[Ollin]
"Kak nando, denger-denger kak fariz kan bakal lanjutin kuliahnya di sidney. Terus itu kapan kak?"
Hening.
Gue menaikan sebelah alis. Kak nando tidur beneran? Tadi setelah -gue nguping- pertengkaran kak nando sama pacarnya dia, kak nando langsung masuk kamar gitu aja. Dan setelahnya nampakin wajah galau. Gue datengin dianya, barulah kak nando curhat panjang lebar. Dan gue mengambil kesimpulan kalau kak nando habis putus sama pacarnya. Fix, keren amat.
"Kaaakk.." rengek gue sok manja. Sebenernya gue jijik sama kata manja, tapi berhubung ini menanyakan kak fariz si pengisi hati gue, gue relain aja lah..
"Apaan sih?! Berisik!"
"Ish, jahat!"
"Emang, baru tau?"
"Engga, kan kak nando selalu baik lah sama gue. Lha ini?" Tepat setelah gue ngomong gitu kak nando segera mengambil guling dan melemparnya kearah gue. Tapi.., gak kena! Gue kan pin...
Bugh!
Sendal lantai kak nando kini sudah mendarat indah diwajah gue. Wah, kak nando ngajak kelahi ternyata.
"Udah deh llin, gue mau elone. Gak mau diganggu!"
"Sok inggris. Salah ngomongnya lagi." Cibir gue dan setelahnya meninggalkan kak nando sendiri.
Hah... kira-kira kapan yah kak fariz pergi? Nanti kan bisa aja gue bawain kenang-kenangan gitu. Hih.
Mana hari minggu ini kak fariz belum kasih kabar, tepatnya setelah chat tadi malam itu. Atau lebih tepatnya lagi setelah gue bilang yang... ah sudahlah.
♣♣♣
Sebuah kata karma selalu hadir dimana saja. Mungkin inilah yang gue rasa. Atau elo juga? Haha, tapi gue yakin. Karma itu tak slalu membuat tangisan seseorang, melainkan membuat senyuman indah darimu...
Siapa yang nulis? Kata-kata dia kok rasanya kek nyindir gue ya?
"Ciee yang dapet surat. Ehm. Bentar lagi palingan jadian tuhh.." gue ngedongak. Kak nando udah senyum-senyum gaje kearah gue. Tunggu, kenapa cepat amat perubahan wajah kak nando?
"Kak siapa yang kirim?" Tanya gue penasaran.
"Adalah.. baca aja tuh diujung surat." Mendengar balasan kak nando gue segera mencari yang kak nando maksud.
'Prince dandelion'.
Kok rasanya gue familiar yah? Jangan-jangan...
"Ntu petunjuk, suruh elo ke bukit dandelion ollin adek gue yang tersayaaang." Suara kak nando membuat gue sadar. Gue harus mencari orang itu. Ini ... sebuah puzzle.
♣♣♣
Bukit dandelion kosong. Ehm, maksud gue sepi. Kok gak ada orang? Harapan gue runtuh. Pasti ini kerjaan orang iseng yang gak jelas. Gue duduk selonjor sambil sesekali memainkan ilalang dekat tanaman dandelion.
"Oh ternyata elo."
Siapa sih? Ngomong sama gue kan? Ah pasti bukan.
Tiba-tiba dari ekor mata gue, bisa dilihat seseorang yang menghambur duduk dan mengambil alih ilalang yang gue pegang melainkan satu surat lagi.
Dengan penasaran gue nengok kearah orang sebelah gue ini. Dia lagi natap bunga dandelion sambil sesekali menghirup nafas dalam. Dari samping wajahnya kok gue kayak kenal yah? Tapi dimana?.
"Jangan lama-lama merhatiin gue-nya entar malah naksir. Gue tau kok kalo diri gue ini kece, dan unyu. Secara gitu.. gue kan most wanted."
Jiah.. pede. Lagian gue juga gak nanya kok dia most wanted atau tidak.