Kaivan kaget saat anak didepannya tiba-tiba jatuh tak sadarkan diri, dengan sigap ia membawa anak itu keluar barisan dan meminta agar membawa anak itu ke UKS. Tapi yang ia temukan hanya petugas yang perempuan karena yang laki-laki juga sedang bertugas, jadi Kaivan dengan terpaksa membawa anak yang ia bawa itu ke UKS, untungnya ia tidak berat.Sesampainya disana ternyata tempatnya ramai, banyak yang pingsan hingga membuat UKS kekurangan tempat dan akhirnya mereka menggelar karpet di luar UKS.
"Kamu tungguin dia sampai bangun ya," kata perempuan ber-name tag Misella itu memberikan minyak kayu putih ke Kaivan.
"Wah rame banget!" celetuk seseorang yang di kenali Kaivan itu membuatnya menoleh, dan mendapati Kalila dengan membawa beberapa keperluan medis di tangannya.
"Kayaknya kita nggak terlalu keras, kenapa banyak yang tumbang?" tanya Kalila yang masih bisa di dengar oleh Kaivan.
"Pas ditanya sih, kebanyakan banyak yang belum sarapan. Tadi ada anak cowok yang bilang gitu, pas udah dikasih makanan dia jadi semangat, malah ngebantuin kita. Anaknya lucu kan?" jelas teman Kalila yang memberikan minyak ke Kaivan tadi.
"Hahaha, wah! gue mau lihat dia, yang mana Sel? jarang banget lo muji orang," goda Kalila yang membuat Misella tersenyum malu. Kaivan menggelengkan kepalanya mendengar percakapan mereka.
"Eunggh," Kaivan menoleh saat mendengar lenguhan dari anak perempuan yang ia bawa.
"Bisa duduk?" tanya Kaivan yang membuat perempuan itu mengangguk, lalu ia duduk dibantu oleh Kaivan.
Kaivan memberikan air hangat ke perempuan itu, dan membantunya memegang gelasnya karena tenaga perempuan itu yang masih lemah.
"Makasih," kata perempuan itu.
Kaivan mengangguk, "gue balik."
"Tunggu!" tangan perempuan itu memegang tangan Kaivan agar tidak pergi.
"Gue boleh tau nama lo?" tanya perempuan itu sedikit gugup karena di tatap oleh Kaivan.
Kaivan mengernyitkan dahinya, setelah itu ia mengangguk. "Kaivan."
"Makasih udah nolongin gue, kaivan."
Kaivan mengangguk, tanpa berlama-lama lagi ia pergi meninggalkan perempuan itu dan juga Kalila dan Misella yang memperhatikan mereka.
"Muka lo kenapa gitu?" tanya Misella saat menatap Kalila yang masih melihat punggung Kaivan yang sudah menghilang setelah berbelok.
"Itu tadi yang namanya Kaivan," kata Kalila pelan.
"Oh, dia? lo cemburu liat dia sama cewek itu? kalo dari cerita gue sih, dia tadi cuma kebetulan aja berdiri di belakang cewek itu, terus pas cewek itu pingsan dia yang nolongin karna petugas lain yang cowok juga sibuk," jelas Misella.
"Tapi dia ke cewek itu lembut, ke gue kaya mau nerkam. Mana tatapannya tajam banget lagi," kata Kalila bergidik ngeri membayangkan tatapan Kaivan saat menatapnya dulu.
"Herannya gue malah tambah suka sama dia," lanjutnya dengan raut wajah yang berubah menjadi binar bahagia.
"Kalo gitu kejar dia dengan elegan, jangan menye-menye. Sifat lo yang terlalu ramah itu bikin orang lain kadang salah tangkap, bukannya keliatan ramah malah keliatan ganjen," saran Misella yang membuat Kalila mengangguk paham.
Kalila mengangkat kedua jempolnya ke Misella, tanda ia akan melakukan cara itu untuk mengejar Kaivan. Ia juga tidak melupakan saran Jizan untuk tidak melewati batas.
"Eh tapi, gue bingung sih. Tadi Jizan bilang kalo gue sama Kaivan itu beda kelas, kan emang beda kelas? dia kelas sepuluh, gue kelas sebelas!" kata Kalila mengeluarkan unek-uneknya yang sedari tadi menganggu pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Prince [ hiatus ]
FantasíaKaivan Tarachandra, nama Putra Mahkota dari Raja Rafandra dan Ratu Devina yang hilang lima belas tahun silam. Kaivan hanya remaja biasa yang cukup banyak dikenal oleh orang-orang di tempat tinggalnya, setidaknya sebelum dua orang yang seumuran deng...