part 6

3.4K 301 7
                                    

"Lo kenapa jadi kalem gini, Kai?" tanya Arya setelah si kembar pamit pulang karena orang tua nya yang tiba-tiba menyuruh mereka pulang.

"Gue dari dulu kalem," balas Kaivan membuat Arya berpura-pura ingin muntah mendengarnya.

"Kalem pala lo! slengekan yang ada." Arya diam beberapa saat.

"Oh iya, gue belum pernah main ke rumah lo yang sekarang. Ayo kesana! gue udah ijin sama bunda," lanjutnya.

Kaivan tampak berpikir sejenak sebelum menganggukkan kepalanya, ia akan memberi tahu Devina nanti. Kemungkinan besar, Arya bakal menginap di rumahnya mengingat hari sudah mulai gelap. Kaivan yakin bunda nggak ngijinin Arya buat pulang ke rumah malam-malam.

"Kakak ayo pulang!" pekik Faleesha dengan Alsaki di belakangnya dengan tangan yang di genggam Faleesha erat.

Kaivan menatap mereka berdua bingung karena mata Alsaki yang memerah dan Faleesha yang menampilkan raut wajah yang tidak seperti biasanya, Kaivan bergidik melihatnya.

"Kenapa?" tanya Kaivan yang tidak mendapat jawaban apapaun.

"Muka adek lo serem banget, Kai. Merinding gue," bisik Arya yang ternyata juga merasakan hal yang di rasakan oleh Kaivan. Padahal biasanya Faleesha selalu menampilkan aura ceria dan elegan, tapi ini baru pertama kali Kaivan melihatnya seperti ini.

"Lo masuk sana, tanyain ke kakek kenapa gini. Gue ngurusin dua bocah ini dulu," suruh Kaivan.

"Yaudah," kata Arya sebelum melesat pergi dari sana dan masuk ke dalam rumah kayu itu.

Setelah melihat Arya yang sudah tak terlihat lagi, Kaivan menuntun kedua adiknya untuk duduk di tempat duduk yang tersedia di sana. Ia mengelus rambut panjang Faleesha dengan lembut, ia belajar ini dari Devina yang selalu mengelus kepala Faleesha saat gadis itu diganggu sama dia atau tersinggung sama perkataan Alsaki.

"Aku nggak mau lagi ke sini, dia jahat banget sama kita!" untuk pertama kalinya Faleesha mengeluarkan suara setelah hampir lima menit hanya diam.

"Dia siapa? kenapa?" tanya Kaivan, memancing Faleesha agar bicara lebih banyak lagi. Juga melampiaskan kekesalannya agar tidak terus-terusan menahannya.

"Aku nggak tau, dia tadi ngedorong Saki sampe jatuh terus ngatain aku sok baik, pencitraan dan lainnya. Padahalkan niat aku baik," ujar Faleesha dengan nafas yang mengebu.

Kaivan terus mendengarkan cerita Faleesha dan otaknya langsung tertuju ke arah anak laki-laki yang sifatnya sama persis dengan yang di sebutkan oleh Faleesha.

Padahal Kaivan sudah memberitahu agar anak itu menjaga sedikit ucapannya dan mengurangi kelakuannya yang kasar pada siapapun yang tak ia sukai.

"Kalo dia minta maaf, kamu maafin kan?" tanya Kaivan yang langsung di balas gelengan kuat oleh Faleesha.

"Kalo Saki, gimana?" tanya Kaivan yang beralih menatap Saki yang sedari tadi duduk di pangkuannya. Karena lama tak ada jawaban, Kaivan menunduk untuk melihat Alsaki.

"Yah, ternyata tidur hahaha!" tawa Kaivan di ikuti Faleesha yang melihat Kaivan tertawa, perlu kalian ketahui kalo tawa Kaivan itu menular.

"Yaudah yuk pulang!"

__________

"Buset! gede banget rumah lo," celetuk Arya saat mobil yang mereka tumpangi berhenti di depan rumah mewah dua lantai itu.

"Bukan rumah gue," bantah Kaivan.

"Iya, rumah orang tua lo. Eh tapi mereka siapa?" tanya Arya saat melihat tiga orang remaja yang berdiri di depan pintu rumah Kaivan.

The Crown Prince [ hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang