Pertemuan

394 59 2
                                    

Bo Lan Restoran

Aku melihat sebuah keluarga disana terdiri dari seorang wanita cantik, seorang lelaki tampan berwibawa dan ya satu lagi lelaki dingin seperti kulkas itu hanya menatapku sekilas. Aku pikir dialah orang yang akan dijodohkan denganku, orang tuanya sangat menyayangiku bahkan ibunya tak henti hentinya mengelus kepalaku dan tersenyum saat mengajakku berbincang. Dan lelaki itu hanya sibuk dengan layar ponselnya tanpa menghiraukan perbincangan kami

" Zee, tidak baik bermain ponsel saat sedang  bersama calon mertuamu. Simpan ponselmu " ucap ayah Zee yg langsung diturutinya

Perbincangan kami cukup banyak panjang apalagi orang tua kami sudah akrab sejak mereka kecil tetapi lelaki dingin itu hanya diam dan terus menatapku aneh " Cantik " batin Zee, apa ada yang salah denganku ? Dan tibalah disaat penentuan tanggal pernikahan kami

" Hah, sebulan ?" ucapku dengan Zee bersamaan

" Apa ini tidak terlalu cepat ?" ucap Zee hati hati

" Menurut kami tidak " ucap ibu Zee sambil tersenyum kearah ibunya Saint, mereka sama sama tersenyum

" Maaf om tante, tapi kami belum saling mengenal sebelumnya. Apa tidak bisa menunggu untuk beberapa bulan lagi, kami hanya ingin saling mengenal dulu " ucap Saint yang berharap pernikahannya ditunda atau lebih baik dibatalkan

" Sebaiknya kamu menurut saja kata ayahnya nak Zee, lagian kalian bisa saling kenal selama waktu pernikahan di persiapkan " ucap ibu Saint yang membuat mereka berdua tertunduk diam

Saint yang masih kebingungan harus berbuat apalagi dan Zee yang segera menarik tangan Saint untuk mengikutinya kearah taman " Permisi, om tante "

" Huh dasar anak anak " ucap ibunya Saint

" Biarkan saja agar mereka saling mengenal dulu, mungkin ada yang ingin mereka bicarakan " ucap ibunya Zee yang dibalas anggukan oleh ibunya Saint

Sesampainya Di Taman

" Gak usah tarik tarik " ucap Saint sambil melepaskan tangannya dari cengkraman Zee

" Aku setuju dengan pernikahan ini dan kamu pun harus " ucap Zee sambil memandang lurus kearah depan

" Apa apaan kamu, belum jadi suami aja udah pake acara ngatur ngatur segala. Aku gak mau, aku udah punya pacar. Aku gak mau nikah sama kamu " ucap Saint dengan menatap tajam kearah Zee

Zee menoleh dan menaikkan satu alisnya " Kamu pikir aku gak punya pacar, aku juga kali "

" Terus kenapa kamu setuju dengan pernikahan ini ?" ucap Saint penasaran

" Jika kita gak nuruti kemauan mereka, semua fasilitas kita akan diambil. Kamu mau itu ?" ucap Zee menatap Saint

" Ya gak mau " kata Saint dengan memanyunkan bibirnya

" Makanya, hmm... Aku punya ide. Gimana kalo kita nuruti aja kemauan mereka, kita tetap seperti biasanya. Kamu boleh jalan sama pacarmu dan aku pun juga begitu, kita hanya suami istri di depan orang tua kita aja. Lagian pernikahan ini paling cuma bertahan sampe 3 bulan aja, untuk kedepannya aku yang atur deh " ucap Zee sambil tersenyum lebar dengan rencananya

" Kamu yakin, jadi kita harus sembunyi sembunyi gitu ? Males banget, aku pengen bebas Zee. Aku gak mau sama ikatan ini " kata Saint sambil membuang muka

" Banyak protes kamu ya, mending kamu ikutin semua kata kata aku. Kamu masih bebas kemana pun sama pacar kamu, seharusnya kamu udah beruntung dong " kata Zee sedikit berbicara keras

" Beruntung gimana ? Gue punya suami udah tua kaya loe !" ucap Saint tak kalah tinggi suaranya

" Aku pikir kita sudah setuju dengan hubungan ini " Zee meninggalkan Saint sendirian " Cowok tapi bawel banget si " batin Zee

" Heh, gue belum selesai ngomong. Ehh, sialan si Zee " kata Saint meneriaki Zee yang sedang menuju masuk kedalam restoran kembali

Jangan lupa vote sama komentarnya ya, terima kasih 🙏

✔Take Me To Your Heart : ZaintSee❤ ( The End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang