosi kesal sedih benci tengah kupendam dalam-dalam.
Mungkin, aku saja yang terlalu perasa.
Jika kutuntaskan dari awal tidak akan begitu menyiksa. Begitukah?
Aku terlalu pelit memberi waktu luangku untuk hal tak seru.
Aku mau minta maaf pada siapa?
Kecewa kenapa aku bisa sepayah ini.
Menangis dalam-dalam, sadar diri tak cukup untuk membuatku berhenti.Aku akan terus berlari.
***
A/N:
Puisi ini rada anu banget. Feeling stressnya kerasa gak sih? Jawab dong, kalo dibaca.
24-04-21
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Come Here
Поэзия[bisikannya tak terdengar] *** Tentang ketidaksempurnaan. Aku dan egoisme. Aku dan menyerah. Aku dan suka duka. Aku dan semesta. Aku dan lelah. Aku dan rasa yang tak pernah terucap kata. Aku dan manusia. Aku dan pemilik semesta. Bagaimana dengan, ki...