Keesokan paginya. Kaivan berangkat ke sekolah bersama Dipta dan Garvi, tentu saja atas permintaan sang Ibu.
"Kai!"
Kaivan menoleh ke asal suara yang familiar di telinganya itu, begitu juga dengan Dipta dan Garvi yang berjalan di sebelah Kaivan. Di tangan Dipta, tersampir tas hitam milik Kaivan.
"Oi," balas Kaivan saat Arya menghampirinya.
"Wah, akhirnya! gue kira lo beneran mau jauhin gue," kata Arya sembari menepuk lengan Kaivan yang membuat sang empunya lengan meringis kesakitan.
"Sakit, anjing!" maki Kaivan.
"Hah? kenapa lo? bukannya udah sembuh?" tanya Arya dengan ekspresi bingung, dan laki-laki itu menepuk lengan kanan Kaivan yang seharusnya tidak apa-apa karena yang luka sebelumnya adalah tangan kiri.
Kaivan memperlihatkan luka di tangannya pada Arya, yang membuat sahabatnya itu terkejut melihat lengan Kaivan penuh dengan goresan yang terlihat baru.
"Napa nih?!" tanya Arya sembari menekan luka itu.
Kaivan langsung menepis tangan Arya, menatap laki-laki itu sinis. Kebiasaan Arya yang satu ini benar-benar membuat Kaivan ingin melemparnya ke rawa-rawa.
"Ditabrak mobil tuh sama mereka," kata Kaivan sembari menunjuk ke arah Dipta dan Garvi menggunakan dagunya.
Sedangkan Dipta dan Garvi yang mendengar itu hendak membantah karena yang sebenarnya terjadi adalah Kaivan yang menabrak mobil mereka, namun mereka memilih untuk diam.
Arya berdecak tiga kali dengan cepat sembari menggeleng-gelengkan kepalanya pelan.
"Tapi kayanya gue harus berterimakasih ke mereka, lo balik ke setelan awal gini abis ditabrak, kan?" ucap Arya yang kini menatap Kaivan dengan ekspresi berpikir.
"Sialan!" umpat Kaivan.
___________
"Dip, beliin makanan," kata Kaivan pada Dipta setelah laki-laki itu duduk di salah satu meja kantin.
"Makanan apa, Kai?" tanya Dipta.
Kaivan berdecak pelan. "Apa aja serah, cepetan gue laper."
"Baik."
Setelah Dipta pergi, kini Kaivan menatap Garvi yang berdiri di depannya. Hal itu membuat Kaivan mendengus pelan. Jika Dipta masih bisa sedikit bersikap santai dengannya, berbeda dengan Garvi yang benar-benar segan dengannya.
"Gue harus ngajarin Dipta sama Garvi akting biar natural," kata Kaivan dalam hatinya.
"Duduk Gar, ini sekolah," kata Kaivan.
Kaivan menyuruh Garvi agar lebih dekat dengannya, laki-laki itu mencondongkan tubuhnya ke arah Garvi, merangkul bahu laki-laki itu.
"Di sini mana aja yang bangsawan?" tanya Kaivan pelan, seperti berbisik.
Pertanyaan itu membuat Garvi melihat sekelilingnya, melihat satu-persatu meja yang ditempati oleh para siswa. Karena meja yang mereka tempati berada di pojokan, hal itu memudahkan Garvi.
"Dua meja depan dari sini, tiga meja ke kanan dari meja itu, satu meja belakangnya dan dua meja depan dari meja sebelumnya," ujar Garvi yang membuat Kaivan ikut melihat ke arah yang disebutkan.
"Mereka semua?" tanya Kaivan yang dibalas anggukan oleh Garvi.
"Biasanya para bangsawan berkumpul dengan bangsawan juga, kalau mereka berkumpul dengan rakyat biasa itu hanya untuk dijadikan babu," jelas Garvi yang dibalas anggukan pelan oleh Kaivan.
![](https://img.wattpad.com/cover/261722529-288-k369309.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Prince [ hiatus ]
FantasiKaivan Tarachandra, nama Putra Mahkota dari Raja Rafandra dan Ratu Devina yang hilang lima belas tahun silam. Kaivan hanya remaja biasa yang cukup banyak dikenal oleh orang-orang di tempat tinggalnya, setidaknya sebelum dua orang yang seumuran deng...