part 8

2.6K 242 9
                                    

"Lo dapet kelas apa?" tanya Kaivan yang berdiri menyender tembok sekolah, satu tangannya di masukkan ke dalam saku celana seragam SMPnya, sedangkan satunya lagi memegang tas Arya yang tadi memang dititipkan Arya sebelum pergi ke papan pengumuman.

"IPA tiga," jawabnya lesu.

Kaivan menepuk bahu Arya, mereka tidak sekelas. Padahal Kaivan sudah yakin jika ia akan sekelas dengan Arya kemarin, ternyata dugaannya salah.

"Lo gimana ntar?" Kaivan mengangkat bahunya tanda tak tahu.

"Ga gimana-gimana," jawab Kaivan.

"Serius monyet, ntar kalo lo ga dapet temen ke kelas gue aja ya. Biar lo ga kesepian," kata Arya dengan wajah iba dan menepuk bahu Kaivan beberapa kali. Kaivan mendengus, tapi ia tetap menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Kini mereka berpisah karena Kaivan harus masuk ke kelasnya, sedangkan kelas Arya masih terpaut satu kelas lagi. Iya, Kaivan kelas IPA 1 dan Arya IPA 3. Sudah jelas bukan mana yang lebih unggul?

"Woi!" suara anak laki-laki yang masih seperti anak kecil itu membuat Kaivan menoleh dan mendapati laki-laki yang kemarin ia lihat, Melvin.

"Manggil gue?" tanya Kaivan dengan alis terangkat satu.

"Nggak!" balas Melvin ketus.

"Oh," kata Kaivan singkat lalu masuk kedalam kelas, meninggalkan Melvin yang menampilkan raut wajah kesal.

"Menyebalkan, sangat menyebalkan!"

Melvin masuk ke kelas yang sama dengan kelas yang di masuki Kaivan, ia menatap satu persatu siswa baru yang akan mengikuti MOS tahun ini. Melvin berdiri tepat di depan para peserta MOS di kelas IPA 1, membuat Kaivan menatapnya heran. Ia ingin bertanya, tapi mengingat imagenya yang cool jadi ia menahannya.

"Selamat pagi," sapa Melvin dengan suara tegasnya yang bisa di bilang masih dalam masa pubernya.

"Pagii!!" seru kelas IPA 1 dengan serentak.

"Sebagai pembukaan dan menunggu kakak panitia yang lain, gimana kalau kita perkenalan dulu? di mulai dari urutan pertama," usul Melvin yang membuat sebagian mengiyakan dan sebagian menolak.

"Siapa yang pertama?" tanya Melvin karena tidak ada yang berdiri dan maju ke depan.

Kaivan berdiri dan maju ke depan, ia lupa kalau ia ada diurutan pertama di kelas ini. Memang absensi kelas saat ini tidak sesuai urutan abjad, melainkan nilai saat test ujian pendaftaran.

"Kaivan Tarachandra, panggil Kaivan." Perkenalan singkat dan jelas, namun membuat berbagai pertanyaan muncul di benak teman-temannya, terutama Melvin.

"Itu aja?"

Kaivan mengangguk.

"Tambahin dikit, lah!" kata Melvin menawar, Kaivan yang ia temui kemarin dan sekarang berbeda jauh.

"Ck, karna lo nggak mau. Berdiri di depan kelas, satu kaki diangkat!" kata Melvin lagi, kali ini lebih tegas dari sebelumnya.

Waktu berjalan dengan cepat, satu persatu memperkenalkan dirinya masing-masing dengan cara mereka sendiri, tetapi kebanyakan mereka masih malu-malu saat perkenalan.

Sampai sebagian telah memperkenalkan diri, semua panitia sudah berada di kelas tersebut. Ternyata Garvi termasuk salah satu panitia, dan ada satu lagi yang membuat Kaivan malas. Kalila, dia juga salah satu panitia di kelas ini.

"Oke, cukup. Karena semua sudah memperkenalkan diri masing-masing, sekarang kita yang akan memperkenalkan diri," Melvin mengambil nafas sebelum melanjutkan ucapannya, "perkenalkan nama saya Melvin Gantara, biasa di panggil Melvin. Sampai sini ada pertanyaan?"

The Crown Prince [ hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang