"Kita mau kemanaaa?" Tanyaku jengkel. Dari tadi ni cowok naril-narik tangan orang gak jelas. Udah gitu jalan cepet tapi gak tau arah. Nyasar ampe hutan aja juga gak bakal sadar ni cowok.
"Gue bukan dora!"
Hah? Gue cuma bisa melongo.
Byurr...
Cipratan air becek dijalan pas kena mulut gue yang lagi melongo.
Wuassemm..
Nah liat kan? Ada becekan aja dia injek. Kalo tokai apa bakal tetep dia injek?
"Eh fariz! Lo ngajak gue kemana sih?"
Dia berhenti jalan.
Akhirnyaaaa!!
"Tadaaa.. menurut lo kita dimana?"
Dia melepas pergelangan tangan gue. Dan disini gue cuma bisa terkagum-kagum.
Ini bukit. Yang dilembahnya penuh dengan bunga dandelion.
Astagaa, mimpi apa gue semalem? Dengan senang gue berlari menuju lembah penuh bunga dandelion itu. Gue petik satu bunga, terus gue tiup.
Cantik.
"Lo suka?" Tanyanya yang membuat gue sadar, bahwa cowok itulah yang ngebawa gue kesini.
Gue mengangguk semangat. Lalu memetik satu bunga lagi. Dan meniupnya. Gue lakuin seterusnya.
"Llin.. selonjor disini deh" katanya yang ngebuat gue berhenti melakukan kegiatan. Dia menepuk-nepuk rerumputan sebelahnya. Maksud dia gue suruh duduk sebelahnya gitu?
Sebelum menuruti perkataan fariz, gue petik beberapa bunga dandelion. Buat ditiup-tiup pas lagi duduk. Kan keliatan couplenya gitu. Eh.
"Ahh.." aku segera selonjor. Menikmati setiap yang gue liat.
"Hei llin.."
"Hm?"
Dia diam.
Ah aneh.
"Eh riz. Eh maksudnya kak. Kok elo tiba-tiba aneh sih?" Tanyaku kemudian.
"Hm?"
"Lo beda dari yang gue kenal dulu."
Coba aja bayangin deh. Pertama dia selalu kasih kejutan ke gue pas pulang sekolah. Terus waktu dirumah pas gue sakit dia yang slalu disisi gue. Dan lagi. Waktu kita -gue, kak nando, kak fariz, nisa- lagi ke dream land. Gue nyasar. Dia yang slalu jadi penolong gue.
Lagi, dia ngajak gue makan permen kapas yang besarnya sewajah gue ini satu untuk berdua. Dan ini yang terakhir. Ngajak gue kebukit hanya dengan melangkah, tapi tempatnya bisa sebuset ini. Bener-bener gak bisa gue bilang norak!.
"Lo berubah semenjak gue minta ajarin cinta kalo gak salah" lanjutku. Dari ekor mataku bisa diliat dia tersenyum.
Tadinya mau gue abaikan aja. Tapi saat gue ngerasa tautan jari gue dan dia bersatu gue bingung.
Sumpah. Canggung mendadak.
"Llin.." dia membalikan badan gue. Lalu yang gue liat dia petik satu bunga dandelion. Gak tau buat apa.
Dia menangkup wajah gue diantara dua telapak tangannya.
Blush..
Jujur. Gue baru rasain ini!.
Dia menyelipkan anak rambut gue kebelakang telinga dan memasang bunga dandelion yang dia petik ke telinga gue.
Aaaaa...
Pipi gue panas!!
"Lo cantik" ujarnya sambil tersenyum. Wajahnya mendekat kearah gue.
Dulu waktu gue inget yanuar mau kek gini, gue ngeberontak. Tapi ini malah kayak patung.
Cup!
Satu kecupan dalam 10 detik di bibir.
Astaga!!!
10 detik! Itu lama banget hanya untuk kecupan!
"Menurut lo, lo yakin yang lo rasa ke sahabat lo itu cinta?" Tanyanya kemudian setelah kecupan lama itu.
Cinta?
♣♣♣
Romantis gak nih?
Ah abaikan. Voment kalo bisa ya.. thank you;))