Ritual Pembangunan

122 16 0
                                    

Bulan Agustus.

"Hhhh... capek banget jam 12 malem baru pulang," keluhku.

"Ya Allah, anak-anak ibu pada lembur sampe jam segini," sambut ibu hangat.

"Kak, ngerasa ada yang aneh gak sih?" tanyaku setelah mandi dan membereskan kamar.

"Apaan?" tanya kakak heran.

"Aku abis kena marah penghuni kantor, Abah juga marahnya ke aku," ceritaku.

"Emang pada bilang apa?" kakak penasaran.

"Abah itu marah karna tadi tempatnya berantakan, yang ambil barang gak disimpen lagi ke tempatnya. Terus penghuni kantor pada risih, kita ngapain sih dekor-dekor sampe tengah malem gak jelas. Gitu katanya," ceritaku.

"Udah, gausah dipikirin. Sekarang istirahat aja, besok kan kalian harus kerja lagi mulai jam 7 udah harus ada di kantor," ingat ibu.

***

"Selamat! Soft Opening UMKM baru telah dibuka."

Sabtu ini kami lembur dengan sukarela demi perayaan soft opening umkm baru. Setelah banyak kejadian yang aku lewati di hari-hari sebelumnya, ternyata hari ini pun masih sama saja. Tidak ada hari dimana aku diberi kesempatan untuk tenang dalam bekerja. Selalu saja ada hal yang mengusikku.

"Nayshi, kita bagian dokumentasi. Kita tunggu di luar aja yuk," seru Mbak Ayu.

Hari ini adalah kedua kalinya aku bertemu Bapak Ketua setelah bulan lalu aku baru melihatnya di momen penyembelihan hewan qurban, dimana mood beliau terlihat sedang tidak baik.

Perayaan soft opening hari ini dihadiri oleh anak-anak yatim dari yayasan terdekat kantor kami, juga dihadiri oleh ketua RT dan RW di sekitar kantor ini untuk memperkenalkan umkm baru kantor kami.

Sebagai seksi dokumentasi dan juga editor, aku hanya fokus pada kamera dan momen-momen penting yang harus diabadikan. Kulihat keceriaan anak-anak yatim yang membuatku ingin selalu menyayangi mereka dan semakin membuatku bersyukur.

"Hhh.. senangnya bisa melihat senyuman mereka hari ini, hingga aku lupa rasa lelahku," batinku.

Selesai acara, kami segera membereskan sisa-sisa event dan kembali ke ruang meeting untuk evaluasi. Sebagian dari kami ada yang merasa tegang, sedang sebagian lainnya sudah terlihat sangat lelah.

"Aneh," batinku heran.

"Ada apa Nay? Kok tadi ekspresinya gitu?" tanya kakak seselesainya kami meeting.

"Ngga, gapapa," jawabku lesu.

"Nayshiiii, Lunaaa... Ayok kita makan-makan dulu," ajak Bu Ageng dan Mba Ayu.

Sambil makan, sambil kami bercanda bersama di ruang marketing. Terlihat seperti tak ada sesuatu yang berbeda. Padahal, di antara kami sudah tidak ada Pak Banyu lagi yang banyak membantu. Ditambah lagi, di antara kami bergabung beberapa kuntilanak.

***

Keesokan Harinya di Rumah.

"Kak?" heranku saat menatap kak Luna.

"Kenapa?" bingungnya.

"Kakak gantiin Pak Banyu?" heranku.

"Gantiin apa? Kan kakak emang gantiin tugas Pak Banyu sementara waktu, kan operasional yang handle," ucapnya dengan tatapan bingung.

"Bukan. Bukan itu maksud Nay," kataku.

"Hhh... semoga ini cuma perasaan Nayshi aja," helaku.

"Nay, tapi kamu ada gambaran sesuatu gak?" tanya kakak ragu.

Indigo Crystal 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang