#Janggal
#Assalamu'alaikumMamang!Drrrtt... pesan whatsapp masuk.
Mba Inda, "Nay aku otw sekarang ya".
"Siap mba," balasku.
Pagi ini sekitar jam 9, aku sudah bersiap-siap untuk pergi bersama sepupuku. Rencananya, malam ini kami akan menginap di rumah baru kakakku.
Pipipipiippp, suara klakson motor pun menghampiri garasi rumahku. Sepertinya itu Mba Inda.
"Assalamu'alaikum!!!" salam seseorang yang membuka pintu belakang rumahku.
"Loh?" tanyaku heran.
"Hayu, cepet berangkat. Ini si Hanif mau ikut," jelas tanteku yang tiba-tiba datang dan mau ikut menginap juga.
"Inda mana?" tanyaku.
"Itu adaa," jawab tante.
Akhirnya, sekitar jam 10 kami pun berangkat menuju rumah kakak. Jaraknya tidak cukup jauh. Hanya memerlukan waktu sekitar 20 menit saja menggunakan motor.
______
Sesampainya di rumah kakak.
"Nayshi, ih!" ujar tanteku.
"Appaaaaa!?!!" jawabku malas.
"Tidur wae kerjaan teh! Gak dimana-mana rebahan mulu," ujar tante.
"Atuhlah ngantuk, gakuat. Sakit perut lagi pms. Perasaan kayak berat gini kepalanya, gaenak juga hawanya," balasku.
"Ada apa emangnya? Orang saya biasa aja. Adem gini suasananya kayak di kampung jogja," balas tante.
"Lagi datang bulan kali, jadinya lemes. Kan kamu ma emang suka rendah tensinya kalo lagi haid," ingat kakak.
"Minta obat atuh. Aku mau istirahat aja. Rasanya aneh, gak kayak biasanya. Pusing bukan kurang darah kayaknya. Ada apa sih kak di perumahan sini," tanyaku heran.
"Apaan, gaada apa-apa. Ambil sana obatnya di kotak obat, ada obat penambah darah," jelas kakak.
Setelah meminum obat yang kakak sarankan, aku pun kembali rebahan dan mencoba untuk memejamkan mata.
"Heuuu dasar, Nayshi! Diajak refreshing teh kebiasaan, malah liat yang aneh-aneh," celetuk tanteku.
"Sulit dikendalikan," jawabku.
°°°
18.00 wib.
Kriikk... kriikk... krik.
Suasana perumahan mulai terasa dingin dan sunyi. Tidak ada lagi tanda-tanda aktivitas warga setempat yang membuat suasana malam menjadi lebih hangat. Semuanya memilih untuk mengunci pintu rumah mereka rapat-rapat."Sepi banget. Perumahan disini masih baru, daerahnya juga masih perkampungan. Diujung sana masih ada hutan, ya. Rasanya bener-bener kayak di Jogja," ujar tanteku.
"Iya-ya, ngeri banget," kataku singkat.
Tiba-tiba semua menatapku dengan penuh tanda tanya dan kengerian.
"Apa?" tanyaku santai.
'Astaga, pasti aku salah ngomong lagi -_-' batinku menduga.
"Maksudnya ngeri apaan?" tanya tanteku.
"I-iya ngeri karna daerahnya masih sepi gini," jawabku.
"Awas kalo ngomong aneh-aneh," ancam tante.
Akhirnya, tanpa berbasa-basi lebih jauh lagi, tanteku menyarankan untuk membuat makanan saja dan setelah itu bercerita tentang masa kecil kami.
Saat malam mulai larut, tiba-tiba....
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo Crystal 3
Paranormal2021 - Ngaji Roso Sejatinya Guru Cerita ini ku tuliskan setelah aku melewati begitu banyak perjalanan yang bermakna dalam hidupku. Perjalanan yang diselimuti oleh keabu-abuan rasa lelah, bimbang, bingung, tak percaya, dan hampir saja putus asa, pada...