14. Bertemu Ilzam
______________
Setelah mengunjungi kios cik Lin Mei. Orang cina yang sudah tinggal puluhan tahun dan menjadi warga negara Indonesia itu menjual sayur-sayuran segar. Lalu mereka kembali menuju ke kios sebelah yang menjual berbagai macam seafood. Tak lupa membeli beberapa jajanan pasar yang jarang mereka beli, kecuali bagi Luna dan Alula tentunya.
Salah satunya yaitu Lopis atau lupis. Jajanan yang berasal dari Jawa Tengah itu merupakan jajanan yang terbuat dari ketan dan disajikan dengan parutan kelapa dan gula merah cair. Bentuknya seperti lontong, bulat memanjang, biasanya dibungkus menggunakan daun pisang.
Ada juga gethuk lindri. Jajanan tradisional khas Jawa ini terbuat dari singkong. Sebenarnya gethuk memiliki beberapa varian. Ada yang terbuat dari pisang, ada juga yang terbuat dari ubi. Dan gethuk lindri sendiri terbuat dari olahan singkong yang digiling halus dengan gula pasir, diberi pewarna makanan dan vanili. Setelah itu di cetak kecil-kecil memanjang dan dirapatkan memanjang. Sentuhan terakhir yaitu di potong panjang lima cm dan lebarnya empat cm.
Dan yang paling Alula sukai yaitu klepon. Jajanan tradisional khas Indonesia itu terbuat dari tepung beras ketan yang dibentuk bulat seperti bola-bola kecil, diisi gula merah lalu direbus dalam air mendidih. Setelah matang dibalurkan dengan kelapa parut.
Biasanya Alula akan melahap satu bulatan kecil klepon sekaligus. Sangat nikmat saat gula merah itu meleleh di mulutnya. Gadis itu bisa menghabiskan tiga sampai empat bungkus klepon yang biasanya satu bungkus berisi empat potong klepon.
"Bun, kok belok kiri? Parkiran kan ada di sebelah kanan," tanya Alta saat mereka keluar dari pintu pasar.
"Mampir ke kontrakan dulu, Kak." Bukan Luna yang menjawab tapi Alula. Gadis yang masih terlihat semangat itu terus mengunyah makanan kesukaannya.
"Pelan-pelan, Dek," tegur Angkasa saat melihat cara Alula langsung melahap dua klepon sekaligus.
Yang ditegur hanya menyengir dengan kedua pipi yang menggembung membuat Angkasa gemas dengan dua bulatan di pipi adiknya.
"Jauh gak, Bun?" tanya Starla.
Luna tersenyum kecil. "Gak kok. Tuh," Luna menunjuk rumah berpagar kayu. "Udah keliatan rumahnya,"
"Assalamualaikum, Bulbul, Tante Luna." Seorang pemuda berkemeja putih tiba-tiba menyela.
Kedua mata Alula berbinar. "Bang Ilzam!" Pekiknya. "Waalaikumsalam, Bang," lanjut Alula diikuti Luna.
"Kok sekarang jarang keliatan ya?"
Pemuda berkemeja putih itu tersenyum, membuat dua lubang di kedua pipinya.
"Iya, Bang. Kan Bulbul sama bunda sekarang tinggal sama ayah."
"Ayah?" Dahi pemuda itu berkerut.
"Ayahnya Bulbul, Zam. Suami Tante," balas Luna tersenyum.
"Ceritanya panjang," lanjut Luna saat masih melihat kerutan di dahi pemuda dengan peci di kepalanya.
Ilzam mengangguk sambil tersenyum tipis tak ingin banyak bertanya. Lalu tatapannya beralih menatap Alula yang masih mengunyah klepon terakhir.
"Kebiasaan gak berubah-ubah. Kalo makan itu duduk dulu, Bulbul." Alula menyengir. Dengan cepat gadis itu membuang bungkusan klepon yang sudah habis ke tempat sampah di dekatnya.
Alula mengangkat kedua telapak tangannya. "Udah gak, Bang," ucapnya tersenyum di akhir kata.
Ilzam hanya menggelengkan kepala tak habis pikir dengan tingkah Alula. Gadis yang sudah ia anggap sebagai adiknya, bahkan lebih.
"Bang Zam, dari mana mau kemana?" Ilzam terkekeh pelan mendengar pertanyaan Alula.
"Dari masjid mau ke rumah," seketika kedua bola mata Alula melotot.
"Ah, sekarang kan jadwalnya Bang Zam ngajar ngaji ya?"
"Bulbul gak bisa bantuin Abang lagi dong," lanjut Alula menekuk wajahnya.
"Bisa kok. Kalau kamu ada waktu, kamu bisa bantuin Abang lagi," balas Ilzam membuat Alula berbinar seketika.
"Tidak bisa." Potong Angkasa sambil mendekap bahu Alula membuat adiknya memekik pelan.
Sedari tadi pemuda itu hanya mendengar pembicaraan Alula bersama pemuda yang usianya sama seperti kakak pertamanya. Jujur saja, ada perasaan tak suka saat melihat keakraban mereka.
Apalagi saat melihat tatapan ketertarikan dari pemuda yang bernama Ilzam kepada adiknya. Begitu pun dengan Alta, Attar, Awan, Ken dan Alvaro. Sementara Starla, gadis itu sedari tadi masih menatap Ilzam tanpa berkedip.
"Kok gitu sih, Kak?" Protes Alula. Dengan sekali sentakan Alula melepas lengan Angkasa dari bahunya. "Lula gak butuh izin Kak Asa ya, wleek ..." Alula menjulurkan lidahnya.
Kemudian gadis remaja itu kembali menatap Ilzam. "Minggu depan Bulbul ke masjid, Bang," ucap Alula semangat.
Sebelum Ilzam sempat menjawab, Angkasa lebih dulu berujar dengan nada dingin dan sinis.
"Lihat saja apa kamu bisa pergi atau tidak." Angkasa tersenyum miring menatap Ilzam lalu berlalu.
"Hah liat aja besok," timpal Attar sinis kemudian menyusul saudara kembarnya. Tak lupa menarik lengan Alula meskipun adiknya itu protes.
"Langkahi dulu laki-laki keluarga Gavriel dan Derandra sebelum Lo deketin adek kami." Alta menatap tajam Ilzam.
Kemudian tatapannya beralih pada Starla. "Kamu jaga mata," tegur Alta kepada Starla, kemudian merangkul bahu gadis itu agar mengikuti langkahnya.
Awan dan Ken bersedakep. Memandang iba pada Ilzam.
"Kasian deh, Elo!" Pekik keduanya sambil menggoyangkan jari telunjuknya di depan wajah Ilzam. Kemudian menyusul saudaranya.
Luna yang melihat tingkah anak-anaknya pun tak habis pikir. Ia menatap tak enak ke arah pemuda taat agama itu. "Nak Ilzam, maafin kelakuan anak-anak Tante ya?"
Ilzam tersenyum simpul meskipun tadi ia sempat terkejut dengan kelakuan laki-laki yang di sebut kakak dan abang oleh Alula.
"Tidak apa-apa, Tante."
"Ya sudah, kalo gitu Tante duluan ya. Assalamualaikum," pamit Luna diikuti Senja yang sedari tadi hanya diam menyaksikan.
"Waalaikumsalam," balas Ilzam lirih. Masih menatap kepergian Alula yang sudah hampir menghilang bersama keluarganya.
Puk!
Alvaro menepuk keras pundak Ilzam. Ia menatap iba pada pemuda di depannya. "Sabar, Bro. Gue tau Lo suka sama adek gue kan?"
Melihat pemuda di depannya hanya terdiam. Alvaro mendekatkan wajahnya ke telinga Ilzam. "Gue tau caranya gimana Lo bisa dapet gebetan Lo."
Ilzam menaikan sebelah alisnya membuat Alvaro tersenyum lebar.
"Caranya ... lo harus pelet gebetan lo," bisik Alvaro lantas berlalu sambil tertawa ngakak saat melihat reaksi pemuda yang diketahuinya bernama Ilzam.
Alvaro berani bertaruh atas nama pacar-pacarnya jika saja tadi semua keluarganya mendengar apa yang ia ucapkan tamatlah riwayatnya.
°°°°°
Next?
Published,
Selasa, 6 Juli 2021

KAMU SEDANG MEMBACA
Spectacular Brother
Teen FictionTerbiasa hidup berdua bersama sang bunda selama 15 tahun membuat Alula Cassiopeia menjadi gadis mandiri dan energik. Tak pernah menekan sang bunda agar memiliki keluarga sempurna. Cukup hanya dirinya dan ibunda tercinta mampu membuat Alula bahagia...