Chapter 12

13.5K 1K 16
                                        

Hallo👋

Gimana kabarnya? Lama Ica tak muncul.

Ada yang kangen Alula?

Attar?

Angkasa?

Alta?

Starla?

Ken?

Alvino?

Awan?

Galaksi?

Apa kangen Ica?😂

Maaf ya telat update, kemarin-kemarin kerjaan banyak banget. Gak sempet buat nulis.

Ini tadi malem Ica sempetin buat nulis dikit-dikit. Itu aja Ica sampe dimarahin gegara begadang.

Intinya,

HAPPY READING, GAES📖📖📖

12. Pasar

___________________


Luna melangkah keluar kamar. Setelah sarapan dan berbincang sebentar dengan Senja dan mertuanya, Luna memang memilih kembali ke kamar. Ada seseorang yang harus ia telepon.

"Loh, kok kamu masih di sini, Nja?" tanya Luna saat melihat Senja sedang duduk di ruang keluarga. Tengah menonton televisi sambil membuka majalah.

Senja mendongak. "Oh, itu ..." Kembali melihat-lihat majalah di tangannya. "Gak jadi. Tadi mas Rey ditelepon pihak rumah sakit katanya ada operasi mendadak jadi tunda lain kali."

Luna mengangguk. Jadi sejam yang lalu Senja berpamitan akan pergi ke rumah mertuanya. Ibu dari Rey itu mendadak merindukan menantu satu-satunya karena putra kedua alias adik Rey belum juga menikah di usianya yang sudah kepala tiga.

"Lun, kok aku pengin makan bakwan jagung buatan kamu ya?"

Mengerutkan kening Luna melihat Senja yang tiba-tiba menatapnya serius. "Bukannya kamu gak suka jagung ya?"

Meletakkan majalahnya. Senja menaikan satu kakinya menghadap Luna. "Tapi aku pengin banget bakwan buatan kamu. Terakhir aku makan bakwan jagung kan waktu aku nginep di kosan kamu. Itu juga dulu aku terpaksa karena gak ada makanan lain saking laparnya."

"Tapi tetep abis juga kan,"

Senja menyengir. "Kan aku lapar banget waktu itu. Aku juga gak bawa duit, jadi pilihan terakhir mau gak mau ya makan bakwan jagung buatan kamu itu."

"Alasan," Senja terkekeh mendengar Luna menggerutu dan beranjak dari duduknya.

"Lun, buatin, ya, ya?" Senja merengek, menarik tangan Luna sambil menunjukkan puppy eyes-nya.

"Kakak Ipar, ayo dong buatin adek iparmu bakwan jagung," Senja memeluk Luna. "Kakak ipar gak mau kan kalau calon keponakan kamu ileran?" lanjut Senja masih merengek sambil mengelus perut ratanya.

Mendengar kalimat Senja mendadak Luna menatap serius sahabat sekaligus iparnya. "Kami hamil?"

Senja mengangguk polos. Ia mendekatkan bibirnya ke telinga Luna. "Udah lima minggu, tapi jangan kasih tau siapa-siapa ya?" bisiknya pelan.

Spectacular BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang