"Kaivan, ayo bangun nak!"
Mata Kaivan mengerjap karena terusik dengan suara yang membangunkannya dan cahaya yang silau mengenai matanya.
"Ayo bangun, kamu udah telat!" kata Devina sambil menarik tangan Kaivan agar segera bangun.
"Lima menit lagi," pinta Kaivan yang kembali merebahkan badannya.
Devina menggeleng. "Nggak ada, ayo bangun!" Kaivan tak juga bergeming, ia kembali ke alam bawah sadarnya.
Alsaki yang baru selesai bersiap kini sudah berdiri di ambang pintu kamar Kaivan, entah mengapa tiba-tiba satu ide terlintas di otaknya. Ia berlari menuju ranjang Kaivan dan segera menaikinya, kemudian melompat-lompat disana, membuat Kaivan terbangun karena gerakan yang membuatnya terganggu.
"KAKAK AYO BANGUN!!" teriaknya tepat di telinga Kaivan.
"UDAH JAM SEMBILAN!"
Kaivan langsung terbangun karena teriakan Alsaki.
"Jam sembilan?!"
Kaivan langsung beranjak dari kasur dan berlari ke kamar mandi, tak butuh waktu lama ia sudah keluar dari kamar mandi dengan seragam sekolahnya yang belum di kancingkan.
"Kamu ini, Mom nggak ikutan ya kalo nanti Kakak kamu marah," kata Devina saat Kaivan masuk ke kamar mandi.
Sedangkan Alsaki yang tengah tertawa keras itupun langsung terdiam, ia menatap Devina dengan pandangan memelas. Tangan kecilnya memegang tangan Devina dan menggoyang-goyangkannya, meminta agar Devina membantunya.
"Mommy," panggilnya dengan wajah yang menggemaskan, Devina yang sudah hafal dengan tabiat anak bungsunya inipun hanya bisa tersenyum.
Devina menggendong Alsaki bersamaan dengan Kaivan yang keluar dari kamar mandi, beliau menggelengkan kepalanya melihat penampilan anak sulungnya yang jauh dari kata rapi.
"Mama kok nggak bangunin aku?" tanya Kaivan yang sedang di pasangkan dasi oleh Devina.
"Mommy udah bangunin, tapi kakak nggak mau bangun." Bukan Devina yang menjawab, melainkan Alsaki yang kini tengah duduk dengan tenang di sofa kamar Kaivan.
"Diem lo, bocah!" kata Kaivan sinis.
"Sudah - sudah jangan gitu sama adik kamu, sana berangkat! sudah ditunggu Dipta sama Garvi," lerai Devina sebelum mereka bertengkar.
Kaivan mengangguk, ia mencium punggung tangan Devina dan pipi kanan Devina. Setelah itu berjalan keluar kamar, tak memperdulikan Alsaki yang menatapnya kecewa karena Kaivan tak pamit padanya.
"Kakak jahat!" gumam Alsaki mendengus kesal.
____________
"Kamu kenapa telat?" tanya anak OSIS yang menjaga pintu masuk sekolah.
"Ya telat," balas Kaivan.
"Iya tau, tapi telatnya itu kenapa?" tanya anak OSIS itu lagi.
"Karena telat," balas Kaivan dengan kata yang sama.
Anak OSIS itu memijat pelipisnya, ia yang tak mengerti atau anak didepannya itu yang terlalu pintar memberi alasan?
"Sana masuk! apel pagi belum selese, kamu baris di barisan anak-anak yang telat!" perintahnya membuat Kaivan mengangguk lalu segera pergi dari sana, meninggalkan orang yang ber-name tag Johan itu tanpa sepatah katapun.
"Dia beneran manusia kan ya? cakep bener buset," gumam Johan yang melihat punggung Kaivan yang mulai menjauh.
"Kalian juga telat?!" teriak Johan pada Dipta dan Garvi yang berjarak beberapa langkah darinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/261722529-288-k369309.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Prince [ hiatus ]
FantasyKaivan Tarachandra, nama Putra Mahkota dari Raja Rafandra dan Ratu Devina yang hilang lima belas tahun silam. Kaivan hanya remaja biasa yang cukup banyak dikenal oleh orang-orang di tempat tinggalnya, setidaknya sebelum dua orang yang seumuran deng...