Kamar Kost

86 10 4
                                    


———

Oktober 2022.

Sudah hampir satu minggu aku mengekost di dekat tempat kerjaku, tepatnya di sebrang gedung rumah sakit. Alasannya, karena waktu itu aku mulai lelah harus pulang-pergi setiap hari, apalagi daerah tempat kerjaku adalah daerah langganan banjir.

"Bu, aku kangen rumah," kataku saat video call via whatsapp.

"Yaudah, pulang orang masih deket," kata ibu.

"Hujaaannnnn," kataku.

"Mau Ayah jemput?" ucap ayah.

"Ehhh.. gak usah, Ayah kan lagi masuk angin." Ibu langsung melarang.

"Ngga bu, aku di kosan aja. Besok shift pagi soalnya, ini juga udah jam 22.00 aku baru pulang shift sore," jelasku.

"Kenapa besok pagi? tukeran shift lagi?" heran ibu.

Waktu itu, masih sebagai anak junior, jadwal dinasku seringkali ditukar karna ada keperluaan atau cuti mendadak dari rekan kerjaku yang lainnya. Lelah sebetulnya, sering tiba-tiba harus rubah jadwal dari dinas siang ke dinas pagi, atau malah kadang-kadang dinas sendirian. Tapi, ya mau bagaimana lagi.

"Bu, bu, bu..." sahutku lagi.

"Kenapa?" tanyanya.

"Aku kangen Arvino, buuu" ucapku.

"Ya bilang sama orangnya, ngapain bilang ke ibu. Tapi iya, kemana Arvino kenapa udah lama kamu gak cerita Arvino," kata ibu yang sudah hafal.

"Malu ah, udah lama gak wa-an. Aku ganti nomer dari bulan Juli sampe sekarang belum ngabarin Arvino hehehe," kataku.

"Gimana sih kamu, terus kabar Arvino sekarang gimana? Masih di Papua?" penasaran ibu.

"Masih bu, tapi pas waktu itu aku lama gak main ig kan, terus Yiera tiba-tiba ngeshare story ig Arvino. Taunya dia lagi bucin-bucinnya sama pacar barunya yang di papua, jadinya aku gak jadi chat Arvino deh. Tapi aku kangen arvino buuu 😭" rengekku.

"Yaudah chat aja kenapa sih, kalian kan udah lebih lama kenal, dari SMA malah. Inget gak kamu waktu susahnya sama dia gimana. Masa kamu mau lupain Arvino..." ingat ibu.

"Aku mah gak luppaaa. Dianya aja yang lupa sama Nayshiii," kataku sebal.

"Lah, kamu juga kan sama aja hahaha." sindir kakak tiba-tiba.

"Engga iiiiihhh," kataku membela diri.

"Ga sadar kali kamunya, huuuu" sindir kakak.

"Ssttt udah ah, ribut muluuu. Yaudah sana, coba kabarin Arvino dulu kalo kamu ganti nomer," ingat ibu sekali lagi dan kami pun mengakhiri video call malam itu.

Sebelum menghubungi Arvino, aku malah menghubingi temannya Arvino lebih dulu. Coba memastikan apakah nomor Arvino masih aktif atau tidak. Dasar Nayshi, kenapa tidak dicoba sendiri saja, sudahlah.

Tanpa pikir panjang, aku pun langsung menghubungi Arvino. Tapi aku lupa kalau Bandung dan Papua itu beda dua jam.

"Arvinooo
"Ini nomer Nayshi yang baru
"Udah lama ganti nomer sebenernya, tapi baru ngabarin hehehe
"Masih inget aku gaaakkk :(
"Eh astagfirullah lupaaa, di sana udah tengah malem ya huhuu maap"
pesanku pada Arvino.

Tidak butuh waktu lama, Arvino langsung membalas pesanku. Aku lupa sudah berapa lama tidak berkabar dengan Arvino, entah 3 bulan, 4 bulan, atau 6 bulan? Tapi yang jelas, aku senang karna dia masih mengingatku.

"Kamu kemana aja iihh kenapa sekarang sombong sama akuuu," rengekku.

"Sombong apa astaga. Gatau kenapa aku malu buat ajak main atau meet up," balasnya.

Indigo Crystal 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang