Kaivan menyuruh Jeremy membuat group chat di media chat yang dipakai oleh semua anak kelas, ia tidak punya semua nomor ponsel ataupun media sosial semua teman sekelasnya kecuali Jeremy yang memang waktu itu meminta sendiri padanya.
Tetapi sebelum Kaivan memberikannya, ia berpesan pada Jeremy agar tidak membagikan pada orang lain terutama anak cewek. Itu menganggu privasinya. Jeremy menepati omongannya walaupun Kaivan masih tetap marah karena Jeremy memasukkannya di grup angkatan.
"Harusnya lo itu manfaatin wajah lo buat ngegaet cewek, bro!" kata Jeremy waktu melihat Kaivan yang menghapus semua pesan dari anak - anak cewek angkatannya dan mengganti photo profile nya menjadi foto Devina waktu masih muda.
Kaivan bukan tipe orang yang suka bermain dengan perempuan, hati perempuan itu sensitif, jika Kaivan salah sedikit saja hasilnya akan sangat buruk. Apalagi jika perempuan yang Kaivan singgung bukanlah tipe orang yang pemaaf. Maka dari itu Kaivan berusaha untuk sedikit berjarak dengan perempuan, selain memang kebanyakan perempuan takut dekat dengannya.
"Kai, gue nggak tau id line cwek yg duduk samping lo," ujar Jeremy setelah ia menghitung siapa saja yang sudah masuk ke dalam grup kelas, hanya satu lagi yang belum, Nadeen.
"Terus?"
Jeremy berdecak. "Ya lo mintain lah!"
"Lo aja."
"Gue nggak kenal dia," balas Jeremy.
"Alasan, lo sokap sama gue."
"Ya aura lo aura bangsawan sih, siapa tau kedudukan lo tinggi ya kan jadi kecipratan ke gue," ungkap Jeremy yang membuat Kaivan berdecak kesal. Berbicara dengan Jeremy yang terlalu blak - blakan membuatnya kesal karena apa yang di ucapkan Jeremy selalu tepat sasaran.
"Ck, gue bukan bangsawan!"
"Kalo sampe gue tau lo bangsawan, gue bunuh lo!" ancam Jeremy.
Kaivan memicingkan matanya. "Berani lo?"
"Ya nggak," sahut Jeremy cepat dengan cengiran di wajahnya.
Setelahnya kembali hening karena Jeremy dan Kaivan yang kini sibuk dengan ponselnya, entah apa yang mereka mainkan sampai tidak menyadari sudah banyak yang datang ke kelas dan membuat semuanya ramai.
"Gue serius, muka lo mirip sama raja Rafandra. Walaupun cakepan beliau sih," ujar Jeremy sebelum pindah ke mejanya karena melihat Nadeen yang sudah memasuki kelas dengan beberapa tas di tangannya.
Kaivan tak memperdulikan perkataan Jeremy, tentang tingkat ketampanan antara dirinya dengan sang ayah, ia memang mengakuinya karena Kaivan belum glow up. Lihat saja nanti saat ia sudah glow up, sudah pasti Kaivan lebih tampan.
"Tas lo banyak juga," sindir Kaivan saat melihat Nadeen melewati mejanya lalu menaruh semua tas di atas meja belakang Kaivan, menyisakan satu tas lusuh milik Nadeen yang berada di pundaknya.
______________
"Adek lo mana?" tanya Ferran.
Mereka duduk di meja kantin dengan makanan yang sudah mereka pesan, suasana kantin yang ramai membuat suara Ferran sedikit terendam hingga membuatnya harus mengulangi ucapannya.
"Sekolah mereka," jawab Kaivan.
Setelah kejadian kantin waktu lalu, Kaivan tidak lagi membiarkan adik - adiknya datang kesini kecuali jika mereka bersama Dipta atau Garvi. Kaivan hanya tak mau terlibat masalah dengan kakak kelas yang sudah dicap bermasalah, Kaivan sudah tahu dirinya sudah dicap adik kelas kurang ajar oleh mereka. Itu informasi yang diberikan oleh Gala, si pemberi informasi baru selain Arya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Prince [ hiatus ]
FantasyKaivan Tarachandra, nama Putra Mahkota dari Raja Rafandra dan Ratu Devina yang hilang lima belas tahun silam. Kaivan hanya remaja biasa yang cukup banyak dikenal oleh orang-orang di tempat tinggalnya, setidaknya sebelum dua orang yang seumuran deng...