Perkara Talicong

59 9 0
                                    


Hari ini aku masih masuk shift siang. Rasa-rasanya, pasien hari ini lebih ramai dari biasanya. Dan sepertinya juga ada yang asing hari ini —itu karena aku tidak tahu kalau ada karyawan baru di laboratorium.

"Sstt.. sstt.. teh nity" sahutku mengode.

"Apa sih Nay, aneh banget hahaha," responnya.

"Haha ngga. Itu ada anak baru?" tanyaku sambil melirik ke jendela karna ia terlihat dari balik jendela meja kerjaku. Kelihatannya ia sedang sibuk menulis laporan hasil lab.

"Oh kamu belum tau, ya. Iya itu anak baru, nanti kalo ada apa-apa minta tolong dia aja," kata teh nity temanku.

"Oke. Terima kasih infonya," kataku.

"Apa sih, Nay. Gak jelas banget kamu haha. Kenapa gak tanya langsung ke orangnya biar sekalian kenalan," sarannya.

"Gak dulu deh," jawabku santai dan kembali duduk ke meja kerjaku.

Tak lama setelah teh nity berpamitan pulang karna dia shift pagi, seseorang yang tadi dibicarakan pun datang.

"Teh Nayshi, ini hasil lab pasien poli ya," ucap anak baru itu yang tiba-tiba saja menghampiri dan malah memberiku pekerjaan.

"Oh, iya. Simpen disitu aja print out nya. Makasih." kataku yang mungkin justru cuek.

"Oke."

Dia masih berdiri disana memperhatikanku, seolah ada sesuatu yang ingin ia ketahui. Disamping itu, aku malah tetap saja sibuk dengan pekerjaan yang harus segera aku bereskan.

"Kenapa a?" tanyaku heran.

"Oh, engga teh." Lalu ia pergi meninggalkan meja kerjaku.

"Ah iya, aa tadi siapa ya namanya?" batinku tersadar.

"Pak, pak... itu tadi anak baru kan ya?" tanyaku pada rekan kerjaku di meja sebelah.

"Iya sih kayaknya. Saya juga gak tau, kan kita sama-sama baru masuk shift siang nih," jawabnya.

"Yaahh, gimana sih, pak. Masa gatau. Emang di ruangan cowo-cowo gak ada yang ngobrolin?" kataku bercanda.

"Enggak tuh. Yaudah, sebut aja si anu," solusinya.

"Salah bertanya, sesat di jalan sih ini mah," kataku.

"Hahahaa... waahh kacau," ujarnya.

"Kalau gak salah, di nametag karyawannya namanya Rafizky kan?" kataku menebak-nebak.

"Haha udah lah neng Nayshi, gausah dipikirin. Kita kerja lagi aja," santainya.

---

18.02 wib.

"Nayshiiiii"

Aku sedang duduk sendirian di meja kerjaku karna rekan kerjaku pergi sholat magrib duluan. Saat aku sedang fokus mengerjakan laporan, tiba-tiba saja ada suara perempuan memanggilku. Bergegas aku langsung meresponnya, takut kalau-kalau ada pasien darurat yang harus kuurusi berkasnya.

"Siapa yang manggil aku?" tanyaku pada teman-teman analis yang sedang bekerja.

"Mulaiii... mulaiii," kata a Ilham.

"Eh, seriusan. Tadi aku denger jelas banget ada yang manggil. Kenapa ih?" penasaranku.

"Markipul yuk. Mari kita pulang, tinggalin si Nayshi aja, biar dia yang kerja sama temen-temennya yang gak keliatan," canda teh Dini yang saat itu sebagai Penanggung Jawab shift siang.

"Teh Din tega... magrib-magrib ada aja ya yang iseng," ucapku pelan.

"Ah, itu mah isengnya juga cuma ke kamu. Da biasanya kita mah aman-aman aja. Ya gak, ham?" goda Teh Dini.

Indigo Crystal 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang