84.Rencana Tunangan

192 6 0
                                    

Kini sidd dan Axel sedang duduk berdua di Rooftof sambil meminum kopi kesukaan keduanya.

"Yah Axel mau ngomong sesuatu" kata Axel menatap sidd.

"Ngomong aja" kata sidd meminum kopinya.

"Axel mau tunangan boleh ya" kata Axel membuat ayah nya kaget dan langsung menatap Axel.

"Apa tunangan?kamu emang gak mau kuliah dulu kamu udah sepakat kan kuliah sambil kerja di perusahaan ayah" kata sidd.

"Ya ini cuma tunangan aja yah Axel juga mau kuliah kok,cuma masalah nya pa-pacar Axel tuh lagi di incar incar sama lelaki lain Axel takut pacar Axel di ambil orang" kata Axel tertawa kecil.

"Ayah sih setuju aja ya niat kamu baik kok tapi masalahnya bunda kamu gimana dia pasti gak izinin" kata sidd.

"Ayah ngomong sama bunda lah ini cuma tunangan aja kok nikah nya masih lama kalau udah selesai kuliah" kata Axel.

"Nikah pas kuliah juga gapapa ayah dulu gitu kok cuma ya mungkin kau harus tahan buat anak nanti aja udah lulus kuliah" kata sidd tertawa.

"Ck gak mau!Axel mau nya udah selesai kuliah" kata Axel tertawa malu.

"Emang pacar kamu siapa" kata sidd menatap Axel.

"Bianca temen nya Alexa" kata Axel meminum kopi nya juga.

"Owh kau jadi juga sama Bianca itu" kata sidd tertawa kecil.

"Hehe iya yah"

"Menurut ayah sih lebih baik kamu pacaran aja dulu bukan nya ayah ngelarang tapi masalahnya kamu blm cukup umur untuk tunangan gimana kalau keluarga Bianca minta kamu cepet cepet nikahin Bianca?sementara kamu belum siap" kata sidd menatap Axel.

"Tapikan yah nanti aku kabarin Bianca terus Bianca sampein ke keluarganya kalau kita bakal nikah setelah kuliah" kata Axel.

"Bunda kamu pasti gak akan setuju Axel" kata sidd.

"Ya ayah aja yang bilang berdua ayolah yah" kata Axel.

"Nih ya Axel sebanyak apapun lelaki yang mencoba mengejar Bianca tapi kalau hati Bianca pengen nya sama kamu cinta nya sama kamu gak akan ada yang bisa ambil hati Bianca" kata sidd.

"Axel juga tau tapi kan tunangan buat mengikat doang kalau Bianca udah jadi milik Axel jadi lelaki lain gak mau deketin Bianca" kata Axel mulai risih.

"Pikirkan bunda mu juga ia akan setuju atau enggak"

"Setuju apa hm" kata Avneet naik ke Rooftof sambil membawa kue lalu duduk disampingnya sidd.

"Tuh ngomong sana" kata sidd menatap Axel.

"Gak mau sama ayah aja"

"Ada apasih sidd" kata Avneet.

"Axel mau tunangan sama pacarnya boleh gak" kata sidd tertawa.

"Apa! Jangan bercanda sidd gak lucu Axel masih belum cukup umur gak ada tunangan tunangan" kata Avneet.

"Tuh kan apa ayah bilang gak akan dikasih izin"

"Ayolah Bun masalahnya pacar Axel ada yang incar Axel takut dia di rebut lelaki lain" kata Axel memohon.

"Ya udah kalau emang lelaki lain berhasil ngerebut pacar kamu ya ikhlasin aja jodoh udah ada yang ngatur Axel jangan takut" kata Avneet.

"Kok bunda gitu sih sama Axel" kata Axel mendengus kesal.

"Bunda cuma mau yang terbaik buat kamu kamu itu masih 18 tahun puas puasin main, kuliah belajar biar makin berprestasi tunangan itu gak mudah Axel gimana kalau keluarga perempuan minta kamu nikahin secepat nya" kata Avneet.

"Tapikan bun ayolah ngertiin Axel sebentar aja"

"Kapan kamu ngertiin bunda nya kalau bunda bilang gak boleh ya gak boleh kamu bisa nurutin bunda gak" kata Avneet mulai emosi.

"Tahan emosi mu Avneet lagian Axel niatnya baik kok biar gak dosa pacaran terus kan yaudah tunangan aja ntar nikah nya selesai kuliah" kata sidd membela Axel.

"Nanti dia tak pokus kuliah sidd gak pokoknya" kata Avneet kekeh.

"Aku akan pokus kuliah Bu aku janji" kata Axel menatap Avneet.

"Sekarang kau janji tapi nanti kau bisa mengingkari nya Axel" bentak Avneet ia kelepasan.

Axel terdiam menatap Avneet yang membentaknya ia langsung berdiri membawa hp nya lalu turun kebawah.

"Apa yang aku lakukan?" Kata Avneet panik.

"Kau kenapa membentak Axel sih ya ampun dia jadi ngambek kan" kata sidd.

"Karena aku mau yang terbaik untuk anak ku sidd dia belum cukup umur untuk tunangan"

"Ya tapi ini baru tunangan gak langsung nikah Avneet ya istilah nya Axel udah tandain Bianca dia yang bakal Axel nikahin gitu doang" kata sidd.

"Tapi sidd"

"Anak mu udah marah udahlah terlanjur"

Malam hari pun tiba biasanya Axel selalu tiduran di sofa sambil nonton tv tapi ini tidak apa mungkin dia marah karena Avneet membentak nya tadi siang.

"Sidd aku merasa bersalah banget udah ngebentak Axel" kata Avneet.

"Ya kamu sih kenapa pake ngebentak Axel" kata sidd

"aku kelepasan sidd gimana ini biar Axel mau memaafkan ku"

"Restuin dia pengen tunangan pasti dia mau baikan lagi sama kamu" kata sidd.

"Tapi"

"Kau mau gak liat anak mu bahagia?Axel cuma mau tunangan aja kok nikah nya masih lama dia juga akan pokus pada kuliah dan kerja nya meski dia udah tunangan" kata sidd menatap Avneet.

"Aku tak bisa percaya begitu saja" kata Avneet menunduk.

"Ayolah percaya pada anakmu dia baik Avneet Axel gak pernah ingkaron janji nya" kata sidd

Avneet terdiam merenungkan perkataan sidd pasti menjadi Axel sangat sakit ketika tidak direstui oleh bunda nya dan Avneet juga merasakan sakit nya sebagai seorang ibu.

"Yaudah deh aku mau restuin Axel tunangan" kata Avneet.

"Beneran?" Kata sidd tersenyum.

"Hm iya"

"Yaudah Sanah ke kamar Axel"

Avneet berdiri dan naik ke lantai atas lalu mengetuk pintu kamar Axel.

"Axel ini bunda boleh gak bunda masuk" kata Avneet dengan lembut.

"Boleh,buka aja Bun" teriak Axel dari dalam.

Avneet masuk kedalam lalu menutup pintunya dan melihat putranya sedang tiduran sambil main laptop.

"Ada apa bun"

"Bunda mau bicara soal tunangan kamu" kata Avneet duduk disebelahnya.

"Kenapa?udah gak usah jadi gapapa kok" kata Axel.

"Gak pertunangan kamu harus jadi" kata Avneet tersenyum.

"Tapikan bunda larang Axel tunangan sekarang"

"Bunda udah restuin kok bunda ngerasain sakit nya gimana kalau kita mencintai seseorang tapi tidak direstui orang tua itu sakit sekali" kata Avneet memeluk Axel.

"Ah makasih bunda Axel janji kok tunangan dulu nikah nya ntar dan Axel janji bakal pokus kuliah meski Axel udah tunangan" kata Axel

"Janji?" Kata Avneet menunjukan jari kelingking nya.

"Janji"

Axel melingkarkan jari kelingking nya ke jari kelingking milik Avneet sambil tersenyum bahagia akhirnya mendapat lampu hijau dari Avneet.

Jangan lupa vote ya semuanya

Karena Satu Malam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang