Ada yang nunggu SB update gak?
Happy Reading, Gaes📖
Maaf kalo typo 🙏
11. Maaf
____________________
Suara bel istirahat membuat seluruh SMA Scarlett bersorak. Sementara para guru hanya menggelengkan kepala lalu berlalu menuju kantor.
Seperti Alula yang diapit Starla dan Alta menuju kantin. Di belakangnya ada Attar, Ken, Awan dan Alvaro.
"Kamu mau makan apa, Dek?" tanya Attar begitu mereka sampai di kantin.
"Mau mie ayam, Kak."
"Nasi goreng aja ya?" Tawar Attar.
Alula memanyunkan bibir. "Kalau kayak gitu mending gak usah tanya Lula mau makan apa," gerutunya membuat Attar tersenyum simpul.
"Terus minumnya?"
"Es teh,"
Kini giliran Attar menatap Starla yang tengah memainkan ponselnya. "Kamu, Dek?"
"Apa aja, Kak. Yang penting bisa dimakan," Starla menyengir di akhir kalimat.
"Oke, nasi goreng sama es jeruk kesukaan kamu." Attar beranjak. "Lo temenin gue." Ia menyeret seragam sekolah Ken agar mengikutinya. Membuat pemuda itu menggerutu.
"Dek," panggil Alta.
Alula menoleh. Menatap Alta yang tengah menatapnya juga.
"Kenapa, Kak?"
Wajah Alta mendekat. Tangannya terulur menyibak poni yang menutupi dahi Alula.
"Ini ... kenapa?"
Alula terkesiap lantas menepis tangan Alta dan kembali merapikan poni, menutupi bekas luka memanjang di dahinya.
"Bukan apa-apa." Jawaban super cepat itu membuat Alta memicingkan mata.
Starla mengalihkan pandangan. Awan menghentikan permainan sedotannya. Jangan tanya di mana Alvaro. Sudah jelas pemuda berjuta pacar itu sedang mengapeli salah satu pacarnya.
"Eum ..." Alula mengedarkan pandangan. Hingga netranya bertatapan dengan sepasang mata yang menyorot tajam padanya.
"Kak Asa," gumam Alula pelan saat Angkasa sudah berada di depannya dan membuat semua pasang mata menatapnya, termasuk Attar dan Ken yang baru saja tiba.
"Ikut gue." Tanpa aba-aba Angkasa menarik tangan Alula. Pergi menjauh dari tempat para siswa memanjakan perutnya.
"Bang—" Baru saja Attar hendak menyusul Angkasa dan Alula, namun ponselnya bergetar.
Drrttt ...
Kak Galak calling ....
"Biarkan Alula bersama Angkasa." Suara diseberang sana sangat tegas dan penuh dominan membuat Attar sedikit merinding.
"Tapi, Kak, gimana kalau Alula kenapa-kenapa?"
"Tidak akan. Kalian jangan merecoki Angkasa." Panggilan langsung terputus sebelum Attar sempat protes.
"Kenapa, Tar?"
Attar menyimpan ponselnya kemudian duduk. "Kak Galak gak bolehin kita nyusul Alula."
Kening Starla membentuk lipatan-lipatan kecil. "Loh? Gimana kalau kak Angkasa ngapa-ngapain Alula?"
"Mungkin ada yang mau Asa bicarakan dengan Alula. Biarin aja," saut Alta diangguki Attar. Setelah itu mereka kembali fokus pada makanan dan sesekali berbincang sambil tertawa.
°°°°°
Sepanjang koridor tak ada yang membuka suara. Mengabaikan beberapa pasang mata yang menatap mereka penasaran. Juga beberapa guru yang berpapasan dengan mereka tak mendapat sapaan dari Angkasa. Sementara Alula hanya bisa menggigit bibir bawahnya. Menahan debaran jantung yang kian menggebu.
Hingga sampailah mereka di depan pintu berwarna hitam, berbeda dari pintu lainnya. Angkasa menekan kunci dan melangkah masuk masih menggandeng tangan adiknya.
Ruangan yang tak terlalu luas juga tak terlalu sempit itu tampak sederhana dengan cat berwarna putih cerah. Ada beberapa foto yang terpajang di dinding. Tak lupa televisi yang tak terlalu besar berada di antara dua foto paling besar daripada yang lain. Sofa panjang berwarna merah gelap dan di bawahnya ada karpet berbulu abu-abu.
"Kak?" panggil Alula. Ia hanya menatap punggung Angkasa.
"Ini ruangan siapa, Kak? Gimana kalau ada yang marah kita ke sini?" cicit Alula.
Mendengar suara gemetar adiknya, mau tak mau Angkasa berbalik setelah mengembuskan napas pelan.
Angkasa mendekat. Memegang kedua bahu Alula sambil menatapnya intens.
"Maaf," ucapnya kemudian memeluk tubuh mungil Alula.
Dengan ragu Alula membalas pelukan Angkasa saat merasa bahu kakaknya bergetar.
"Kakak ...."
"Maafin, Kakak, Maaf," racau Angkasa dengan suara serak. Merasa bersalah karena sudah menuduh adiknya penyebab sang bunda meninggalkannya. Padahal kenyataannya tidak seperti apa yang ia pikirkan selama ini.
Mengingat sang bunda. Angkasa jadi ragu apakah Luna mau memaafkannya atas perilakunya tempo hari atau tidak. Ia sudah sangat menyakiti wanita yang sudah melahirkannya.
Angkasa menyesal, sangat.
°°°°°
Maaf kalo part ini terlalu pendek🙏
Jangan lupa VOTE dan COMENT ya🤗
Lopyu❤️
Annisaaryn28Published,
Senin, 15 Maret 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Spectacular Brother
Teen FictionTerbiasa hidup berdua bersama sang bunda selama 15 tahun membuat Alula Cassiopeia menjadi gadis mandiri dan energik. Tak pernah menekan sang bunda agar memiliki keluarga sempurna. Cukup hanya dirinya dan ibunda tercinta mampu membuat Alula bahagia...