"Ganteng banget buset," decak Kaivan kagum."Widih ini waktu gue masuk smp? nggak nyangka gue punya paparazi, mana cakep lagi yang di foto."
"Eh? kok ada foto gue manjat tembok? gue kaga dilaporin ke guru kan ya?"
"Dari posisi manapun gue tetep ganteng," kekeh Kaivan.
Rafandra menggelengkan kepalanya mendengar celotehan Kaivan yang hanya memuji ketampanannya sendiri, ya memang ia akui kalau Kaivan memang tampan.
Tadi saat Kaivan membuka berkas yang Rafandra berikan, ia kaget karena berkas itu berisi laporan tentang dirinya dan juga banyak foto dirinya dari kecil hingga besar yang difoto secara diam-diam. Kaivan juga kaget saat mengetahui identitas tante yang selama ini merawatnya.
"Tapi kenapa aku nggak langsung dibawa pulang, Yah?" tanya Kaivan yang membuyarkan lamunan Rafandra.
"Sudah, kamu saja yang setiap orang kerajaan datang langsung lari," Rafandra menghela nafasnya.
"Sebenernya bisa saja mereka langsung menangkap kamu, tapi mommy kamu itu yang melarang untuk bawa paksa kamu," lanjutnya.
"Masa sih?" tanya Kaivan pada dirinya sendiri, ia kembali memutar ingatannya pada tahun tahun lalu dan tidak ada satupun yang ia ingat.
"Salah orang kali, Pa."
"Ingatanmu buruk," decak Rafandra.
"Nurun siapa coba, Dad?" tanya Kaivan.
"Kamu mau panggil saya apa, Kaivan? Ayah, Papa atau Daddy?"
"Babeh aja gimana?" tawar Kaivan yang langsung di pelototi oleh Rafandra.
"Kita bukan orang betawi."
"Ya udah, kan kata bunda senyaman Kaivan aja manggilnya apa," kekeh Kaivan.
"Ya, terserah. Sana keluar, Ayah mu ini harus kerja. Jangan lupa mulai besok kamu sekolah di tempat Leesha," peringat Rafandra yang membuat Kaivan teringat akan sekolahnya.
Ia lupa tadi tujuannya berangkat ke sekolah dan berakhir di sini, Kaivan mengecek saku celananya, tapi tidak menemukan apapun. Hanya ada uang dua ribu.
"Pa, liat hp aku nggak?"
"Tanyakan ke Dipta atau Garvi, kalau nggak ada suruh mereka beli untuk kamu."
"Oke, eh iya, Dad. Nanggung nggak sih kalo pindah sekolah? aku kan udah kelas sembilan," tanya Kaivan.
"Daripada kamu bolak balik dari istana ke sekolah kamu, nanti kecapekan."
Mendengar kalimat yang keluar dari Rafandra, entah kenapa membuat hati Kaivan menghangat. Lantas ia berlari ke arah Rafandra yang sedang berdiri itu dan meloncat ke arahnya.
"Papa perhatian banget, jadi seneng hehe."
__________
"Siapa?" tanya orang di seberang sana, membuat Kaivan melebarkan senyumnya.
"Oi Mbul, ini gue."
"KAI?! WOI LO DIMANA ANJIR, GUE NYARIIN LO DARI TADI TAU NGGAK? GUE SAMPE NGIRA LO DI CULIK, SIALAN!"
Kaivan menjauhkan telinganya dari hp barunya, iya hp baru. Karena hp nya hilang, jadi sesuai kata Rafandra tadi, ia menyuruh Dipta dan Garvi buat beli yang baru.
"Gue abis dapet sesuatu yang bahkan nggak gue percaya, pake banget!" seru Kaivan tertahan, ia takut menganggu Faleesha dan Alsaki yang masih tidur di kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Prince [ hiatus ]
FantasyKaivan Tarachandra, nama Putra Mahkota dari Raja Rafandra dan Ratu Devina yang hilang lima belas tahun silam. Kaivan hanya remaja biasa yang cukup banyak dikenal oleh orang-orang di tempat tinggalnya, setidaknya sebelum dua orang yang seumuran deng...