Cahaya rembulan menyorot pada sosok manusia yang sedang melamun diatas balkon, termenung memikirkan masa depannya kelak. Apa yang akan orang lain ucapkan jika pernikahannya saja hanya bertahan sampai tiga bulan, apa reaksi orang tuanya mendengar pengakuannya nanti bahwa pernikahan yang dia jalani adalah sebuah kepalsuan. Semakin kesini dia semakin merasa ketakutan, takut dengan kenyataan jika orang tuanya membencinya. Harta bukan segalanya tetapi orang tuanya adalah sumber kebahagiaannya, tak bisa ia bayangkan bagaimana orang orang akan mencibir nama keluarganya. Disisi lain dia tidak punya pilihan lagi, kesepakatan sudah resmi dan tak dapat diubah lagi. Mungkin bisa saja dia meminta seseorang untuk mengubah peraturan setidaknya sampai bulan kelima, tetapi dia tidak cukup berani meminta hal pada orang yang sama sekali tidak peduli.
Dia menggenggam surat penceraiannya, setetes demi setetes air matanya mulai mengalir. Pilihannya untuk lebih dulu meminta cerai tidak salah, tetapi hatinya yang salah selalu meminta untuk tetap mempertahankan. Dilema, itu yang dia rasakan saat ini. Rasa benci yang dulu dia ciptakan malah membuatnya terjerumus pada cinta yang begitu dalam, mungkin dia masih bungkam akan perasaannya tetapi dia tak bisa menyembunyikan cintanya pada sang suami. Tangisannya semakin menjadi, sesak menggerogoti dadanya perlahan lahan. Tak ada suara, tak ada rintihan hanya ada air mata yang mengalir deras membasahi pipi chubby nya.Dari belakang seseorang memperhatikan gerak gerik pria cantik di depannya, hal yang sama juga dia rasakan saat melihat tubuh si mungil bergetar menangis hebat. Sakit, itu yang dia rasakan. Terlalu sakit melihat orang yang kau cintai menangis meratapi nasibnya, hal yang dulu tak pernah sekali pun dia pedulikan kini berubah menjadi hal yang paling dia takuti kepergiannya. Dia tidak mau kehilangan, tetapi dia masih bungkam tentang perasaannya. Dia ingin si mungil menjadi miliknya, tak akan dia biarkan siapapun berani menyakiti pujaan hatinya. Satu hal yang ia dia katakan " Aku mencintaimu sangat mencintaimu "
Tetapi dia masih takut mengutarakan perasaannya, takut orang yang ada di hadapannya tidak akan percaya dengan ucapannya. Dia tau mereka sudah mulai mencintai satu sama lain, terlihat bagaimana saint menunjukan pengabdiannya terhadap dirinya sebagai seorang suami. Jelas ia tau apa yang sedang saint genggam saat ini, lembaran yang penuh dengan coretan menyakiti hati. Jujur saja ia merasakan sakit saat tau saint sudah menyiapkan surat penceraian itu sedari awal, tetapi tak ada pilihan lain lagi untuknya. Keputusan saint mungkin sudah bulat dan dia akan ikhlas untuk menerimanya, demi kennyaman dan kebahagiaan masing masing tak ada salahnya dia menghapus rasa sakit yang selama ini saint rasakan selama dia bersamanya.Pagi hari seperti biasanya mereka selalu sarapan bersama, tak ada obrolan yang keduanya mulai untuk menghilangkan kecanggungan. Mereka sama sama diam tanpa melirik satu sama lain, sampai tiba tiba bel pintu rumah berbunyi yang membuat keduanya saling melirik. Zee segera beranjak membuka pintu utama mansion yang langsung menampilkan sosok wanita paruh baya yang begitu anggun, ya dia adalah ibunya zee. Ibunya yang selama dua bulan ini tak pernah menjenguknya untuk sekedar menanyakan kabar, tiba tiba saja datang dengan wajah senang lalu masuk tanpa permisi mencari keberadaan menantu kesayangannya. Zee hanya terdiam menyaksikan bagaimana sayangnya ibunya kepada saint, begitu pula saint yang tersenyum hangat menyambut ibu mertuanya.
" Tumben mae kesini, ada apa ?" Tanya zee kembali duduk di kursi makannya
" Apakah mae harus punya alasan untuk datang menemui anak menantu, mae ?" Jawabnya tajam mengarah pada zee, lalu dia menyentuh tangan saint dan melanjutkan ucapannya " Baiklah, alasannya karena mae merindukan menantu kesayangan mae ini " dia tersenyum sangat lebar
Saint tersenyum mendapati ibu mertuanya yang begitu menyayanginya " Mae sudah makan ? Kalo belum sekalian mae makan disini bareng kita, saint memasak banyak hari ini. Mae "
Ibunya zee memeluk saint erat dan mencubit pipi chubby saint " Ah, aku tidak pernah salah memilih menantu ternyata. Kebetulan mae belum makan jadi mae akan makan disini bareng kalian hehe "
KAMU SEDANG MEMBACA
✔Take Me To Your Heart : ZaintSee❤ ( The End )
RomanceKisah dari seorang Saint Suppapong yang terpaksa menikah karena dijodohkan dengan seorang Zee Pruk yang tegas dan sedingin kulkas, apakah pernikahan mereka akan bahagia dan mereka berakhir saling mencintai atau malah sebaliknya ? Penasaran kan, mari...