part 13

1.9K 191 4
                                    


"Thanks," ucap Kaivan yang membuat Kalila kaget karena tiba - tiba sebuah suara yang masih puber itu menyapa gendang telinganya.

"Sama - sama," balas Kalila setelah menormalkan detak jantungnya yang berpacu dengan cepat.

Kaivan mengamati Kalila yang mengompres Faleesha dengan telaten, dari sini Kaivan bisa melihat sisi lain Kalila yang penyayang.

Karena tak mau terlalu larut dengan pikirannya, Kaivan memilih untuk keluar dari kamar Faleesha dan  berjalan menuruni tangga.

"Belum dateng?" tanya Kaivan yang hanya melihat tiga orang di ruang tamu, siapa lagi kalo bukan Alsaki, Arya dan juga Melvin.

Melihat tingkah Alsaki yang sudah mulai aktif membuat Kaivan menghela nafasnya lelah, luka di siku Alsaki belum sepenuhnya diobati. Kaivan yang tak pandai mengobati luka tak mau mengambil resiko, jadinya ia hanya membersihkan luka di siku Alsaki dengan alkohol lalu obat merah.

Ia akan meminta dokter kerajaan untuk mengobati luka di tangan Alsaki nanti.

Arya menggeleng, "belum, palingan juga masih di jalan."

Baru sebentar Kaivan duduk, suara dering ponsel di sakunya membuatnya spontan berdiri lagi setelah melihat nama si penelpon.

Kaivan memberi isyarat pada Arya dan Melvin untuk ijin ke belakang, agar ia bisa berbicara dengan si penelpon dengan bebas dan juga tidak menganggu mereka yang sedang bermain.

Kaivan memilih untuk pergi ke kolam renang dan duduk di gazebo yang tak jauh dari pintu masuk.

"Halo, Dad?" sapa Kaivan setelah ia menggeser tombol hijau di ponselnya.

"Kamu kenapa menelpon dokter kerajaan datang ke rumah? kamu tidak papa kan, nak?" tanya suara di seberang sana yang terdengar cemas.

"Nggak, Kaivan nggak papa. Cuma Faleesha tiba - tiba pingsan, terus badannya panas, mau pulang ke istana tapi disini ada temen - temen Kai," jelas Kaivan secara singkat.

"Astaga, Leesha pingsan? bagaimana bisa?"

Kaivan terdiam sejenak. "Itu kayaknya Leesha kaget."

"Kaget? kaget kenapa?" 

"Nanti waktu kalian pulang Kaivan ceritain semuanya, nggak usah khawatir, Kai bisa jagain mereka."

"Ya sudah, kalo terjadi sesuatu dan kamu tidak tahu harus apa, minta tolong sama Dipta atau Garvi. Dad sudah meminta mereka untuk menjaga kalian."

"Iya dad."

"Eh, satu lagi!"

"Apa?"

"Aku udah kasih tau Arya."

"Arya bisa tutup mulut tentang ini, kan?"

"Bisa," balas Kaivan dengan mantap.

"Bagus, jaga diri kalian baik - baik, lusa kita pulang. Titipkan salam daddy ke Leesha dan Saki, jangan tidur larut malam."

Kaivan menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, ia melihat jam di tangannya yang sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat dua puluh menit malam. Pantas saja Rafandra menelponnya, seharusnya ia sudah tidur dari sekitar satu jam lalu bukan malah menelpon dokter.

Tanpa berlama - lama lagi, Kaivan segera masuk ke dalam rumah karena udara yang semakin dingin dan membuat Kaivan sedikit merinding.

"Loh? udah?" tanya Kaivan saat ia melihat sang dokter sedang berbicara dengan Dipta.

Sang dokter membungkuk ke arah Kaivan sebagai tanda penghormatan, sedangkan Dipta juga membungkukkan badannya sedikit.

"Kalo begitu saya permisi dulu, Tuan Muda," pamit sang dokter setelah memberi tahu keadaan Faleesha yang ternyata hanya kelelahan dan kaget.

The Crown Prince [ hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang